Oleh M. Rasyid Nur
INILAH
pencinta literasi, yang berhimpun hari –Sabtu dan Ahad, 30/11 dan
01/12-2019– ini, pada acara Temu Nasional Guru Penulis (TNGP) 2019
tajaan Media Guru Indonesia. Guru Penulis yang tergabung ke dalam Guru
Penulis Media Guru Indonesia memperoleh kehormatan untuk merasakan
bagaimana naik MRT (masyarakat membacanya eM-aR-Ti) pada hari kedua
ini.
pencinta literasi, yang berhimpun hari –Sabtu dan Ahad, 30/11 dan
01/12-2019– ini, pada acara Temu Nasional Guru Penulis (TNGP) 2019
tajaan Media Guru Indonesia. Guru Penulis yang tergabung ke dalam Guru
Penulis Media Guru Indonesia memperoleh kehormatan untuk merasakan
bagaimana naik MRT (masyarakat membacanya eM-aR-Ti) pada hari kedua
ini.
Sabtu,
hari pertama dari dua hari yang dijadwalkan, aktivitas TNGP diisi
dengan acara ‘temu-ramah’ sesama peserta TNGP se-Indonesia di Aula Balai
Kota, Provinsi DKI, Jakarta. Inilah acara pokok TNGP yang sudah diset
sejak awal. Sebanyak 511 orang guru (kononnya ada juga beberapa orang
Siswa Penulis, hadir) berkumpul dalam satu ruangan hari itu. Itulah
Gedung Balai Kota, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi yang menjadi Ibu
Negara sebagai tempat diselenggarakannya acara.
hari pertama dari dua hari yang dijadwalkan, aktivitas TNGP diisi
dengan acara ‘temu-ramah’ sesama peserta TNGP se-Indonesia di Aula Balai
Kota, Provinsi DKI, Jakarta. Inilah acara pokok TNGP yang sudah diset
sejak awal. Sebanyak 511 orang guru (kononnya ada juga beberapa orang
Siswa Penulis, hadir) berkumpul dalam satu ruangan hari itu. Itulah
Gedung Balai Kota, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi yang menjadi Ibu
Negara sebagai tempat diselenggarakannya acara.
Hadir
pada acara hari pertama ini antara lain atas nama Gubernur DKI yang
diwakili oleh salah seorang Asisten Gubernur serta beberapa pejabat
daerah seperti Kakanwil Kemenag Sumatera Barat, Wali Kota/ Bupati dari
beberapa daerah Tingkat Kabupaten seperti dari Grobokan, Tanah Datar.
Ada juga Ketua DPRD bersama bupatinya dan seorang Kakankemenag Kabupaten
Bintan, Kepri. Pokoknya, mengejutkan karena ternyata tidak hanya guru
yang dihadirkan oleh Media Guru.
pada acara hari pertama ini antara lain atas nama Gubernur DKI yang
diwakili oleh salah seorang Asisten Gubernur serta beberapa pejabat
daerah seperti Kakanwil Kemenag Sumatera Barat, Wali Kota/ Bupati dari
beberapa daerah Tingkat Kabupaten seperti dari Grobokan, Tanah Datar.
Ada juga Ketua DPRD bersama bupatinya dan seorang Kakankemenag Kabupaten
Bintan, Kepri. Pokoknya, mengejutkan karena ternyata tidak hanya guru
yang dihadirkan oleh Media Guru.
CEO
Media Guru, Pak Muhammad Ihsan yang menjadi penanggung jawab utama
dalam acara ini sampai berkca-kaca menyampaikan pidato sambutannya di
hadapan para guru se-Indonesia yang datang tanpa bantuan biaya dari
siapapun. “Para guru ini hadir dengan biaya ‘semangat’ mereka,” katanya.
Semangat itulah yang mendatangkan biaya. “Tentang uang, ongkos dan
lain-lain mereka pakai uang sendiri,” katanya lagi dengan haru. “Jika
tidak karena semangat literasi, mereka tidak akan hadir di sini.” Begitu
ditegaskan Pak Ihsan dalam sambutannya pada acara temu-ramah ini.
Media Guru, Pak Muhammad Ihsan yang menjadi penanggung jawab utama
dalam acara ini sampai berkca-kaca menyampaikan pidato sambutannya di
hadapan para guru se-Indonesia yang datang tanpa bantuan biaya dari
siapapun. “Para guru ini hadir dengan biaya ‘semangat’ mereka,” katanya.
Semangat itulah yang mendatangkan biaya. “Tentang uang, ongkos dan
lain-lain mereka pakai uang sendiri,” katanya lagi dengan haru. “Jika
tidak karena semangat literasi, mereka tidak akan hadir di sini.” Begitu
ditegaskan Pak Ihsan dalam sambutannya pada acara temu-ramah ini.
Selain
CEO Media Guru memberikan sambutan juga Gubernur DKI yang
menitikberatkan isi sambutannya kepada pentingnya program literasi yang
digagas Media Guru. Ketika tingkat membaca bangsa kita begitu rendah,
kata Pak Asisten Gubernur, maka gagasan untuk menulis buku yang
dilakukan Media Guru ini sangatlah tepat. “Dengan menulis otomatis orang
akan membaca,” katanya.
CEO Media Guru memberikan sambutan juga Gubernur DKI yang
menitikberatkan isi sambutannya kepada pentingnya program literasi yang
digagas Media Guru. Ketika tingkat membaca bangsa kita begitu rendah,
kata Pak Asisten Gubernur, maka gagasan untuk menulis buku yang
dilakukan Media Guru ini sangatlah tepat. “Dengan menulis otomatis orang
akan membaca,” katanya.
Dengan
mengutip hasil survey yang banyak beredar di media, Gubernur DKI
kembali mengulang bahwa semangat membaca dan daya baca bangsa kita masih
sangat rendah berbanding beberapa Negara di dunia. Bahkan dengan
negara-negara di sekitar kita seperti Malaysia, Thailand kita masih
kalah dalam hal membaca. “Alangkah bagusnya gagasan ini agar ke depan
kita bisa meningkatkan daya baca-menulis bangsa kita.”
mengutip hasil survey yang banyak beredar di media, Gubernur DKI
kembali mengulang bahwa semangat membaca dan daya baca bangsa kita masih
sangat rendah berbanding beberapa Negara di dunia. Bahkan dengan
negara-negara di sekitar kita seperti Malaysia, Thailand kita masih
kalah dalam hal membaca. “Alangkah bagusnya gagasan ini agar ke depan
kita bisa meningkatkan daya baca-menulis bangsa kita.”
Meskipun
acara pokok diletakkan di hari pertama, ternyata acara hari kedua, Ahad
(01/12) ini lebih terasa gregetnya. Pasti sangat menarik bagi peserta
TNGP. Peserta diajak naik MRT sambil tetap menulis tentang pengalaman
selama mengikuti pertemuan tahunan ini. Naik MRT adalah satu hal,
sementara harus menulis sembari naik MRT adalah hal lain yang membuat
TNGP 2019 ini memiliki wahnya sendiri.
acara pokok diletakkan di hari pertama, ternyata acara hari kedua, Ahad
(01/12) ini lebih terasa gregetnya. Pasti sangat menarik bagi peserta
TNGP. Peserta diajak naik MRT sambil tetap menulis tentang pengalaman
selama mengikuti pertemuan tahunan ini. Naik MRT adalah satu hal,
sementara harus menulis sembari naik MRT adalah hal lain yang membuat
TNGP 2019 ini memiliki wahnya sendiri.
Tentang
adanya catatan penting pada TNGP tahun ini tidak dapat dipungkiri.
Selain jumlah pesertanya yang meningkat tajam berbanding tahun lalu,
acara dan kesempatan naik Moda Raya Terpadu (MRT) ini adalah catatan
yang belum pernah ada pada tiga edisi sebelumnya. Pastinya, MRT yang
baru diresmikan penggunaannya pada bulan Maret lalu, itu sesuatu yang
baru bagi kami, para peserta. Asyiknya lagi, kami para Guru Penulis ini
disuruh menulis sambil naik MRT. Kurang asyik apa lagi?
adanya catatan penting pada TNGP tahun ini tidak dapat dipungkiri.
Selain jumlah pesertanya yang meningkat tajam berbanding tahun lalu,
acara dan kesempatan naik Moda Raya Terpadu (MRT) ini adalah catatan
yang belum pernah ada pada tiga edisi sebelumnya. Pastinya, MRT yang
baru diresmikan penggunaannya pada bulan Maret lalu, itu sesuatu yang
baru bagi kami, para peserta. Asyiknya lagi, kami para Guru Penulis ini
disuruh menulis sambil naik MRT. Kurang asyik apa lagi?
Dan
kami tentu saja termasuk beruntung karena lebih awal merasakan naik
MRT. Artinya, jika ada orang Jakarta yang ternyata belum berksempatan
naik MRT karena memang masih baru, justeru orang-orang yang datang dari
jauh pagi ini sudah berksempatan merasakan kereta listrik yang adem itu.
Bayangkan, peserta ini datangnya dari seantero pelosok Indonesia. Ada
dari Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi dan lainnya di Pulau
Sumatera. Ada pula dari Pulau-pulau lain seperti Kalimantar, apalgi Jawa
sebegitu ramainya. Malah diantara kami, ada yang baru untuk pertama
kali menginjakkan kaki di Ibu Kota Negara. Tapi istimewanya langsung
bisa merasakan naik kereta istimewa. Kurang hebat apa lagi?***
kami tentu saja termasuk beruntung karena lebih awal merasakan naik
MRT. Artinya, jika ada orang Jakarta yang ternyata belum berksempatan
naik MRT karena memang masih baru, justeru orang-orang yang datang dari
jauh pagi ini sudah berksempatan merasakan kereta listrik yang adem itu.
Bayangkan, peserta ini datangnya dari seantero pelosok Indonesia. Ada
dari Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi dan lainnya di Pulau
Sumatera. Ada pula dari Pulau-pulau lain seperti Kalimantar, apalgi Jawa
sebegitu ramainya. Malah diantara kami, ada yang baru untuk pertama
kali menginjakkan kaki di Ibu Kota Negara. Tapi istimewanya langsung
bisa merasakan naik kereta istimewa. Kurang hebat apa lagi?***