Oleh M. Rasyid Nur
PERNAHKAH
Anda dikejar binatang buas? Atau sekadar merasa saja? Merasa dikejar dalam
mimpi, misalnya? Jika pernah, sudah pasti kita tidak ingin lagi. Pasti
menakutkan. Jangankan dikejar harimau atau singa, dikejar oleh kerbau
‘mengamuk’ saja sudah pasti sangat menakutkan. Akan tahu dan terasa oleh kita,
sedang ada dimana darah dan perasaan kita pada saat itu.
Anda dikejar binatang buas? Atau sekadar merasa saja? Merasa dikejar dalam
mimpi, misalnya? Jika pernah, sudah pasti kita tidak ingin lagi. Pasti
menakutkan. Jangankan dikejar harimau atau singa, dikejar oleh kerbau
‘mengamuk’ saja sudah pasti sangat menakutkan. Akan tahu dan terasa oleh kita,
sedang ada dimana darah dan perasaan kita pada saat itu.
Analogi
itu boleh saja teman-teman anggap berlebihan. Lebay. Terlalu hyperbol jika yang
saya maksud perasaan takut dalam tulisan ini hanya takut dikejar deadline menyetor (memosting) tulisan di
Gurusiana. Waduh, benar-benar lebay, kata teman-teman? Tapi tunggu. Saya mau
bertanya lagi, apa perasaan kita ketika tiba-tiba kita sudah berada di
penghujung batas waktu mengirimkan naskah untuk satu tugas atau tanggung jawab
menulis yang sudah ditetapkan waktunya?
itu boleh saja teman-teman anggap berlebihan. Lebay. Terlalu hyperbol jika yang
saya maksud perasaan takut dalam tulisan ini hanya takut dikejar deadline menyetor (memosting) tulisan di
Gurusiana. Waduh, benar-benar lebay, kata teman-teman? Tapi tunggu. Saya mau
bertanya lagi, apa perasaan kita ketika tiba-tiba kita sudah berada di
penghujung batas waktu mengirimkan naskah untuk satu tugas atau tanggung jawab
menulis yang sudah ditetapkan waktunya?
Saya
hanya ingin berbagi cerita. Ketika pertama Gurusiana membuat tantangan menulis
kepada member blog guru ini medio Januari lalu, semua kita (yang menyatakan dan
bertekad ikut) langsung tancap gas. “Saya akan ikut tantangan ini.”
Begitulah kira-kira kalimat yang keluar dari mulut kita. Dan pada 15 Januari
itu adalah tulisan pertama kita sebagai tulisan pertama. Itulah #TantanganGurusiana
Hari ke-1 kita yang wajib rutin diposting minimal satu tulisan per harinya hingga
30 hari ke depan. Karena syarat lulus tantangan dan akan mendapatkan
pengharagaan (piagam) adalah tidak boleh terputus satu haripun memosting
tulisan di blog Gurusiana, maka di sinilah perasaan ‘berdebar’ yang akan memicu
adrenalin itu akan terasa.
hanya ingin berbagi cerita. Ketika pertama Gurusiana membuat tantangan menulis
kepada member blog guru ini medio Januari lalu, semua kita (yang menyatakan dan
bertekad ikut) langsung tancap gas. “Saya akan ikut tantangan ini.”
Begitulah kira-kira kalimat yang keluar dari mulut kita. Dan pada 15 Januari
itu adalah tulisan pertama kita sebagai tulisan pertama. Itulah #TantanganGurusiana
Hari ke-1 kita yang wajib rutin diposting minimal satu tulisan per harinya hingga
30 hari ke depan. Karena syarat lulus tantangan dan akan mendapatkan
pengharagaan (piagam) adalah tidak boleh terputus satu haripun memosting
tulisan di blog Gurusiana, maka di sinilah perasaan ‘berdebar’ yang akan memicu
adrenalin itu akan terasa.
Satu
kali terjadilah keterlambatan posting karena begitu banyaknya tugas lain kita.
Sebagai guru, plus –terkadang– mengemban tugas lain, tidak selalu mudah
mengirimkan tulisan tepat waktu. Hitungan hari yang akan terdata perhari
sesuai catatan waktu di blog (pukul 00.01 s.d 23.59) boleh jadi dalam masa itu
kita tidak sempat menylesaikannya. Jika diundur besok (meskipun tengah malam)
tetap saja terdata hari yang berbeda. Dan itu artinya kita gagal memenuhi
syarat tantangan. Remidi pun menanti. Bukankah itu akan menaikkan denyut
jantung kita?
kali terjadilah keterlambatan posting karena begitu banyaknya tugas lain kita.
Sebagai guru, plus –terkadang– mengemban tugas lain, tidak selalu mudah
mengirimkan tulisan tepat waktu. Hitungan hari yang akan terdata perhari
sesuai catatan waktu di blog (pukul 00.01 s.d 23.59) boleh jadi dalam masa itu
kita tidak sempat menylesaikannya. Jika diundur besok (meskipun tengah malam)
tetap saja terdata hari yang berbeda. Dan itu artinya kita gagal memenuhi
syarat tantangan. Remidi pun menanti. Bukankah itu akan menaikkan denyut
jantung kita?
Di
waktu yang lain, ada kendala signal internet di rumah kita atau yang juga di
luar kemampuan kita, erornya server blog Gursiana saat kita tinggal selangkah
saja untuk memostingnya. Sungguh tidak mengenakkan bagi kita. Ketika kita ingin
tetap bertahan dalam role tantangan, artinya kita akan berkejaran dengan keadaan.
Pada satu sisi, menyelesaikan tulisan tidaklah pekerjaan mudah. Apalagi bagi pemula.
Sementara pada sisi lainnya ada kendala yang tidak mampu kita cerna, seumpama
gangguan signal atau masalah kuota di android kita. Di situlah perasaan dikejar-kejar
akan dirasa membuat takut. Jantung kita akan benar-benar terasa berlari lebih
kencang dari pada badan kita. Apa bedanya dengan perasaan dikejar singa?
waktu yang lain, ada kendala signal internet di rumah kita atau yang juga di
luar kemampuan kita, erornya server blog Gursiana saat kita tinggal selangkah
saja untuk memostingnya. Sungguh tidak mengenakkan bagi kita. Ketika kita ingin
tetap bertahan dalam role tantangan, artinya kita akan berkejaran dengan keadaan.
Pada satu sisi, menyelesaikan tulisan tidaklah pekerjaan mudah. Apalagi bagi pemula.
Sementara pada sisi lainnya ada kendala yang tidak mampu kita cerna, seumpama
gangguan signal atau masalah kuota di android kita. Di situlah perasaan dikejar-kejar
akan dirasa membuat takut. Jantung kita akan benar-benar terasa berlari lebih
kencang dari pada badan kita. Apa bedanya dengan perasaan dikejar singa?
Itulah
pengalaman yang sebagian kita mungkin merasakannya. Terasa bahagia? Ya. Bisa. Tapi
ada yang merasa merana? Mungkin juga ada. Jika pada hari Rabu (10/06/2020) ini,
angkatan pertama sudah menginjakkan kakinya pada titik angka #Tantangan ke-148 jangan pernah dikira
tidak ada perasaan gundah yang menerpanya. Ancaman remidi jika tersilap
langkah, adalah perasaan dan ketakutan lain yang juga ada di perasaan perserta
hampir setiap hari.
pengalaman yang sebagian kita mungkin merasakannya. Terasa bahagia? Ya. Bisa. Tapi
ada yang merasa merana? Mungkin juga ada. Jika pada hari Rabu (10/06/2020) ini,
angkatan pertama sudah menginjakkan kakinya pada titik angka #Tantangan ke-148 jangan pernah dikira
tidak ada perasaan gundah yang menerpanya. Ancaman remidi jika tersilap
langkah, adalah perasaan dan ketakutan lain yang juga ada di perasaan perserta
hampir setiap hari.
Kini,
meneruskan tantangan itu sudah ‘kepalang basah’ untuk menarik langkah. Sodoran MediaGuru
untuk ikut tantangan baru agar sampai ke ‘Titik 365’ dengan kompensasi yang
lebih tinggi harus tetap diikuti. Kata
orang tua-tua, ‘Sekali Layar Terkembang,
Berpantang Surut ke Belakang’ harus dijadikan pedoman semangat ini. Lomba
Menulis Gurusianer Emas MediaGuru dengan tema “The Power of Kepekso, Sukses Tantangan Menulis 90 Hari di Gusiana”
yang tengah dijajal ini akan menjadi pijakan untuk terus melangkah ke Titik 365
itu. Semoga sampai.***
https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/6/tantangan-titik-365-gurusiana-benarkah-bak-diburu-singa-2336250
meneruskan tantangan itu sudah ‘kepalang basah’ untuk menarik langkah. Sodoran MediaGuru
untuk ikut tantangan baru agar sampai ke ‘Titik 365’ dengan kompensasi yang
lebih tinggi harus tetap diikuti. Kata
orang tua-tua, ‘Sekali Layar Terkembang,
Berpantang Surut ke Belakang’ harus dijadikan pedoman semangat ini. Lomba
Menulis Gurusianer Emas MediaGuru dengan tema “The Power of Kepekso, Sukses Tantangan Menulis 90 Hari di Gusiana”
yang tengah dijajal ini akan menjadi pijakan untuk terus melangkah ke Titik 365
itu. Semoga sampai.***
https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/6/tantangan-titik-365-gurusiana-benarkah-bak-diburu-singa-2336250