48 Views

TANAIKARIMUN.COM
– MEMPERINGATI HUT (Hari Ulang Tahun) PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia) dan HGN (Hari Guru Nasional) 2019 Kabupaten Karimun, Senin
(25/11/19) Pengurus PGRI Kabupaten Karimun melaksanakan upacara
pengibaran bendera, Sang Merah Putih. Yang bertindak selaku Pembina
Upacara adalah Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos M Si. Hadir
juga pada upacara yang dilaksanakan di Lapangan Putri Kemuning, Coastal
Area, itu Wakil Bupati Karimun, H. Anwar Hasyim, M Si.

Ketua
PGRI Kabupaten Karimun, Kudri, SS SPd SD menjelaskan, selain K-1 dan
K-2 (Bupati/ Wabup) hadir juga Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD:
Kapolres, Kajari, Dandim) serta pejabat Kabupaten lainnya seperti
Kakankemenag, Ka PA dan lainnya. Di atas podium kehormatan, selain
pejabat setingkat kabupaten juga ada Kepala OPD, para Kabag Setda
Kabupaten Karimun, para Kepala Ormas, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
serta para Kepala Sekolah se-Pulau karimun.
Upacara
bendera diawali dengan penyampaian pejabat dan pelaksana upacara oleh
pembawa acara. Setelah Pimpinan Upacara menyiapkan pasukan dan
melaporkan ke Pembina, dilanjutkan dengan mengibarkan bendera Merah
Putih oleh Tim Paskibra yang berasal dari para guru di Pulau Karimun.
Dengan penuh khidmat dan semangat, mereka mengibarkan bendera dengan
diiringi lagu Indonesia Raya.
Pembina
Upacara, Bupati Karimun untuk amanatnya membacakan Pidato Ketua PB PGRI
Pusat, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M Pd. Beberapa pesan yang penting bagi
guru atau siapa saja yang mengikuti Upacara Bendera hari ini, selain
memahmi catatan sejarah lahirnya PGRI pada bulan November 1945, juga
tentang tekad para guru waktu itu untuk bersatu dalam satu wadah bernama
PGRI. Dengan banyaknya organisasi yang justeru memisahkan para guru,
maka bersatulah guru dengan menyatukan berbagai elemen guru menjadi satu
wadah bernama PGRI.
Selepas upacara, bupati didapuk untuk selfi oleh beberapa orang

Setelah
74 tahun berlalu sejak negara ini merdeka, dikatakan bahwa jati diri
PGRI sebagai organisasi prfesi yang independen, unitaristik dan non
partisan senantiasa terjaga serta melekat di dada pengurus dan para guru
sebagai anggota. Sejainya PGRI memang harus terus bergerak menyesuaikan
dengan keadaan zaman yang ada. Itu artinya para guru harus menjadi guru
pembelajar yang akan terus mengertai keadaan terakhir dunia ini. Begitu
sebagian amanat Pembina Upacara membacakan pidato Ketua PB PGRI.
Sebagai
bupati, Pembina Upacara juga menambahkan beberapa pesan lain di luar
isi pidato Ketua PGRI Pusat. Katanya, “Pemerintah Daerah akan senantiasa
memperhatikan kebutuhan dan kesulitan para guru. Walaupun sebagian guru
berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi, namun Pemda Kabupaten akan
tetap memperhatikan semua guru, katanya sambil disambut tepuk tangan
oleh para peserta upacara.
Sebelum
upacara berakhir, panitia juga menampilkan Band Perkusi yang pemainnya
para Ibu dari PAUD dan Kelompok Bermain di Kabupaten Karimun. Dengan
memanfaatkan ember, kaleng cat kosong dan lainnya sebagai alat perkusi
para ibu ini begitu bersemangat memainkan perkusi dari bahan bekas itu.
Dua lagu, Selamat Ulang Tahun dan Lancang Kuning mereka bawakan dengan
apik sambil berlenggang-lenggok.

Di bagian penutup,
tampil juga tarian masaal dari para Ibu PAUD dan KB. Setelah satu lagu,
lagu yang sama dengan tarian poco-poco yang sama, pembawa acara meminta
Bupati, Wakil Bupati dan pejabat teras lainnya untuk turun panggung,
ikut menari bersama ibu-ibu penari itu. Setengah lucun setengah serius
para pejabat berlenggang-lenggok pula bersama para penari massal itu.
Sungguh menggembirakan. Peringatan HUT PGRI dan HGN tahun ini memang
terasa lebih lain berbanding peringatan tahun sebelumnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *