Tuhan, Marahlah tapi Jangan Benci Kami

Oleh M. Rasyid Nur
MARI berdoa di hari baik ini meskipun sebenarnya kita berdoa setiap
hari karena kita sudah menyimpulkan bahwa semua hari adalah baik. Hari
–Jumat– ini mari kita ulang lagi doa dan harapan kita: Ya Allah,
Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, kiranya Engkau tidak membenci kami
meskipun mungkin Engkau akan selalu memarahi kami
. Kami tidak bisa marah jika Engkau marah. Tapi kami takut sekali jika Engkau membenci kami. Sayangilah kami, ya Allah.

Tentu
saja ini bukan tiba-tiba saja kita ingin berdoa. Tapi bahwa saat ini
tiba-tiba kita saling
mengingatkan, itu memang selain karena hari ini adalah hari mulia, hari
baik yang sering kita harapkan dan kita bayangkan sebagai hari terbaik
di antara hari-hari yang Tuhan berikan, sesungguhnya ada juga sinyalemen
lain yang menjadi perbincangan di antara kita di negeri kita, itulah
toleransi yang terganggu di antara kita sesama anak Bangsa. Ada beberapa
peristiwa intoleransi di negeri kita yang membuat kita bersedih
menyaksikannya atau mendengar peristiwanya.
Jika
intoleransi berkembang dengan alasan agama, keturunan atau jabatan dan
kekayaan, maka saatnya kita bangsa Indonesia akan terpecah dan
terpisah-pisah satu dengan lainnya. Perpisahan inilah yang belakangan
ini banyak diperbincangkan karena banyaknya muncul pertentangan di
antara kita se-Bangsa dan se-Tanah Air, Indonesia. Bukankah Tuhan sangat
membenci perceraian? Dalam agama selalu diingatkan, misalnya sebuah
rumah tangga yang goncang oleh satu masalah, Tuhan tidak berharap
kegoncangan itu membawa perceraian. Yang paling dibenci Tuhan adalah
perceraian meskipun Tuhan menghalalkan.
Gonjang-ganjing
dan perseteruan di antara kita rakyat Indonesia yang akhir-akhir ini
muncul dan menjadi pembicaraan hangat di kalangan elit dan pemerintahan,
itulah salah satu penyebab maka kita hari ini diajak untuk saling
mengingatkan bahwa kebencian Tuhan itu dapat berujung kepada turunnya
bencana kepada kita. Maka marilah kita berdoa untuk menjauhkan diri kita
dari tindakan dan perbuatan yang dibenci Tuhan.
Bahwa
Tuhan mungkin marah kepada kita tersebab begitu banyaknya pelanggaran
peraturan Tuhan oleh kita, itu mungkin masih dapat diletakkan di bawah
kebencian Tuhan. Jika Tuhan marah kepada individu kita karena kita tidak
mengamalkan perintah-Nya, permasalah ini sudah pasti tidak akan
melibatkan pihak lain. Sebagai muslim, kita tidak solat, tidak juga
berpuasa, tidak juga naik haji dan berzakat padahal kita mampu, itu
adalah pelanggaran pribadi kita yang tentu saja akan menyebabkan Tuhan
akan marah kepada kita. Tapi kemarahan itu pastilah tidak menyebabkan
Dia akan membenci karena kita tidak melakukan perbuatan yang
dibenci-Nya. Itulah urusan pribadi kita dengan-Nya.
Kemarahan
itu akan tercatat pada lembaran buku dosa kita yang setiap kita akan
mempertanggungjawabkannya kelak di hadapan-Nya. Sekali lagi, kemarahan
ini yang akan berimplikasi pada tamabahan catatan dosa kita hanyalah kita pribadi yang akan mempertanggungjawabkan dan kita
pribadi pula yang akan menanggungnya. Akan sangat berbeda jika kita berbuat
salah yang menyebabkan keterlibatan orang lain, seumpama perseteruan,
perselisihan dan permusuhan yang berujung pada perceraian. Pada titik
bercerai inilah kemarahan Tuhan akan datang dan berubah menjadi benci-Nya.
Oleh karena itu, terus-menerus kita berdoa, ya Tuhan, Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, janganlah Engkau membenci kami meskipun Engkau memarahi kami.
Doa ini sangatlah baik agar kita menyadari betapa celakanya jika allah
membenci hamba-Nya. Doa itu jua kita harapkan akan membimbing kita untuk
patuh dan taat kepada-Nya. Athi’ulloha waathi’urrosul waulil amri minkum, ssmoga dapat buktikan, amin. Kita jaga dan rawat persaudaraan kita, apapun kebetulan perbedaan kita.***

Sudah saya tulis juga di  https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *