Oleh Mochammad Nasrudin
(Ust. Monas)
ADA pertanyaan masuk ke WA saya, “Ustadz, setahu saya haji atau umrah itu wajib bagi yang mampu saja. Kalau ga
mampu, apa harus dipaksakan?” Saya ingin merespon pertanyaan itu sesuai
dengan yang saya tahu. Ini juga bagian kewajiban kita untuk saling
memberi tahu untuk kebaikan.
mampu, apa harus dipaksakan?” Saya ingin merespon pertanyaan itu sesuai
dengan yang saya tahu. Ini juga bagian kewajiban kita untuk saling
memberi tahu untuk kebaikan.
Bapak/ibu
yang terhormat, Pelaksanaan ibadah itu, khusus ibadah wajib, menurut
saya ya harus dipaksakan agar tertunaikan. Kalau tidak kita akan
dikalahkan oleh hawa nafsu kita. Sholat itu berat lebih-lebih lagi
sholat subuh. Tapi percayalah, awalnya berat bagi yang belum terbiasa.
Mudah bagi yang sudah terbiasa. Bagi yang belum pernah, atau belum
terbiasa, dia harus memaksa hawa nafsunya agar tunduk terhadap perintah
Allah. Artinya, memang harus dipaksa, kan?
yang terhormat, Pelaksanaan ibadah itu, khusus ibadah wajib, menurut
saya ya harus dipaksakan agar tertunaikan. Kalau tidak kita akan
dikalahkan oleh hawa nafsu kita. Sholat itu berat lebih-lebih lagi
sholat subuh. Tapi percayalah, awalnya berat bagi yang belum terbiasa.
Mudah bagi yang sudah terbiasa. Bagi yang belum pernah, atau belum
terbiasa, dia harus memaksa hawa nafsunya agar tunduk terhadap perintah
Allah. Artinya, memang harus dipaksa, kan?
Zakat
pun, sama. Kalau kita tidak memaksakan, tidak memaksa mengalahkan nafsu
kita, kita lebih senang menggunakan harta kita untuk urusan duniawi,
maka pasti kita tidak akan pernah bisa berzakat. Selalu akan ada alasan
kita untuk tidak berzakat.
pun, sama. Kalau kita tidak memaksakan, tidak memaksa mengalahkan nafsu
kita, kita lebih senang menggunakan harta kita untuk urusan duniawi,
maka pasti kita tidak akan pernah bisa berzakat. Selalu akan ada alasan
kita untuk tidak berzakat.
Terkait
dengan kewajiban haji dan umrah, saya ingatkan jangan salah paham. Yang
dimaksud dengan ‘mampu’ di sini bukan semata-mata berhubungan dengan
uang dan kekayaan yang mesti melimpah. Tapi manistatho’a ilaihi sabiila itu
adalah mampu untuk berangkat dan kembali pulang. Meskipun ia dengan
berjalan kaki atau mengendarai unta yang sangat kurus, misalnya maka itu
pun disebuat mampu. Artinya orang itu disebut berkemampuan untuk
menunaikan haji atau umroh.
dengan kewajiban haji dan umrah, saya ingatkan jangan salah paham. Yang
dimaksud dengan ‘mampu’ di sini bukan semata-mata berhubungan dengan
uang dan kekayaan yang mesti melimpah. Tapi manistatho’a ilaihi sabiila itu
adalah mampu untuk berangkat dan kembali pulang. Meskipun ia dengan
berjalan kaki atau mengendarai unta yang sangat kurus, misalnya maka itu
pun disebuat mampu. Artinya orang itu disebut berkemampuan untuk
menunaikan haji atau umroh.
Orang
Arab kalau mau haji atau umrah, cukup bawah mobil atau motor sendiri.
Meeka tidak perlu bayar puluhan juta ke travel. Orang Pakistan, India,
Yaman, dll yang sanggup tanpa travel, banyak yang berjalan kaki untuk
memenuhi panggilan Allah. Bahkan orang tua kita dulu berjalan kaki
berbulan-bulan untuk bisa menunaikan panggilan Allah ke Tanah Suci.
Arab kalau mau haji atau umrah, cukup bawah mobil atau motor sendiri.
Meeka tidak perlu bayar puluhan juta ke travel. Orang Pakistan, India,
Yaman, dll yang sanggup tanpa travel, banyak yang berjalan kaki untuk
memenuhi panggilan Allah. Bahkan orang tua kita dulu berjalan kaki
berbulan-bulan untuk bisa menunaikan panggilan Allah ke Tanah Suci.
Jadi,
ukuran mampu itu lebih di tekad dan niat, Saudaraku. Banyak penjual
gorengan, pemulung, mampu sampai ke Baitullah, padahal secara ekonomi
mereka tidak mampu.tapi merek mau, dan akhirnya mampu memaksa kesenangan
dirinya dengan menabung untuk bisa memenuhi panggilan Allah. Sebaliknya
banyak juga orang punya mobil banyak, tanah berserak tapi hingga saat
ini belum juga sampai ke Baitullah. Jadi, mampu di sini lebih kepada
tekad dan niat yang kuat .
ukuran mampu itu lebih di tekad dan niat, Saudaraku. Banyak penjual
gorengan, pemulung, mampu sampai ke Baitullah, padahal secara ekonomi
mereka tidak mampu.tapi merek mau, dan akhirnya mampu memaksa kesenangan
dirinya dengan menabung untuk bisa memenuhi panggilan Allah. Sebaliknya
banyak juga orang punya mobil banyak, tanah berserak tapi hingga saat
ini belum juga sampai ke Baitullah. Jadi, mampu di sini lebih kepada
tekad dan niat yang kuat .
Bagi
yang belum pernah sampai ke sana, wajib dipaksakan karena untuk taat
harus dipaksa. Kalau tidak kita tidak akan sampai hingga ajal menjemput.
Padahal hal ini wajib. Kita tahu, “Barangsiapa memiliki kemampuan,
kesempatan, kendaraan, tapi tidak mau hadir ke rumah Allah hingga ajal
menjemput, maka ia akan kembali ke Allah dalam keadaan Yahudi atau
Nasrani. Nauzubillah min dzalik.
yang belum pernah sampai ke sana, wajib dipaksakan karena untuk taat
harus dipaksa. Kalau tidak kita tidak akan sampai hingga ajal menjemput.
Padahal hal ini wajib. Kita tahu, “Barangsiapa memiliki kemampuan,
kesempatan, kendaraan, tapi tidak mau hadir ke rumah Allah hingga ajal
menjemput, maka ia akan kembali ke Allah dalam keadaan Yahudi atau
Nasrani. Nauzubillah min dzalik.
Sama
halnya Nabi Ibrahim diuji Allah untuk menyembelih putra yang dicintai
untuk memenuhi perintah-Nya. Tapi ketika Ibrahim mampu memaksa hawa
nafsunya dan lebih memilih Allah, maka Allah tidak mengambil Ismail,
tapi menggantinya dengan domba. Sesungguhnya ini ujian kita, lebih
memilih Allah atau dunia. Dan Allah tidak butuh uang kita, tapi Allah
hanya menguji keimanan kita. Yang lolos ujian pasti Allah ganti semuanya
lebih baik.percayalah. Justru dengan berhaji dan berumroh, Allah akan
membuat kita mampu dan kaya secara ekonomi, karena kita sedang
mendekati dzat yang maha kaya, maha membagi rezeki.
halnya Nabi Ibrahim diuji Allah untuk menyembelih putra yang dicintai
untuk memenuhi perintah-Nya. Tapi ketika Ibrahim mampu memaksa hawa
nafsunya dan lebih memilih Allah, maka Allah tidak mengambil Ismail,
tapi menggantinya dengan domba. Sesungguhnya ini ujian kita, lebih
memilih Allah atau dunia. Dan Allah tidak butuh uang kita, tapi Allah
hanya menguji keimanan kita. Yang lolos ujian pasti Allah ganti semuanya
lebih baik.percayalah. Justru dengan berhaji dan berumroh, Allah akan
membuat kita mampu dan kaya secara ekonomi, karena kita sedang
mendekati dzat yang maha kaya, maha membagi rezeki.
Sementara
ini kita selalu merasa tidak mampu kalau untuk Allah, tapi merasa mampu
kalau untuk dunia. Kenapa kita mampu kredit rumah, mobil, motor, tapi
merasa tidak mampu kalau untuk berhaji atau umrah? Bagi kita, uang Rp
100-ribu rasanya besar kalau untuk sedekah di masjid, tapi uang Rp 1-jt
rasanya kecil kalau untuk ke mall atau berbelanja.
ini kita selalu merasa tidak mampu kalau untuk Allah, tapi merasa mampu
kalau untuk dunia. Kenapa kita mampu kredit rumah, mobil, motor, tapi
merasa tidak mampu kalau untuk berhaji atau umrah? Bagi kita, uang Rp
100-ribu rasanya besar kalau untuk sedekah di masjid, tapi uang Rp 1-jt
rasanya kecil kalau untuk ke mall atau berbelanja.
Bagi
yang benar benar tidak mampu, mungkin Allah tidak akan menghukumi kita,
tapi ukuran mampu atau tidak, hannya Allah dan diri sendiri yang tahu.
Mungkin kita bisa membohongi manusia dengan mengatakan tidak mampu agar
gugur kewajiban ke Baitullah,. Namun kita tidak akan mampu menipu Allah.
Allah maha tahu kemampuan kita. Hukum Allah yang memutuskan, kita
termasuk orang yang mampu, atau pura-pura tidak mampu kalau untuk Allah.
Dikatakan tak mampu, tapi rupanya mampu untuk urusan duniawi. Inilah
yang salah.
yang benar benar tidak mampu, mungkin Allah tidak akan menghukumi kita,
tapi ukuran mampu atau tidak, hannya Allah dan diri sendiri yang tahu.
Mungkin kita bisa membohongi manusia dengan mengatakan tidak mampu agar
gugur kewajiban ke Baitullah,. Namun kita tidak akan mampu menipu Allah.
Allah maha tahu kemampuan kita. Hukum Allah yang memutuskan, kita
termasuk orang yang mampu, atau pura-pura tidak mampu kalau untuk Allah.
Dikatakan tak mampu, tapi rupanya mampu untuk urusan duniawi. Inilah
yang salah.
Tekad
dan orientasi serius ke Allahlah letak kata kunci kemampuan. Karena
Allah pasti memampukan siapapun yang bersandar pada kekuatan yang Maha
Mampu.
dan orientasi serius ke Allahlah letak kata kunci kemampuan. Karena
Allah pasti memampukan siapapun yang bersandar pada kekuatan yang Maha
Mampu.
Semoga
kita termasuk orang yang mendapatkan hidayah dan dimampukan iman kita
oleh Allah, sehingga mampu memaksa diri kita untuk lebih taat kepada
perintah Allah. Mau mati Islam sempurna atau mati dalam keadaan Yahudi
atau Nasrani, ya kitalah yang memutuskannya.
kita termasuk orang yang mendapatkan hidayah dan dimampukan iman kita
oleh Allah, sehingga mampu memaksa diri kita untuk lebih taat kepada
perintah Allah. Mau mati Islam sempurna atau mati dalam keadaan Yahudi
atau Nasrani, ya kitalah yang memutuskannya.
Merapatlah
ke kami, insyaallah kami bisa membantu Anda menemukan solusinya agar
sampai ke Baitullah. Menguatkan niat dengan sungguh-sungguh. Diajak
mendekat malah menjauh, bagaimana akan dapat solusi, bagaimana akan
sampai ke Baitullah? Semoga bermanfaat.***
ke kami, insyaallah kami bisa membantu Anda menemukan solusinya agar
sampai ke Baitullah. Menguatkan niat dengan sungguh-sungguh. Diajak
mendekat malah menjauh, bagaimana akan dapat solusi, bagaimana akan
sampai ke Baitullah? Semoga bermanfaat.***
Monas Inspire
Mochamad Nasrudin
081266557203