Kekuasaan Allah Menjadi Penentu: Menyikapi Tertundanya Keberangakatan Jamaah Umroh

Oleh Mochamad Nasrudin (Monas)

KEKUASAAN Allah di atas kekuasaan siapapun makhluk di planet ini. Itulah ungkapan yang paling tepat untuk mengungkapkan kejadian batal berangkatnya ribuan jamaah umroh Indonesia.
Kita boleh saja menyusun schedule serapi mungkin, kita boleh saja mengaku paling berpengalaman dalam memberangkatkan jamaah, kita boleh saja merasa sebagai travel umroh terbesar, paling bonafit, kita sebagai jamaah boleh saja sangat yakin pasti akan berangkat dalam waktu dekat.
Tapi kita harus tetap rendah hati, dan mengakui bahwa kekuasaan Allah di atas kehebatan kita. Kehendak Allah di atas kemampuan kita, di atas keprofesionalan kita.
Allah bisa membalikkan kenyataan yang tidak mungkin terjadi hanya dengan virus yang tdk nampak. Siapa menduga,  kejadian yang tdk pernah terjadi ini, distop nya arus jama’ah umroh dari berbagai negara oleh otoritas kerajaan Arab Saudi.
Ada travel yg dg sombong nya pasti akan memberangkatkan jamaah nya beberapa hari sebelumnya, ada jamaah yg sdh walimatussafar begitu yakinnya pasti akan berangkat, ada yg sdh di bandara keberangkatan akhirnya kecewa krn ditahan,tdk boleh berangkat.
Tentunya ini adalah contoh dan bukti kekuasaan Allah, bahwa kita lemah, sangat lemah bahkan tdk ada apa apanya dihadapan kekuasaan Allah.
Ini pelajaran besar yang harusnya kita jawab dg subhanallah walhamdulillah Wallahu Akbar, karena kita sedang menyaksikan kemahakuasaan Allah yang maha besar. tidak selayaknya kita jawab fenomena ini dg kekecewaan, alasan alasan, atau bahkan kesombongan lainnya, ataupun pertunjukan baru kepada manusia lainnya bahwa kita hebat, kita kuat, kita mantap
Cukup… cukuplah sejenak kita merenungi kejadian ini…kita renungi kemahakuasaan Allah, sambil mengakui di dalam hati, bahwa kita lemah, kita tdk kuasa atas apapun kecuali Allah, sembari berucap subhanallah ya Allah, engkau maha besar, innaka ala kulli syaiin qodir. Engkau kuasa atas segala sesuatu.
Pengakuan terhadap kemahakuasaan Allah sambil berusaha membunuh kesombongan kita, bergantung hanya kepada Allah, insyaallah kejadian ini akan menjadi amal ibadah bagi kita semua. Namun jika kita tdk terima dg ketetapanNya, tetap memelihara perasaan paling hebat dlm diri kita,  dan bentuk bentuk ketidak terimaan atas ketetapan Allah, maka fenomena ini tdk akan mampu kita manfaatkan sebagai amal ibadah di sisi-Nya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *