5 Views

SIAPAKAH yang seharusnya mengajak masyarakat untuk membaca dan atau menulis? Kalau kita guru maka yang mengajak atau menyuruh masyarakat sekolah atau murid-murid itu tentunya kita. Kitalah yang wajib melakukannya, tentunya. Kita tentu ingin masyarakat (sekolah: murid-murid) di sekitar kita menjadi orang yang
rajin membaca dan juga menulis.

Untuk mewujudkan niat ini ada guru yang
membangun perpustakaan pribadi yang dapat dimanfaatkan oleh orang di sekitar
tempat tinggalnya. Membiayai sendiri dengan mengoleksi berbagai buku (bacaan)
yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Jika ada rezeki yang dapat disihkan dari
keperluan pokok, kelebihan itu akan diarahkan untuk membeli dan menambah
koleksi buku di perpusatakaan pribadi itu.
Namun ada pula kenyataan yang
kontradiksi. Di satu sisi kita cukup sibuk melakukan berbagai kegiatan untuk
memotivasi masyarakat di sekitar kita untuk membaca dan atau menulis tapi di
sisi lain ternyata keluarga (serumah) sendiri malah tidak suka membaca atau
menulis. Lalu, sebenarnya akan dimulai dari mana mewujudkan niat mengajak
membaca dan menulis itu?
Tentu saja keadaan seperti itu dapat
disebuat sebagai usaha yang gagal. Setelah diri sendiri mampu menjadi pembaca
dan penulis, ternyata kita belum mampu mengajak keluarga sendiri yang nota bene
paling dekat dengan kita.
Apakah ini karena kegagalan kita tidak
mampu mengajak keluarga sendiri untuk membuktikan niat dan usaha kita? Atau itu
memang karakter sebagian keluarga kita yang memang tidak suka membaca dan
menulis? Lalu dari mana kita akan memulai mengajak orang menulis dan membaca?
Sebagai guru, guru yang suka membaca
dan menulis, mengajak orang lain untuk juga menjadi suka membaca dan menulis
adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Masalahnya akan dimulai dri mana?
Sederhananya, pertama tentu keluarga sendiri.
Walaupun siswa kita adalah orang yang juga terdekat dengan kita, tetap saja
keluarga sendiri lebih dulu diutamakan. Inilah kewajiban, bukan penghargaan.
Selanjutnya, ya di sekolah. Siswa kita
adalah sasaran utama lainnya yang juga sama pentingnya dengan keluarga. Setelah
itu barulah lainnya. Kalau di lingkungan tentu saja orang-orang di sekitar
kita, sedangkan di sekolah ada guru dan pegawai lain yang juga wajib diajak
untuk menjadi penulis dan pembaca. Bisakah?***.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *