Oleh M. Rasyid Nur
BAPAK- Ibu, teman-teman sekalian yang saya hormati.
Sebagai guru
(pendidik) tugas utama kita adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi anak-didik (peserta didik) kita. Tentu saja di tempat kita menjadi guru. Keterangan itu dapat
terbaca oleh kita di Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Sebagai pendidik profesional itulah tugas utama kita.
Sebagai guru
(pendidik) tugas utama kita adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi anak-didik (peserta didik) kita. Tentu saja di tempat kita menjadi guru. Keterangan itu dapat
terbaca oleh kita di Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Sebagai pendidik profesional itulah tugas utama kita.
Tidak ada
tugas menulis atau membuat karya tulis, memang. Tapi sebagai guru yang dituntut
berkompeten di empat ranah sekaligus yakni, pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional maka kreativitas menulis tidak dapat dielakkan. Untuk berkompeten
secara profesional yang ditandai dengan perolehan sertifikat, misalnya sudah
pasti itu hanya didapatkan dengan melewati beberapa tahap yang selalu
bersinggungan dengan kreativitas tulis-menulis.
tugas menulis atau membuat karya tulis, memang. Tapi sebagai guru yang dituntut
berkompeten di empat ranah sekaligus yakni, pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional maka kreativitas menulis tidak dapat dielakkan. Untuk berkompeten
secara profesional yang ditandai dengan perolehan sertifikat, misalnya sudah
pasti itu hanya didapatkan dengan melewati beberapa tahap yang selalu
bersinggungan dengan kreativitas tulis-menulis.
Sesungguhnya
keharusan menulis bagi kita sebagai guru tidaklah semata tersebab kedudukan kita sebagai tenaga
profesional yang berfungsi untuk meningkatkan martabat serta sebagai agen
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana terurai dalam
Undang-undang yang mengatur kita sebagai guru itu saja. Namun lebih dari itu dengan
kreativitas tulis-menulis yang menjadi bagian kehidupan kita, itu justeru untuk dan akan
menguntungkan diri kita sendiri secara personal.
keharusan menulis bagi kita sebagai guru tidaklah semata tersebab kedudukan kita sebagai tenaga
profesional yang berfungsi untuk meningkatkan martabat serta sebagai agen
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana terurai dalam
Undang-undang yang mengatur kita sebagai guru itu saja. Namun lebih dari itu dengan
kreativitas tulis-menulis yang menjadi bagian kehidupan kita, itu justeru untuk dan akan
menguntungkan diri kita sendiri secara personal.
Ibarat peribahasa, ‘Sekali
mendayung dua-tiga pulau terlampau’ artinya dengan menggeluti kreativitas
tulis-menulis yang tugas pokoknya adalah sebagai guru, maka tentu saja itu bergunanya juga
untuk diri kita secara pribadi. Artinya menulis bagi guru, bukan hanya untuk keperluan fungsi dan
tanggung jawab keguruan kita saja, tapi juga untuk keperluan pribadi kita. Maksudnya, secara tugas profesi dia akan membantu tugas-tugas mengajar kita. Tapi secara pribadi akan mendatangkan keuntungan tersendiri pula. Katakanlah hasil dari karya tulis itu sendiri.
mendayung dua-tiga pulau terlampau’ artinya dengan menggeluti kreativitas
tulis-menulis yang tugas pokoknya adalah sebagai guru, maka tentu saja itu bergunanya juga
untuk diri kita secara pribadi. Artinya menulis bagi guru, bukan hanya untuk keperluan fungsi dan
tanggung jawab keguruan kita saja, tapi juga untuk keperluan pribadi kita. Maksudnya, secara tugas profesi dia akan membantu tugas-tugas mengajar kita. Tapi secara pribadi akan mendatangkan keuntungan tersendiri pula. Katakanlah hasil dari karya tulis itu sendiri.
Dengan
begitu, kebersamaan kita di grup-grup menulis seumpama di Media Guru, misalnya, yang bervisi menjadikan Guru Penulis
untuk para guru di seluruh penjuru Tanah Air, artinya kita sekali melangkah dua
usaha dan hasil sekaligus didapatkan. Bisa juga menggunakan peribahasa ‘sambil
menyelam, meminum air.’ yang bermakna kurang lebih sama dengan pribahasa itu tadi.
begitu, kebersamaan kita di grup-grup menulis seumpama di Media Guru, misalnya, yang bervisi menjadikan Guru Penulis
untuk para guru di seluruh penjuru Tanah Air, artinya kita sekali melangkah dua
usaha dan hasil sekaligus didapatkan. Bisa juga menggunakan peribahasa ‘sambil
menyelam, meminum air.’ yang bermakna kurang lebih sama dengan pribahasa itu tadi.
Hai, Bapak-Ibu penulis, teruslah kita menghasilkan karya tulis. Semoga surat pendek ini berguna juga untuk saling
mengingatkan kita dengan fungsi dan tanggung jawab kita. Semoga.***
mengingatkan kita dengan fungsi dan tanggung jawab kita. Semoga.***
Ada juga di: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/03/sekali…