TERNYATA Kamis (03/03/2022), malam Jumat semalam sudah masuk bulan Sy’ban. Di media diberitakan demikian. Pada laman hajinews.id edisi Kamis (03/03/2022) kemarin, dalam judul berita “Alhamdulillah! Selamat Datang Sya’ban 1443 H, Pintu Gerbang Menuju Ramadhan 2022”, misalnya adalah salah satu media yang memberitakan begitu. Alhamdulillah, tentunya kita sudah masuk ke pembuka –hari pertama– Sya’ban yang notabene adalah pembuka Ramadhan. Mari kita sambut dan kita ucapkan, ‘Selamat Datang Bulan Syaban 1443’ sebagai salah sati Bulan Mulia dalam agama kita.
Hal utama yang perlu menjadi sikap kita (muslim) tentu saja menyiapkan diri menyambut bulan suci Ramadan 1443 H yang insyaallah akan hadir sebulan ke depan. Kita tidak mempermasalahkan tanggal berapa –di bulan April nanti– jatuhnya awal Ramadhan 1443. Apakah nanti pada 2 April sebagaimana sudah diumumkan oleh Muhammadiyah atau akan jatuh pada 3 April sebagaimana dikatakan di hajinews.id itu biarlah menjadi urusan Pemerintah sebagai pemegang otoritas yang diberi kuasa oleh rakyat. Kita akan patuh dan taat saja. Kita dengar dan kita lakukan. Itulah sikap damai kita.
Apapun dan bagaimanapun, bulan Sya’ban adalah saat terbaik bagi kita untuk berbenah dan berdoa sebelum memasuki bulan suci Ramadan, tentunya. Sebagaimana kita pahamai dalam satu hadits Rasulullah Saw mengatakan (yang maknanya) “Sesungguhnya Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan umatku.” Dan dalam beberapa riwayat lain dijelaskan juga bahwa bulan Sya’ban merupakan bulan akan diangkatnya amal-ibadah kita ke langit. Sedih jika momen terbaik ini kita sia-siakan.
Untuk penguat dan pemotivasi diri kita atas kehadiran bulan Sya’ban mari kita kutip lagi salah satu pemahaman pesan Nabi dalam salah satu hadits yang meknanya begini, “Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam keadaan berpuasa.” Hadits yang diriwayatkan An-Nasa’i dan Imam Ahmad. Artinya, selain penting bagi kita bulan Sya’ban sebagai bulan yang amal-ibadah kita dinaikkan juga penting diingat sinyalemen Rasulullah yang menyebut kebanyakan umat lalai dengan ini. Artinya, sinyalemen ini kiranya tidak kita yang dimaksudkannya.
Seperti dikutip dari hajinews.id bahwa Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani mengatakan dalam risalahnya: “Barangsiapa membiasakan diri beribadah di bulan Syaban dengan bersungguh-sungguh, maka ia akan memperoleh kemenangan dalam bulan Ramadan dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan baik“. Sungguh beruntung jika kita benar-benar menjadikan bulan Sya’ban sebagai langkah awal persiapan Ramadhan ke depan untuk mengaktifkan dan mengefektifkan amal-ibadah kita.
Beberapa amalan yang dianjurkan oleh Nabi sebagaimana disebutkan dalam haditsnya adalah memperbanyak solawat selain berpuasa. Nabi sendiri dalam hadits mengatakan bahwa salah satu bulan yang belyau lebih banyak berpuasanya adalah di bulan Sya’ban. Dikatakan, bahkan Nabi bisa berpuasa satu bulan penuh di bulan ini. Dan tentang bersolawat, karena para ulama sudah menjelaskan ke kita kalau turunnya ayat yang memerintahkan bersolawat –al-ahzab:56– itu diturunkan Allah pada bulan ini. Di ayat itu jelas Allah katakan kalau Allah dan malaikat saja bersolawat kepada Nabi Muhammad. Bagaimana dengan kita? Tentu juga sebaiknya bersolawat dengan harapan nanti di yaumil akhir akan ada syafaat dari setiap ucapan solawat yang kita lantunkan.
Mari kita jadikan Sya’ban sebagai pintu gerbang Ramadhan sebagai bulan yang nanti akan kita dapatkan ampunan. Malam nisfu sya’ban yang juga menajdi salah satu keistimewaan bulan Sya’ban mari pula kita songsong dengan penuh gairah. Beribadah semata karena Allah.