Oleh M. Rasyid Nur
MAKNA istiqamah secara umum selalu disebut sebagai sikap teguh
pendirian. Kokoh pada apa yang diyakini. Di kamus juga begitu makna yang
terbaca. Orang istiqamah adalah orang yang kuat pendirian. Tidak berubah atas
pengaruh yang tidak beralasan.
Kalau mengacu pemahaman agama (Islam), misalnya yang disebutkan di
dalam kitab suci, orang istiqamah adalah orang yang tidak takut dan tidak
bimbang dalam mematuhi perintah Allah. Sikap itu sebagaimana pemahaman firman
Allah di surat Fussilat ayat 30 yang maknanya begini, “Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka istiqamah, maka
malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan
janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah.”
Dengan penegasan itu orang istiqomah hanya akan terpengaruh oleh
Tuhan saja. Satu-satunya sandarannya sekaligus sebagai kekuatan untuk bertahan
atau tidak adalah jika itu sesuai dengan tuntunan Tuhan. Pendirian yang kokoh
adalah kekuatan yang tidak akan mudah digoyahkan. Itulah sikap istiqamah.
Meskipun istilah istiqomah diambil dari kitab suci sesungguhnya
kata istiqamah bisa dipahami dalam berbagai situasi dan kondisi. Istiqamah
dapat dikaitkan dengan akidah atau iman dalam beragama. Bisa pula dikaitkan
dengan amal dan ibadah sehari-hari. Makna ibadah di sini tentu saja tidak
semata-mata perintah wajib seperti salat, puasa dan lain-lainnya sebagai
tertera dalam rukun Islam itu. Ibadah bisa juga kerja-kerja sehari-hari seperti
melaksanakan pekerjaan sebagai guru, sebagai petani, nelayan atau sebagai
penulis, misalnya.
Orang-orang yang kokoh dalam keyakinan, konsisten dalam beramal
(aktifitas) atau ibadah dapat disebut sebagai orang istiqomah. Jadi, kuat
bertahan dengan keyakinan itu adalah orang istiqamah. Begitu juga dengan orang
yang konsisten dalam melaksanakan pekerjaan sehari-harinya. Itu juga dapat
disebut sebagai istiqamah.
Dalam menjalankan aktifitas menulis atau apa saja, jelaslah sangat
diperlukan sikap istiqamah. Apalagi jika ada kewajiban yang mengharuskan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan secara rutin atau berkelanjutan tanpa putus.
Istiqamah akan menjadi kunci dan penentu dari keberhasilan itu. Hanya
orang-orang istiqamah saja yang akan mampu membuktikan pekerjaan akan berjalan
secara terus-menerus. Tidak akan ada alasan yang dicari-cari.
Tanpa sikap istiqamah
pasti saja harapan keberhasilan dari pekerjaan akan gagal diwujudkan. Dan
itu berlaku untuk semua pekerjaan. Keberhasilannya ada pada sikap istiqamah
itu. Pesan untuk istiqamah adalah pesan yang tidak akan dilupakan oleh siapapun
dalam usaha konsistensi pekerjaan.***
Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id