31 Mar 2020

Mengubah Imej dengan Mengubah Berita

Mengubah Imej dengan Mengubah Berita

Oleh M. Rasyid Nur


KISAH corona alias covid-19 dengan segala ikutannya telah mengubah banyak hal. Belakangan menjadi salah satu kekhawatiran juga perihal penyampaiannya karena ramainya orang yang ingin memberikan informasi perihal corona. Sampai harus diingatkan untuk tidak lagi membuat informasi-informasi perihal corona yang benar-beanr menciptakan perasaan merana. Intinya, berhentilah memberi informasi corona yang justeru membuat ketakutan saja.

Di media sosial beredar sepucuk surat,  entah hoax entah benar yang menyesalkan betapa info-info corona di negeri kita lebih banyak berita menakuktkannya dari pada berita menyemangatkan. Hoax atau tidak, tapi kandungan isi surat itu bagus juga menjadi perhatian kita. Karena masifnya berita yang membuat takut, sampai ada mahasiswa yang tergerak hatinya menyatakan keluhan seperti isi surat itu. Berita-berita beginilah yang kini sudah diperingatkan. Surat yang beredar di medsos itu sebagiannya berbunyi begini,

Disini (Wuhan) kami sangat cepat untuk bangkit (recovery), karena kami saling menyemangati. Kami tidak memberitakan berita kematian, yang kami beritakan adalah berita kehidupan dan berita kesembuhan. Namun kenapa, netizen di Indonesia lebih memilih memberitakan berita ketakutan? Apakah mereka memang ingin membunuh saudaranya sendiri?
Bisakah mulai saat ini kita hanya memberitakan berita yang penuh harapan, berita yang menenangkan, berita kehidupan?
Bisakah kita membantu tim medis yang sudah sedemikian lelah, untuk berhenti membuat postingan-postingan yang berkonten menakut-nakuti membuat orang khawatir dan panic. Bisakah?
Tahukah bahwa kekhawatiran berlebih akan menurunkan imun tubuh lebih cepat. Jangan buat mereka khawatir, sehingga terus menerus berbondong bondong ke RS dan makin membuat lelah para tim medis kita.```
BISAKAH?

Begitulah bunyi surat yang beredar di Medsos itu. Sejatinya berita atau informasi-informasi yang kita sampaikan perihal corona adalah berita yang dapat menambah semangat pembaca yang sewaktu-waktu bisa saja terinfeksi corona. Berita tentang kematian, banyaknya penderita dan lain sebagainya, mungkin cukup untuk konsumsi orang tertentu saja. Tapi berita-berita kesembuhan, usaha perbaikan dan pengobatan, usaha mengatasi dan yang sejenisnya, silakan diberitakan. 

Untuk membuat berita agar disukai dan diinginkan pembaca, khusus berita corona pada saat corona tengah merajalela, kiranya berita itu mempunyai imej yang baik. Hendaknya berita itu diubah imejnya dari berita menakutkan menjadi berita yang membuat semangat. Dengan itu, masyarakat dapat lebih tegar. Jadi, berita itu seharusnya bukan menakutkan tapi menguatkan.***
Catatan yang sama juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

30 Mar 2020

Pesan Imam Syafii: Akhirat di Hati, Dunia di Tangan dan Mati di Pelupuk Mata

Pesan Imam Syafii: Akhirat di Hati, Dunia di Tangan dan Mati di Pelupuk Mata


Oleh M. Rasyid Nur
ADA pesan Imam Syafii, ulama terkenal, satu di antara empat mazhab agama (Islam) yang ada. Dia berpesan begini, "Jadikanlah akhirat di hatimu, dunia di tanganmu dan kematian di pelupuk matamu." Subhanallah. Akhirat, dunia dan kematian, tiga hal yang diingatkannya dalam satu kali pesan. Ketiga hal itu pasti akan ada dan diyakini akan ditemui oleh setiap manusia (beriman). Tidak ada diantara kita yang --beriman-- tak yakin akan kedatangan ketiga hal itu.

Jadikan akhirat di hati, artinya keyakinan akan kehidupan abadi di akhirat hendaklah ada senantiasa di hati kita. Tidak cukup di pikiran dan perasaan saja. Lalu, jadikan dunia di tanganmu, artinya urusan dunia sebagai jembatan ke akhirat itu hendaklah berada di tangan. Maksudnya itulah yang saat ini dikerjakan. Sementara kematian yang setiap orang tidak akan pernah tahu kapan datangnya haruslah diletakkan di pelupuk mata. Artinya kematian itu diyakini begitu dekatnya dengan kita. Jangan sampai lalai karena tidak tahunya tanggal dan hari kematian. Jika dia serasa berada di pelupuk mata, artinya kita persis dalam posisi bersiap-siap.Karena begitu dekat. Bisa hanya sekerdip mata saja datangnya.

Jika akhirat sudah bersemayam di hati maka setiap tindak-tanduk yang dilakukan sebagai aplikasi kehidupan di dunia ini akan selalu terkaitkan dengan akhirat itu. Karena akhirat adalah hari pembalasan atas apa yang dilakukan di dunia, maka kita tidak ingin pembalasan itu berupa azab dikarenakan tindak-tanduk kita yang melawan ketaatan. Dapat dipastikan, jika semangat akhirat sudah tersimpan dengan baik di hati kita otomatis kehidupan dunia kita pun aka  menjadi baik.

Akan halnya nasihat kematian yang akan menimpa semua makhluk hidup seperti kita kapan dan dimanapun jua, sudah tepatlah jika dia seolah diletakkan di atas pelupuk mata. Artinya setiap kerdip mata, setiap seepat itu manusia bisa saja mengalami kematian. Jangan bayangkan kematian itu akan datang per tahun atau per bulan. Bahkan jarak per jam dan per detik pun itu terlalu lama. Karena ternyata setiap kerdip mata bisa saja kematian menimpa kita. Makanya, dikatakan, letakkan kematian di pelupuk mata.

Hidup sesudah mati itulah sesungguhnya titik akhir yang akan menjadi tujuan semua orang. Dunia dan kehidupan yang ada di dalamnya adalah prosesi perjalanan dari semua perbuatan yang hasil (balasan) akan diterima nanti. Orang beriman akan tetap berperinsip bahwa sekarang --di dunia-- bekerja dan nanti --di akhirat-- menerima hasilnya.***
Tulisan yang sama di: www.mrasyidnur.gurusiana.id

29 Mar 2020

Puisi: Jeritan Cinta Tanpa Batas Seorang Hamba

Puisi: Jeritan Cinta Tanpa Batas Seorang Hamba

Goresan Mohamad Nasrudin (Ust. Monas) 
 
Dengan takdir Allah, masjid boleh sepi, masjid boleh rusak, masjid boleh roboh.
Namun tidak boleh sepi, tidak boleh rusak dan tidak boleh roboh adalah hati kita kepada Allah. 

Sama sekali tidak akan rusak di hati kita adalah wajhulloh,
Tidak boleh roboh adalah iman kita kepada Allah.


Hanya kepada Allah kita menyembah.
Ingat kata Rosululloh SAW, Al-Ardhu kulluha masjidun illa maqbaroh wa hammam.
Rasul kita sudah tegaskan, bahwa bumi semuanya adalah Masjid kecuali kuburan dan kamar mandi.

Meskipun kau kurung aku di rumah, kau kurung aku di penjara, kau kurung aku di hutan belantara.
Tak sedikitpun mengurangi rasa cintaku kepada Allah.
Tak sedikitpun mengurangi kualitas ibadahku kepada Allah.
Dan tak akan menghilangkan persembahanku kepada Allah.

Justru karena ridhoku atas semua takdirMu...
Aku akan semakin bersemangat dan semakin mencintai Mu 
untuk senantiasa memuji-Mu, ya Allah.

Karena aku menyembah-Mu tidak tergantung tempat, tidak tergantung keadaan. 
Mau susah maupun senang, mau di masjid maupun di rumah, mau di penjara maupun di hotel mewah, 
Aku akan tetap menyembah-Mu karena cintaku kepada-Mu semata, ya Allah.



Monas Inspire.

28 Mar 2020

Puisi CINTA, BUKAN KITA TAK HENDAK BERSAMA

Puisi CINTA, BUKAN KITA TAK HENDAK BERSAMA


Karya M. Rasyid Nur
Berapa lama lagikah kita tidak bisa
dan tidak boleh bersama
tersebab corona yang terus memeluk dunia
tersebab corona menjadi penguasa seantero dunia,
hanya Dia jua yang mengetahuinya, sayang

Kita akan terus berdoa
meminta kepada-Nya sembari terus dan tetap berusaha
dan berusaha, berusaha hinga Sang Penguasa mengetokkan palu keputusan
kita mengikuti arahan Pemerintah yang berkuasa di setitik kuasa
kita jalankan apa jua yang digariskan penentu di sini
tentang strategi pencegahan penularan virus corona ini
dan apa saja untuk cinta kita, sayang.

Tidak bersama dengan jumlah yang banyak seperti biasa
bukanlah karena kita tidak lagi saling cinta
bukan juga karena ada selisih paham diantara kita
bukan
kita tidak sedang bermusuhan diantara satu dengan lainnya
kita masih dalam cinta yang sama, sayang

Sesungguhnya cinta kita semakin suci dan kuat.
Kebersamaan kita, meskipun dari jauh tetaplah dekat
justeru semakin kita perbanyak dan kita pererat dengan bergalon perekat
kita pasti tidak ingin terpisa oleh corona
kita hanya rela jika kematian tidak sia-sia
yang memisahkan kita, sayang

Insyaallah kita tidak akan putus asa.
Kita akan teus berusaha
agar corona segera punah
dan kita kembali bersama.
percayalah, cinta
bukanlah kita tidak ingin bersama
hidup ini mengikat kita untuk tidak bersama
maafkanlah cinta
ini bukanlah untuk berpisah, sayang
Tbk-28032020

27 Mar 2020

Memahami Fatwa Ulama dan Perintah Ulil Amri

Memahami Fatwa Ulama dan Perintah Ulil Amri

Oleh: Mohammad Nasrudin
 
SESUNGGUHNYA memahami fatwa ulama dan perintah Ulil Amri tidak bisa dengan pandangan hitam-putih saja. Tidak bisa seperti pemahaman awam memahami masalah yang saat ini lagi menghebohkan masyarakat. Yaitu perlu-tidaknya meninggalkan solat jumat di Masjid dikarenakan khawatir virus corona.

Mencuplik Surah At-Taubah, itu memang benar.kita wajib memakmurkan masjid dalam konteks normal tanpa uzur.  Fatwa MUI juga tidak melarang sholat di masjid. Yang dilarang sholat di masjid yang berdampak kerumunan massa dan menjadi media penularan virus. Kalau Sholat apapun keadaannya memang tidak boleh ditinggalkan meskipun dengan isyarat mata bagi yang sudah uzur.

Dalam fikih, sholat Jum'at boleh ditinggalkan ketika ada uzur, seperti ketika sakit, hujan deras, di suatu daerah yang masjid sulit ditemukan. Begitu juga ketika ada sesuatu yang membahayakan keselamatan maka solat jumat boleh tidak dilakukan.

Dalam riwayat Bukhori dan Muslim, Rosululloh pernah memberikan contoh, manakala hujan deras, Rosululloh perintahkan bilal mengumandangkan adzan, pd lafadz hayya ala sholah diganti dg shollu fi buyutikum. Agar diganti dg sholat dhuhur di rumah masing-masing. Di sinilah indahnya Islam, yang tidak ingin memberatkan pemeluk nya. La yukallifullohu nafsan illa wus aha. Beribadah sesuai konteks, makanya ada hukum rukhso dan dhorurat dalam Islam.

Illat atau sebab hujan deras saja Rosululloh sdh memberikan arahan utk sholat di rumah masing-masing, bagaimana dengan ancaman potensi virus yang mematikan, yang bahaya penularannya memang melalui interaksi sosial dg jarak dekat seperti kerumunan sholat.
Pertimbangan medis sbg ahlu dikri ttg hal ini tentu mjd rujukan yg tepat menjelaskan karakteristik bahayanya virus ini, yg penyebaran cepat, mudah menular dan membahayakan kesehatan. Fasaluu ahladzikri inkuntum la tak lamun. Allah perintahkan kita tanya ahlinya, ahlu dikri dalam hal ini tentu saja para pekerja medis. Kita dengarkan mereka,mrk yg lebih tahu.

Kalau ada yang berhujjah, kenapa harus takut virus, takutlah hanya pada Allah.
Nah di sini banyak yang salah paham. Pernyataan tsb benar. Kita tidak takut kepada virus, kita hanya takut pada Allah. Namun Allah yang memerintahkan kita menghindari bahaya. Allah melarang kita menjatuhkan diri dalam kebinasaan.

Virus itu sama dengan api, air, pasir, tanah dsb. Semua ciptaan Allah yang bertasbih kepada Allah. Mereka adalah junudulloh, para tentara Allah. Mereka menjadi bahaya karena perintah dan takdir Allah juga.

Air itu bisa bermanfaat, namun jika Allah sudah perintahkan air masuk ke daratan dan menggulung apa saja yg dilaluinya, pertanyaan nya, anda memilih menghindari apa diam saja di tempat, jika msh ada peluang bagi anda menghindari bahaya yang ditimbulkannya?, Klo anda diam saja, tawakal tnp ihtiar, maka anda telah melakukan bunuh diri. Tapi kalau anda menghindari nya,. Anda telah menjaga amanah kehidupan yang juga Allah perintahkan.

Sama halnya virus dg pasir, air, yg bisa Allah takdirkan mjd bahaya, cuma karakter virus ini beda. Benda tidak nampak yg potensi penularan nya melalui penularan kerumunan massa.sama halnya contoh air di atas, ketika virus sdh berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat, kita akan menghindari bahaya nya, atau pasrah saja tanpa upaya apapun. Klo anda pasrah saja, maka anda bisa dihukumi bunuh diri dan tdk memelihara kesehatan diri dan orang lain. Pemimpin tentu tidak menunggu datangnya bahaya baru berbuat, mereka tdk mau mengorbankan nyawa masyarakat nya dg kelalaian kebijakan mrk yg lambat,. Padahal contoh di mana mana sdh jelas. Di Jakarta itu pasien positif Corona dari 2 orang mjd 500an seperti skrg, tdk menunggu waktu lama,. hanya bbrp minggu saja,dan itu terus meningkat.

Nah pemimpin yang bijak akan berpikir lebih baik mencegah daripada mengobati.
Di sinilah kaidah fikih mjd panduan. Dar'ul mafaasid muqoddamun ala jalbil masholih. Mencegah kerusakan lebih diutamakan dibandingkan mengambil manfaat.

Dalam hal ini, potensi timbulnya bahaya, ada di tangan pemerintah yang lebih tahu...di Karimun sdh mengeluarkan surat darurat wabah Corona akibat masuknya ribuan TKI dari Malaysia yang sangat berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.karena mereka datang dari negara rawan yg berpotensi menular dg cepat.

Menimbang fasilitas kesehatan daerah yang msh terbatas jika terjadi penularan tak terkendali seperti Jakarta dan kota lain. Mereka akan kuwalahan jika kemungkinan buruk yang bisa terjadi itu dibiarkan.

Kalau hal itu sampai terjadi karena pembiaran, dan ketidak sadaran masyarakat utk menghindari kerumunan, pemerintah juga yg pasti disalahkan. Bukan masyarakat yg ngotot dan melawan perintah Ulil Amri.

Nah sekarang fatwa MUI sdh terbit, surat pelarangan pemerintah sdh keluar, guna melindungi masyarakat dari bahaya wabah virus Corona ini. Tugas umat harusnya sami'na wa atho'na. Patuh karena menuruti Ulil Amri adalah perintah Allah yg wajib dipatuhi oleh orang beriman. Kecuali kita tidak beriman. Annisa 59, ya ayyuhalladzina aamanu athiulloha wa athiurrosul wa Ulil Amri minkum. Hai orang-orang beriman ,ta'atilah Allah dan rosulNya serta Ulil Amri atau pemimpin diantara kalian.

Coba tadabburi ayat itu, Allah menyeruh kpd orang beriman, bukan kpd orang muslim, bukan kpd manusia umumnya...tapi kpd orang beriman. Hanya orang beriman yang memiliki komitmen ketaatan kepada Allah dan rosulNya, serta Ulil Amri atau pemimpin.

Sekarang iman kita diuji, apakah kita mau mengikuti arahan pemerintah demi keselamatan masyarakat luas atau kita abaikan krn keegoisan kita yg tdk berdasar. Siapa yang tidak ingin ibadah lagi di masjid seperti kmrn dengan aman tanpa perasaan was was. Krn uzur dan takdir Allah jua lah kita harus menahan diri demi keselamatan kita, keluarga dan masyarakat. Mentaati perintah Ulil Amri karena mentaati perintah Allah juga ibadah. Timbangan mudharat dan manfaat bagi kehidupan manusia inilah yang menjadi dasar lahirnya Fatwa dan kebijakan pemerintah.

Semoga dipahami.

Monas Inspire
Mochammad Nasrudin

26 Mar 2020

Akhirnya MUI Karimun Rekomendasikan Ganti Solat Jumat dengan Zuhur Saja

Akhirnya MUI Karimun Rekomendasikan Ganti Solat Jumat dengan Zuhur Saja


TANAIKARIMUN.COM - DENGAN banyaknya pertanyaan masyarakat kepada MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten Karimun perihal perlu tidaknya masyarakat muslim menyelenggarakan solat Jumat atas kenyataan semakin merebaknya penularan virus corona di Indonesia, termasuk di Kepri dan Karimun. Maka dengan berbagai pertimbangan yang disejalankan dengan keadaan, para pengurus MUI Kabupaten Karimun akhirnya merekomendasikan ke Pemerintah Daerah untuk mengganti solat jumat dengan solat zuhur di rumah masing-masing. Pertimbangan itu tentu saja sebagai rujukan untuk membuat keputusan (rekomendasi) kepada Pemerintah Daerah Karimun untuk disampaikan kepada masyarakat di kabupetan ini.

Tentu saja MUI harus membahas masalah ini dalam satu rapat khusus dengan melibatkan berbagai komponen di luar MUI seperti Tim Gugus Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun, Dinas Kesehatan, KSOP, Imigrasi dll yang ada kaitannya dengan keperluan keputusan ini. Selain keputusan rapatnya sendiri, rujukan pengurus MUI Kabupaten untuk menyampaikan rekomendasi ada beberapa rujukan lainnya, antara lain, 1) Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020, 16 Maret 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19; 2) Keputusan Gubernur Kepri Nomor 3007 tahun 2020, 19 Maret 2020 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Prov. Kepri; 3) Keputusan Bupati Karimun Nomor 338 Tahun 2020, 17 Maret 2020 tentang Status Keadaan Darurat Bencana wabah Penyakit akibat Corona Virus Disease 2019 sebagai kejadian luar biasa di Kabupaten Karimun.

Masih ada dua rujukan lainnya, yaitu Surat Edaran Bupati Karimun nomor 000/UM-BUPATI/III/233f/2020, 17 Maret 2020 tentang Upaya Antisipasi dan Penegahan Penyebaran Covid-19 di Masjid atau Musolla; dan keputusan Rapat Umum MUI Kabupaten Karimun tanggal 25 Maret 2020 tentang Upaya Penanggulangan Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Karimun. Inti edaran dan keputusan itu addalah bagaimana mengantisipasi penyebaran virus corona melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak.

Atas dasar itu, ada tiga rekomendasi MUI ke Pemerintah Kabupaten Karimun yang salah satunya meminta kepada Pemerintah Kabupaten Karimun untuk membuat surat edaran kepada masyarakat yang berisi, a) tidak melaksanakan sholat Jumat dan solat jamaah rowatib; b) agar pengurus masjid tetap mengumandangkan azan sebagai pertanda masuknya waktu solat.

Segala keputusan yang berimbas kepada boleh digantinya solat Jumat dengan solat zuhur di rumah masing-masing adalah dalam rangka usaha untuk memutus mata rantai penularan virus corona dalam masa yang dtentukan. Jika nanti Pemerintah menilai bahwa keadaan sudah normal kembali maka edaran itu secara otomatis tidak akan berlaku lagi.***

25 Mar 2020

Doa Corona Menyongsong Ramadhan Tiba

Doa Corona Menyongsong Ramadhan Tiba

TANAIKARIMUN.COM - SUNGGUH banyak perubahan yang terjadi tersebab corona alias covid-19 ada di muka bumi. Termasuk Indonesia. Sebagai virus yang amat menakutkan karena obatnya yang belum ditemukan, plus cepat dan mudah menyebar sebagai wabah yang mengerikan, corona benar-benar menguasai dunia saat ini. Hampir semua Negara di dunia sudah diserangnya. Dari media yang kita baca hingga hari ini, sudah 140-an Negara yang dibuat sibuk oleh virus corona.

Sebagai umat beragama, kita orang Indonesia falsafah Negara kita adalah Pancasila selalu mengingatkan pentingnya berdoa kepada Yang Maha Kuasa yang diyakini bahwa corona juga atas izin-Nya jua menjadi tersebar di seluruh dunia. Apakah itu sebagai sebuah cobaan, teguran ataukah sebagai peringatan keras yang mengarah kepada hukuman, kita akan menerima itu apa adanya. Maka, selain berusaha menemukan obatnya, berusaha memutus penularannya dan berusaha mengobatinya, kita juga berdoa kepada-Nya.

Saat ini ada banyak doa yang beredar di media, terutama Media Sosial yang jelas tidak akan mudah mengendalikan penyebarannya. Salah satu doa yang ingin kita kutip dan tampilkan di halaman ini adalah doa yang mengaitkan corona ini denga Ramadhan Mulia yang sebentar lagi akan tiba. Doanya berbunyi begini,

Ya Allah, Engkau datangkan corona ke tempat kami, apakah ini sebagai teguran atau azab kepada kami; apakah corona itu semacam bala tentara Engkau yang dikirim untuk memberantas kesombongan kami; maka segerakanlah tugas. Kami akan menerimanya, ya Allah.

Ya Allah, sebentar lagi bulan mulia, Ramadhan akan tiba di hadapan kami; ijinkanlah kami bisa menghirup udara Ramadhan yang mulia itu, karena di situ kami akan berkesempatan memohonkan ampun kepada-Mu atas dosa-dosa yang begitu banyak kami lakukan;
Ijinkan kami...menemui bulan penuh ampunan-Mu itu, ya Rabb;

Wahai makhluk super kecil, yang katanya hanya seukuran 100-an nanometer, tapi mampu menggemparkan dunia yang begini besar dengan risiko yang begini besar, cabutlah ia dari tempat kami, ya Allah; Hai Covid-19, kembalilah engkau ke tempatmu sebelum Ramadhan tiba; Tinggalkanlah kami, tinggalkanlah Negara kami dan sirnalah di muka bumi ini.

Ya Allah, kami munajadkan doa kepada-Mu agar puasa kami khusyuk dan tawadhdhuk, agar berbuka kami nyaman dan aman, agar solat tarwih kami tertib dan lanacar, agar segala aktivitas Ramadhan kami mendapat berkah dari-Mu; Ijabahlah, ya Allah doa dan pinta kami ini, amin...amin...ya Robbal Alamiin.

Dan tentu saja masih banyak doa-doa lain yang juga dapat kita sampaikan kepada Zat Maha Pengasih dan Penyayang; yang kasih dan sayangnya tidak berbatas untuk siapun. Anda, pembaca juga bisa menyatakan doa apa saja selama harapan itu sepenuhnya kita tumpukan kepada-Nya untuk mengabulkannya. Mari kita senantiasa berharap hanya kepada-Nya.***
Dirangkum M. Rasyid Nur dari beberapa sumber