5 Mar 2020

Kewajiban Mengajak Membaca dan Menulis adalah Kewajiban Kita

Kewajiban Mengajak Membaca dan Menulis adalah Kewajiban Kita


SIAPAKAH yang seharusnya mengajak masyarakat untuk membaca dan atau menulis? Kalau kita guru maka yang mengajak atau menyuruh masyarakat sekolah atau murid-murid itu tentunya kita. Kitalah yang wajib melakukannya, tentunya. Kita tentu ingin masyarakat (sekolah: murid-murid) di sekitar kita menjadi orang yang rajin membaca dan juga menulis.

Untuk mewujudkan niat ini ada guru yang membangun perpustakaan pribadi yang dapat dimanfaatkan oleh orang di sekitar tempat tinggalnya. Membiayai sendiri dengan mengoleksi berbagai buku (bacaan) yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Jika ada rezeki yang dapat disihkan dari keperluan pokok, kelebihan itu akan diarahkan untuk membeli dan menambah koleksi buku di perpusatakaan pribadi itu.

Namun ada pula kenyataan yang kontradiksi. Di satu sisi kita cukup sibuk melakukan berbagai kegiatan untuk memotivasi masyarakat di sekitar kita untuk membaca dan atau menulis tapi di sisi lain ternyata keluarga (serumah) sendiri malah tidak suka membaca atau menulis. Lalu, sebenarnya akan dimulai dari mana mewujudkan niat mengajak membaca dan menulis itu?

Tentu saja keadaan seperti itu dapat disebuat sebagai usaha yang gagal. Setelah diri sendiri mampu menjadi pembaca dan penulis, ternyata kita belum mampu mengajak keluarga sendiri yang nota bene paling dekat dengan kita.

Apakah ini karena kegagalan kita tidak mampu mengajak keluarga sendiri untuk membuktikan niat dan usaha kita? Atau itu memang karakter sebagian keluarga kita yang memang tidak suka membaca dan menulis? Lalu dari mana kita akan memulai mengajak orang menulis dan membaca?

Sebagai guru, guru yang suka membaca dan menulis, mengajak orang lain untuk juga menjadi suka membaca dan menulis adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Masalahnya akan dimulai dri mana?
Sederhananya, pertama tentu keluarga sendiri. Walaupun siswa kita adalah orang yang juga terdekat dengan kita, tetap saja keluarga sendiri lebih dulu diutamakan. Inilah kewajiban, bukan penghargaan.
Selanjutnya, ya di sekolah. Siswa kita adalah sasaran utama lainnya yang juga sama pentingnya dengan keluarga. Setelah itu barulah lainnya. Kalau di lingkungan tentu saja orang-orang di sekitar kita, sedangkan di sekolah ada guru dan pegawai lain yang juga wajib diajak untuk menjadi penulis dan pembaca. Bisakah?***.

2 Mar 2020

Ekonomi Sebagai Ibadah: Obsesi Dunia vs Obsesi Akhirat

Ekonomi Sebagai Ibadah: Obsesi Dunia vs Obsesi Akhirat

Oleh Dr. Mawardi 
DALAM berharap itu apakah kita mendahulukan harapan ke dunia atau  ke akhirat? Berikut tulisan Dr. Mawardi yang disampaikan oleh Ibu Amrina, seorang mentor HPAI. Silakan simak tulisannya. (Pengantar dari Tanaikarimun.Com)


SEBUAH pola yang telah digariskan oleh baginda Rasul dalam sebuah haditsnya adalah menjadikan akhirat sebagai obsesi, bukan dunia. Pola ini sudah dikunci oleh baginda Rasul sejak lebih kurang 15 abad yang lalu.

Dalam al Qur'an pun didahulukan redaksi kata akhirat baru setelah itu redaksi kata dunia. Artinya, Akhirat is our priority...

Lalu apakah bisnis itu pekerjaan duniawi? Jawabannya tergantung mau kemana kita mengarahkannya...

Bisnis adalah pekerjaan ukhrawi yg bedampak pada kehidupan duniawi. bagaimana tidak, karena setiap aktifitas usaha yg baik dan halal adalah ibadah dan jihad; jihad secara ekonomi...

Jadi spirit bisnis harus tetap ditumbuhkembangkan utk menebar seluas2nya manfaat dalam rangka obsesi akhirat...

Karena diantara permasalahan umat hari ini adalah, adanya orang kaya yg tak sholeh dan orang sholeh yg tak kaya....

So, jangan lupa obsesi terbesar kita bukanlah kesenangan duniawi, tapi yg mesti dikejar itu adalah obsesi termulia utk akhirat...
karena kegiatan perdagangan & aktifitas bisnis apapun yg kita lakukan hari ini, ada rekamannya di akhirat....
Dr. Mawardi, Dewan Syariah HPAI

28 Feb 2020

Dari Penutupan MTQ Kecamatan Ungar: Ada Sofi Lida di Sini

Dari Penutupan MTQ Kecamatan Ungar: Ada Sofi Lida di Sini


TERNYATA penyanyi top Kabupaten Karimun yang mewakili Provinsi Kepri di ajang Liga Dangdut (Lida) Indosiar itu hadir malam ini. Dia diundang dan ikut menyemarakkan Malam Penutupan MTQ (Musbaqoh Tilwatil Quran) Kecamatan Ungar, Rabu (26/02/2020) malam di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Ungar. Penyanyi yang lagi ngetop di Kabupaten Berazam, itu membawakan dua buah lagu bernuansa Islami di hadapan masyarakat Sungai Buluh, khususnya dan Kecamatan Ungar umumnya.
Seremoni penutupan MTQ adalah salah satu momen terpenting dari rangkaian pelaksanaan MTQ yang biasanya berlangsung 4-6 hari. Biasanya ada dua momen yang selalu ditunggu dan dikunjungi masyarakat, Malam Pembukaan dan Malam Penutupan. Di malam-malam kegiatan lomba malah sering sepi pengunjung. Sikap yang sesungguhnya kurang baik dalam usaha mensyiarkan alquran. Tapi begitulah masyarakat di sini.
Dan di malam penutupan ini, panitia mendatangkan artis tempatan yang baru saja berlaga di ajang Liga Dangdut yang diselenggarakan televisi Indosiar. Meskipun secara Nasional dia belum berhasil sebagai pemenang, tapi Sofi menjadi ikon penyanyi dangdut provinsi saat ini. Dialah wakil Provinsi Kepri di Lida Indosiar periode ini. Tentu saja namanya lagi 'hangat-hangat' dibicarakan masyarakat di sini.
Sebelum Sofi tampil, ada beberapa acara pokok, seremoni pembukaannya terlebih dahulu. Seperti biasa, diawali dengan persembahan Tari Persembahan dan Lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan pembacaan ayat suci alquran dan pembacaan doa serta sambutan-sambutan. Ada sambutan Ketua Panitia Pelaksana (Sekcam) dan Camat Ungar sendiri yang memberikan sambutan sebelum pidato pengarahan Bupati Karimun, H. Aunur Rafiq untuk menutup secara resmi.
Sofi sendiri hanya tampil dua kali dengan dua lagu  bernuansa Islami. Di bagian awal sebelum sambutan satu lagu dan di bagian akhir setelah penutupan secara resmi oleh bupati satu lagu lagi. Jika di bagian awal Sofi bernyanyi solo sementara pada penampilan keduanya dia diiringi oleh tarian kolosal berlanggam kombinasi zafin dan dangdut. Tentu saja dua penampilan Sofi ini yang paling ditunggu oleh pengunjung.
Tidak perlu bertanya, mengapa bintang dangdut yang diundang panitia? Hmm, itu biasa karena masyarakat juga butuh hiburan mengasyikkan. Dan yang penting, penyanyinya hanya membawakan lagu bernuansa agama. Namanya juga kegiatan MTQ.***
Artikel yang sama ada juga di https://mrasyidnur.gurusiana.id/
Pakailah Anugerah Mata dengan Arif: Kita Pasti akan Menjaganya.

Pakailah Anugerah Mata dengan Arif: Kita Pasti akan Menjaganya.


Oleh Monas


SAYA yakin bahwa Anda punya keyakinan yang sama dengan saya. Tentang apa? Tentang mata. Bahwa mata adalah organ yang sangat penting bagi kita. Setuju?

Dengan mata ini kita bisa melihat indahnya dunia ciptaan Allah. Dengan mata ini kita bisa membaca firman Allah. Dengan mata ini, kita bisa   melihat wajah orang-orang yang kita cintai. Dengan mata ini, kita bisa menikmati banyak hal yang bisa kita lihat atas ciptaan dan kebesaran Allah.

Akankah kita biarkan nikmat mata yang begitu luar biasa ini tanpa mensyukurinya, dengan merawat nya, dengan mengobatinya ketika sakit, atau ketika sudah kabur. Tentu tidak bukan? Tak terbayangkan bagi kita jika nikmat mata yang besar manfaatnya ini diambil Allah. Saya percaya bahwa kita akan mempergunakan mata kita dengan arif, bijaksana dan penuh rasa syukur.

Saya begitu terkesan ketika ada informasi, bahwa ada kopi yang bisa menjadi asbab kesembuhan bagi penyakit mata, bisa membuat orang buta akibat diabetes bisa melihat kembali, mata minus, plus, silinder, rabun, katarak, maupun akibat lemak  bisa sehat kembali setelah minum beberapa kotak produk kopi ini, yg mengandung lutein yg berfungsi mensehatkan mata, menyehatkan penyakit lutut, penyakit syaraf, penyakit diabetes, jantung,kanker, dan alzheimer.

Produk yang diolah di Johor Malaysia ini membuat saya penasaran, dan membuat saya langsung membelinya 4 kotak, dengan harapan bisa menjaga kesehatan mata saya dan keluarga saya yang banyak berhubungan dengan radiasi HP. Juga istri yg mengalami minus dan saya mengalami silinder yang mulai  kabur. Wal hasil baru minum dua saset, mata terasa terang, dan ada efek proses kesembuhan yg saya rasakan. 

Karena ada impact yang begitu besar yang saya rasakan, maka sy putuskan mjd stokist dan distributor mudah mudahan mjd amal ibadah utk membantu orang agar mendapatkan kesehatan matanya kembali. Semoga mata yang sehat kembali dijadikan utk byk beribadah membaca Al Qur'an dan mensyukuri nikmat Allah dari nikmat mata yang begitu besar ini.

Bagi teman-teman yang ingin matanya sehat kembali agar bisa mensyukuri nikmat Allah ini, silahkan yang mau mencoba maupun ingin menjadi agen agar bisa membantu sesama, silakan hubungi saya di wa: 081266557203

27 Feb 2020

Kekuasaan Allah Menjadi Penentu: Menyikapi Tertundanya Keberangakatan Jamaah Umroh

Kekuasaan Allah Menjadi Penentu: Menyikapi Tertundanya Keberangakatan Jamaah Umroh

Oleh Mochamad Nasrudin (Monas)
KEKUASAAN Allah di atas kekuasaan siapapun makhluk di planet ini. Itulah ungkapan yang paling tepat untuk mengungkapkan kejadian batal berangkatnya ribuan jamaah umroh Indonesia.

Kita boleh saja menyusun schedule serapi mungkin, kita boleh saja mengaku paling berpengalaman dalam memberangkatkan jamaah, kita boleh saja merasa sebagai travel umroh terbesar, paling bonafit, kita sebagai jamaah boleh saja sangat yakin pasti akan berangkat dalam waktu dekat.

Tapi kita harus tetap rendah hati, dan mengakui bahwa kekuasaan Allah di atas kehebatan kita. Kehendak Allah di atas kemampuan kita, di atas keprofesionalan kita.

Allah bisa membalikkan kenyataan yang tidak mungkin terjadi hanya dengan virus yang tdk nampak. Siapa menduga,  kejadian yang tdk pernah terjadi ini, distop nya arus jama'ah umroh dari berbagai negara oleh otoritas kerajaan Arab Saudi.

Ada travel yg dg sombong nya pasti akan memberangkatkan jamaah nya beberapa hari sebelumnya, ada jamaah yg sdh walimatussafar begitu yakinnya pasti akan berangkat, ada yg sdh di bandara keberangkatan akhirnya kecewa krn ditahan,tdk boleh berangkat.

Tentunya ini adalah contoh dan bukti kekuasaan Allah, bahwa kita lemah, sangat lemah bahkan tdk ada apa apanya dihadapan kekuasaan Allah.

Ini pelajaran besar yang harusnya kita jawab dg subhanallah walhamdulillah Wallahu Akbar, karena kita sedang menyaksikan kemahakuasaan Allah yang maha besar. tidak selayaknya kita jawab fenomena ini dg kekecewaan, alasan alasan, atau bahkan kesombongan lainnya, ataupun pertunjukan baru kepada manusia lainnya bahwa kita hebat, kita kuat, kita mantap

Cukup... cukuplah sejenak kita merenungi kejadian ini...kita renungi kemahakuasaan Allah, sambil mengakui di dalam hati, bahwa kita lemah, kita tdk kuasa atas apapun kecuali Allah, sembari berucap subhanallah ya Allah, engkau maha besar, innaka ala kulli syaiin qodir. Engkau kuasa atas segala sesuatu.

Pengakuan terhadap kemahakuasaan Allah sambil berusaha membunuh kesombongan kita, bergantung hanya kepada Allah, insyaallah kejadian ini akan menjadi amal ibadah bagi kita semua. Namun jika kita tdk terima dg ketetapanNya, tetap memelihara perasaan paling hebat dlm diri kita,  dan bentuk bentuk ketidak terimaan atas ketetapan Allah, maka fenomena ini tdk akan mampu kita manfaatkan sebagai amal ibadah di sisi-Nya.

23 Feb 2020

Catatan dari Sagu Sabu Karimun: Awalnya Tak Cukup, Akhirnya Berlebih

Catatan dari Sagu Sabu Karimun: Awalnya Tak Cukup, Akhirnya Berlebih


TANAIKARIMUN.COM - HARUS saya akui kalau pada awalnya peserta Sagu Sabu Karimun ke-2 (Kepri ke-5) ini tidak akan cukup jumlah minimal pesertanya. Untuk menghelat Pelatihan Menulis Buku Sagu Sabu, dengan mengundang narasumber dari Surabaya ada semacam kesepakatan dan kebiasaan bahwa peserta yang ikut minimal 100-an orang. Angka ini berkaitan biaya.

Kegiatan pelatihan menulis buku seperti ini adalah pelatihan mandiri alias swadana. Segala keperluan untuk pelatihan, mulai dari honor narasumber, sewa gedung sampai kepada konsumsi semuanya dibiaya bersama oleh peserta. Tidak seperti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah (Pusat/ Daerah) yang anggarannya sudah disiapkan.

Biaya yang diperlukan ini, jika pesertanya tidak sampai pada angka minimal 100 orang maka pembayaran segala kebutuhan itu menjadi berkurang. Narasumber dari Pusat (Nasional) yang didatangkan oleh Media Guru sebagai  penyelenggara sudah kesepakatan tidak tertulis bahwa setiap satu orang peserta yang membayar sudah disepakati sekian rupiah adalah uang yang wajib disetorkan ke Media Guru. Media Guru biasanya memberikan gambaran anggaran kegiatan sekian rupiah untuk satu kekgiatan. Dan itu, tepat pada angka minimal peserta 100 orang itu.

Pada pendaftaran awal, panitia merasa senang karena jumlah calon peserta lumayan jumlahnya. Sampai pada batas hari yang ditentukan jumlah calon peserta semakin ramai hingga melebihi jumlah minimal yang diharapkan. Hanya saja, itu baru pada posisi sebagai calon peserta. Belum lagi menjadi peserta karena ada persyaratan wajib transfer biaya pelatihan.

Di sinilah mulai ada kekhawatiran panitia. Ternyata jumlah yang begitu banyak hanya pada posisi calon peserta. Bukan pesertanya. Ketakutan tidak akan tercapai jumlah peserta minimal ini terus bertahan menjelaang mendekati batas akhir pendaftaran, 5 Februari 2020. Kegiatannya sendiri akan dilaksanakan pada 22-23 Februari. Artinya waktunya semakin dekat. Angka minimal belum juga tercapai.

Panitia dengan sabar berusaha terus meyakinkan calon peserta untuk segera menyetor biaya pelatihan agar status calon menjadi nyata sebagai peerta. Panitia menunda batas menjadi tangga 15 Februari karena ada beberapa calon peserta menyampaikan permintaan begitu dengan alasan uang belum ada. Akhirnya usulan calon peserta itu diterima panitia.

Dalam kegalauan dan kekhawatiran itulah, menjelang dekat batas akhir pendaftaran, ternyata peerta terus bertambah. Setelah melewati angka minimal 100, calon peserta yang sudah terdaftar terus menyetor biaya dan calon peserta baru juga terus bertambah. Akhirnya pada hari Rabu (19/02/2020) itu panitia sepakat akan menutup pendaftar karena pihak Media Guru sudah meminta daftar anam-nama peerta untuk dibuatkan Surat Undangan dan sertifikat.

Tepat pada angka 144 orang panitia menutup daftar nama yang akan dikirimkan ke Pusat. Namun jika ada calon peserta yang akan ikut dan mendaftar, panitia sepakat tetap menerima dengan catatan tidak bisa lagi masuk ke lampiran undangan Media Guru. Begitu juga sertifikat akan dibuat tersendiri di Karimun. Dan ternyata menjelang hari H kegiatan, jumlah peserta malah melewati jauh angka minimal. Jumlah terakhir peserta Sagu Sabu Karimun II ini adalah 154 orang. Alhamdulillah. Kata CEO Media Guru, Pak Muhammad Ihsan, dari awalnya khawatir tak cukup malah bablas.***

Baca juga: https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/2/peserta-sagu-sabu-karimun-takut-tak-cukup-akhirnya-bablas-277755

21 Feb 2020

Mau Jadi Pengikut atau Diikut

Mau Jadi Pengikut atau Diikut

Oleh Monas
MAU menjadi pemimpin (leader/ yang diikut) atau mau menjadi anak buah (follower/ pengikut) pada hakikatnya tergantung kepada kita masing-masing. Pilihannya ada pada kita. Kita juga yang akan mengusahakannya. Namun ciri pemimpin itu bisa terbaca atau terlihat dalam keseharian seseorang. Lihatlah sikap dan mentalnya.

Dimana-mana mental Pemimpin selalu lahir dari orang-orang yang mau mengawali di depan. Tidak di belakang apalagi bersembunyi di kegelapan. Pemimpin akan selalu siap berkurban, memiliki visi jauh ke depan yang tidk dilihat orang bermental pengikut atau follower.

Mental pemimpin selalu berani mengambil keputusan pertama atau di awal, dia berani mengambil keputusan  karena dia memiliki visi, bahwa sesuatu akan besar di tangannya. Dia ingin menjadi bukti dan pelaku kesuksesan bukan menunggu bukti atas kesuksesan orang lain. Yang msh kecil, belum nampak bukti, yang belum ada bukti besar tapi berpotensi besar inilah justru kesempatan emas itu ada bagi orang-orang yang ingin menjadi Pemimpin. Secara hukum, kita akan besar karena menjadi bukti ,bukan menunggu bukti.

Tipe leader atau pemmipin, bagi dia ada ciri sikap. Bagi orang sukses biasanya akan mengatakan, "Oke saya siap,  ini peluang besar bagi saya, saya akan membuktikan dan akan menjadi bukti". Sedangkan tipe followers atau pengekor, selalu mengatakan "Anda saja dulu, nanti klo Anda sukses saya akan ikut".

Sedangkan mental pengikut atau follower justru kebalikannya. Dia tidak berani kalau diajak menjadi perintis, tidak berani berkurban, tdk berani ambil resiko utk harga kesuksesan meskipun hitung hitungannya sangat prospektif. Dia berpikir menunggu ada bukti orang lain, baru dia berpikir mau bergabung, itupun baru berpikir..dia benar-benar mau bergabung ketika orang sdh berbondong bondong mau bergabung...pd saat dia bergabung posisinya sdh tdk diperhitungkan lagi..krn dimana mana kesuksesan adalah milik orang orang pertama yang berani melangkah terdepan.

Tipe follower selalu di gerbong belakang yg tdk diperhitungkan. Jadi klo follower mau jadi leader,ya segera sadari ini...ketika ada penawaran utk mjd terdepan, di saat blm ada orang atau pengikut..pd saat itulah anda masuk, untuk mjd bukti, bukan menunggu bukti.

Anda mau jadi leader atau followers? Anda mau jadi pemimpin atau pengikut?, Anda mau jadi pengendali kesuksesan atau dikendalikan kesuksesan orang lain?, inilah beberapa pertanyaan yang harus kita jawab jika ingin menjadi pemimpin.

Kalau mau sukses segeralah jadi ashabul awwalin. Orang-orang yang tidak terlalu banyak mikir (negatif) dalam menangkap peluang besar inilah tipe entrepreneur, mentalitas sang pemenang.***