Mikonata
90 Views

TIDUR di kamar 213 hotel tepi pantai di Nongsa Point Marina & Resort, malam pertama, ini memang nyaman di awal akan tidur. Segar dan sejuk suasana dengan udara di kamar ber-Ac. Tapi di tengah malam, saat suhu kamar semakin dingin barulah saya sadar kalau selimut yang saya pakai sudah tidak sanggup menghangatkan tubuh. Menggigil tubuh kedinginan. Saya minta agar penyejuk udara itu dimatikan. Isteri saya lalu mematikannya. Itulah pengalaman berkesan di malam pertama di resort ini.

Bangun pagi sebelum waktu subuh masuk, seperti biasa, langsung ke kamar mandi. Yang lain saya lihat masih pulas tidurnya. Cucu saya yang kecil, Caca beberapa kali saya tutup badannya dengan selimut. Kelihatannya dia juga kedinginan karena tidur hanya sehelai celana dalam saja. Tidurnya yang suka sebenatar-sebentar berganti posisi membuat selimut itu selalu terlepas.

Di kamar mandi, seperti biasa juga saya cukup lama. Sejak usia lanjut, ini proses BAB saya memang rada lama. Duduk lebih lama di closet menunggu keluar. Saya sudah sempat bertanya ke beberapa teman. Katanya, itu sudah bagian dari kehidupan orang setua kita. Makanya, dokter selalu menyarankan lebih banyak makan makanan seperti buah dan sayuran.

Selanjutnya salat subuh di kamar saja. Jujur, apakah ada masjid di dalam kompleks yang maha luas ini? Sepertinya tidak ada. Tidak terdengar juga azan subuh. Keputusan saya salat subuhnya di kamar hotel saja. Tidak ada imam dan makmumnya seperti subuh-subuh sebelumnya. Hanya sendiri.

Pagi –Jumat, 03/01/2025– ini, hari kedua kami di hotel ini kembali saya dan cucu serta ponakan isteri mandi di kolam itu. Sore kemarin saya menceburkan diri dan praktik berenang di kolam itu bersama dua cucu dan satu ponakan isteri. Sungguh menyenangkan. Pagi ini saya ajak isteri ikut masuk kolam. Bersama dua cucu dan satu ponakan isteri, itu kami mandi bersama dengan para tamu lain yang juga memenuhi kolam. Sebelumnya kami sudah sarapan dulu. Sarapan yang juga punya catatan dan kenangan tersendiri.

Sepuas-puas mandi serasa tidak terasa dingin. Padahal masih pagi. Hampir dua jam barulah kami keluar dari kolam. Sebelum ke kamar hotel kami menyiram badan dengan air bersih menggunakan soar yang memang disedikan di samping kolam. Selanjutnya kami masuk kamar muntuk mandi bersabun di kamar mandi hotel.

Hari kedua ini kami sudah merencanakan untuk keluar dari lokasi resort. Untuk keluar dari lokasi ini juga satu hal yang tidak mudah. Lokasi yang maha luas dengan tidak ada transport umum membuat tamu-tamu yang ingin keluar-masuk minta bantu ke hotel mencari kendaraan atau mencari sendiri dengan mengontak para sopir di luarĀ  sana. Kami sendiri sudah ada nomor kontak sopir dan kami menghubunginya. Juga bisa menggunakan aplikasi grap atau gojek.

Kami ingin hari ini kembali cuci-cuci mata di mall lainnya di seputar Nagoya, Batam. Target hari ini adalah di Nagoya Hill, mall terbesar yang ada di Batam. Selain mencari barang-barang tertentu sebagai buah tangan untuk dibawa kembali ke Karimun, kami juga menjamu selera di kafe yang ada di situ. Kami makan siang dan salat zuhur di sini.

Seharian kami di sini. Menjelang magrib, kami baru kembali ke hotel. Menggunakan taksi umum dalam waktu 40 menit kami sudah sampai di hotel. Banyaknya penjagaan oleh sekurity sedikit-banyak memperlambat perjalanan kami. Tapi itu bagus menurut saya. Demi keamanan di lokasi wisata itu. (bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *