TIDAK salah, jika ada komentar, ‘Maroko balekkampongkan Portugal lebih awal’. Apalagi jika kesal pada Portugal. Minimal lebih awal, maksudnya berbanding Maroko sendiri. Kesebelasan Benua Afrika itu membuat prustasi para pemain Portugal setelah berhasil menyarangkan si kulit bundar ke jala Portugal. Komentar ini setidak-tidaknya dilontarkan teman saya saat kami nonton bareng (nobar) di salah satu kedai kopi/ warung makan (sate) Gunung Tigo, Jalan Raja Usman, Karimun.
Malam ini, Sabtu (10/12/2022) adalah kedua kali saya nobar di luar rumah. Inipun dikarenakan kualitas gambar layar kaca di rumah tidak memuaskan. Malam sebelumnya adalah untuk pertama kali, ketika Brazil dipulangkan oleh Kroasia melalui drama adu pinalti. Di nobar inilah hobi menyaksikan laga bola lebih memuaskan. Sekaligus menyimak kenyataan untuk lahirnya tulisan. Lagi pula di nobar ramai penontonnya.
Sebagaimana sudah kita tahu –yang nobar atau nonton sendiri, tentu– bahwa Maroko malam ini mengukir sejarah sebagai negara Afrika pertama yang lolos ke babak semifinal Piala Dunia. Maroko mengalahkan Portugal dengan satu gol semata wayang yang begitu menegangkan bagi penonton dan tentu juga bagi kedua kesebelasan selama bermain.
Kita saksikan kedua kesebelasan berusaha saling serang untuk lolos di perempat final ini. Kalau dicatat tidak kurang 11 tembakan Portugal dan sembilan dari Maroko yang mereka lakukan masing-masing. Catatan ini pun bisa kita konfirmasi melalui beberapa catatan berita sejak malam tadi hingga pagi ini. Sebagai tim yang difavoritkan oleh pengamat, Timnas Portugal langsung tampil menekan sejak babak pertama.
Misalnya peluang yang diciptakan di menit ke-5 yang berawal dari tendangan bebas Bruno Fernandes, Joao Felix melepaskan sundulan tepat di depan gawang timnas Maroko. Tapi kiper Maroko, Yassine Bounou, sukses melakukan penyelamatan dan menggagalkan peluang timnas Portugal ini. Lalu dua menit kemudian, Maroko membalas serangan Portugal melalui sepak pojok. Tendangan pojok Hakim Ziyech, oleh Youssef En-Nesyri disundul dan mengancam gawang Portugal.
Saling serang terus berlanjut. Portugal memang mendominasi jalannya babak pertama dan menekan lini pertahanan Maroko berkali-kali. Di menit ke-31, misalnya kembali Portugal mendapatkan peluang melalui tendangan kaki kanan Joao Felix dari dalam kotak penalti. Masih beruntung Maroko karena Jawad El Yamiq sukses memblok tendangan Felix itu. Dan Maroko terus membalasnya. Kita saksikan di menit ke empat Sofiane Boufal memberikan ancaman itu.
Portugal terus berusaha menekan Maroko untuk mencetak gol pertama pada laga kali ini. Celakanya justeru gawang Portugal yang kebobolan. Itu pada menit ke-42 melalui aksi Youssef En-Nesyri. Dia menerima umpan silang dari Yahia Attiyat-Allah, En-Nesyri melepaskan sundulan dengan lompatan tinggi dari dalam kotak penalti. Si kulit bundar pun masuk dengan mantap, 1-0 untuk Maroko. Inilah catatan penting menjelang berakhirnya babak pertama itu.
Selepas turun minum, Portugal terus berupaya untuk menyamakan kedudukan dan mencetak gol. Itu pasti. Sebagai kesebelasan yang lebih diunggulkan, Portugal tidak ingin dipermalukan sebagaimana dialami Brazil malam sebelumnya. Kita lihat, pelatih Portugal, Fernando Santos, pun menurunkan Cristiano Ronaldo dan Joao Cancelo pada menit ke-51. Nama pertama yang bermain di Liga Inggeris itu memang sudah sangat familiar dengan kita karena prestasinya selama ini.
Begitu tidak mudahnya menciptakan peluang oleh pertahanan berlapis Maroko. Portugal mencetak peluang pada menit ke-64 melalui Bruno Fernandes yang tetap hanya berupa harapan saja. Gol tidak kunjung nyata dari sekian banyak peluang itu. Begitu juga peluang di menit ke-83 saat Joao Felix melepaskan tembakan kaki kiri dari luar kotak penalti usai menerima umpan dari Cristiano Ronaldo. Lagi-lagi Yassine Bounou, penjaga gawang tampil gemilang di bawah mistar gawangnya.
Hingga tambahan waktu 8 menit pun gol tidak juga ada. Gol semata wayang itu benar-beanr menjadi penentu untuk berakhirnya perjuangan Portugal menuju semifinal dan final Piala Dunia Qatar 2022. Portugal harus ikhlas ‘balek kampong’ lebih awal’ atas kegigihan dan kegesitan Maroko. Qatar telah menciptakan catatan-catatan hebat dalam helatan Piala Dunia ini.***