Memperingati Kemerdekaan Memperkuat Keimanan (Catatan Jumat)

HARI ini, Jumat, 11 Agustus 2023 bertepatan 24 Muharam 1445, sepekan ke depan kita akan memepringatai Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara dan Bangsa kita, Idonesia untuk tahun ke-78. 
Tahun ini peringatan detik-detik proklamasi akan jatuh pada hari Kamis, satu hari menjelang hari Jumat, hari berkah dan keramat bagi Kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat bahwa untuk pertama kali teks proklamasi digaungkan Sukarno-Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945. Bagi kita sebagai muslim lahirnya Indonesia merdeka pada hari Jumat sebagai hari keramat atau hari mulia tentu saja itu adalah atas kehendak Allah yang mengandung hikmah yang amat dalam. 
Terlepas dari para pejuang dari berbagai suku dan agama secara bersama-sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, keberadaan umat dan pejuang Islam sangatlah penting bagi kita. Di sini terkandung pesan bahwa setiap kita memperingati kemerdekaan kita akan termotivasi untuk meningkatkan dan memperkuat iman. Mencintai bangsa yang berimplikasi pada perjuangan adalah karena tertanamnya keyakinan di dada kita bhawa cinta tanah air adalah sebagian dari iman kita. Hubbul wathon minal iiman, mencintai tanah air adalah sebagian dari keimanan.
Dalam catatan sejarah kemerdekaan Indonesia tercatat banyak sekali para pejuang Islam selain pejuang yang beragama lainnya. Dalam satu peristiwa kita baca dalam sejarah bangsa kita, misalnya ketika KH. Hasyim Asy’ari dan ulama-ulama lainnya pernah berkumpul dalam satu pertemuan untuk membahas perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari cengkraman penjajah. Mereka merasa memiliki suatu tanggungjawab besar untuk merawat dan menjaga kehidupan beragama sekaligus kehidupan berbangsa bernegara. 
Demi kepentingan negara, para ulama rela meninggalkan keluarga dan umatnya, lalu berjuang dan berjihad untuk kepentingan bangsa dan negara. Para ulama mengeluarkan fatwa yang berisi bahwa berjihad membela negara itu adalah sebuah kewajiban. Itulah yang kita kenal dengan Fatwa Resolusi Jihad. Fatwa ini menghendaki bahwa setiap muslim berkewajiban untuk melindungi negaranya dari serangan penjajah. Firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 190, yang artinya, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Ayat di atas menegaskan bahwa kita memiliki tanggungjawab untuk mempertahankan agama Allah. Kita harus memperjuangkan kelestarian agama kita dengan sepenuh jiwa dan raga. Kita bisa menyaksikan bagaimana perjuangan para ulama di zaman dahulu. Mereka rela turun ke medan, menghadapi langsung para musuh. 
Peristiwa Perang 10 November di Surabaya adalah bukti perang paling heroik yang didasari jihad fi sabilillah. Penjajah yang telah mengepung kota dari seluruh daratan, laut dan udara tidak membuat pejuang kita untuk mundur. Demi menegakkan kebenaran bangsa dan negara atas dasar keimanan kepada Allah para pejuang kita tetap berada di medan perang tanpa gentar sedikitpun. 
Karenanya, jangan pernah sekali-kali kita melupakan jasa para ulama. Perjuangan yang mereka lakukan bukan hanya berdiam di masjid, duduk berdzikir, memutar tasbih. Justru mereka adalah para pejuang yang paling gigih, yang tak sedikitpun melirik hal lain dalam memperjuangkan negara, selain bahwa negara harus dibela mati-matian. 
Kini negara dan bangsa kita dengan segala tantangan yang ada di era saat ini memerlukan perjuangan dan jihad kita. Kita bekerja dengan baik, penuh semangat di tempat-tempat kita dipercaya untuk bekerja, itu adalah perjuangan bagi kita. Kita ikuti segala ketentuan di instansi kita sebagaimana kita mematuhi ketentuan Allah, itu juga sebuah perjuangan dan jihad kita di sisi Allah. 
Firman Allah di surah Al-Hajj 78 berarti, “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya” atau pada surah At-Taubah 41 “Dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah” menjadi pedoman bagi kita bahwa berjihad atau berjuang itu adalah kewajiban yang diperintahkan Allah.Mari kita berjuang sesuai dengan
kemampuan dan kesempatan yang ada pada kita.***

 ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *