Doa Sholawat Busyro untuk HUT RI ke-78 Kabupaten Karimun

Catatan M. Rasyid Nur

SENIN (14/08/2023) malam, ini adalah hari yang cukup istimewa. Setidak-tidaknya bagi Pemda dan masyarakat Kabupaten Karimun. Bertempat di Rumah Dinas Bupati Karimun, dilaksanakan acara dengan nama ‘Sholawat Busyro dan Doa Bersama’ yang dihadiri oleh para pejabat kabupaten dari atas hingga ke bawah plus tokoh masyarakat dan tokoh agama. 
Ada tiga kegiatan dalam satu kali kesemapatan. Ketiganya adalah, 1) Doa HUT RI ke-78 Tahun 2023; 2) Doa Kelancaran Kegiatan GTRA Summit yang akan Dihadiri Presiden RI; 3) Doa Syukur Kesalamatan Masyarakat Kabupaten Karimun. Acaranya berbentuk membacakan bersama Solawat Busyro sebanyak 41 (empat puluh satu) kali berturut-turut. Lalu diturup dengan doa yang dipandu oleh Ustaz Buya H. Wahab Sinambela. Kumandang Solawat Busyro sendiri diiringi oleh tabuhan hadrah oleh beberapa orang anak-anak muda dari salah satu pesantren di Pulau Karimun.

Sejak usai salat magrib kumandang Solawat Busyro langsung dibawakan bersama oleh seluruh hadirin, setelah pembawa acara, Fahrul Rozi yang bertindak sebagai MC memandu acara solawatan dan doa ini. Dua ruangan (depan dan tengah) rumah dinas dipenuhi oleh jamaah dan semuanya ikut mengumandangkan Solawat Busyro, solawat kabupaten itu. Bupati sendiri tampak begitu khusyuk membawakan solat. 
Menjelang masuk waktu Isya kumandang solawat sebanyak 41 kali, itu baru usai dengan diakhiri doa. Selanjutnya dilaksanakan salat Isya bersama sebelum mendengarkan pidato Tuan Rumah, Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos M Si. Bupati berpidato dengan menyatakan rasa terima kasih atas kehadiran semua jamaah. Pak Bupati juga menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan malam ini. 

Setelah pidato berupa pengarahan dan ucapan terima kasih, itu dilanjutkan dengan makan malam bersama. Makan malam ini juga tergolong istimewa karena tidak dengan hidangan prasmanan sebagaimana selama ini. Tidak juga dengan menggunakan piring (pinggan) masing-masing. Tapi dengan satu talam (dulang) berisi nasi dan lauknya sekaligus, lalu dimakan bersama-sama. Satiap satu hidangan (talam) dimakan oleh empat orang. Harus habis, tentunya. “Ini makan ala jamaah Rasulullah,” kata salah seorang teman di sebelah saya.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *