pantai. Pantai Ketam, di Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun. Sudah beberapa kali cucu kami mau ke pantai. Papa-Mamanya belum juga
mengabulkan permintaan itu. Atok – Nenek juga sok sibuk dengan kegiatannya dalam pekan-pekan ini. Sampai akhirnya Sabtu ini ada kesempatannya. Ya,
udah mumpung lagi kosong kegiatan sore ini, kami pergi bakda zuhur.
Tiga cucu sekaligus kami bawa. Si Abang (Akiif) dan dua
adiknya, Asyura dan Caca kebetulan lagi mau ikut semua. Terkadang hanya Akiif yang kebetulan tinggal dan hidup bersama Atok-Nenek yang mau ikut. Dua adiknya terkadang mau ikut jika kedua orang tuanya sekalian ikut. Tapi sore ini mereka semua mau ikut bersama. Selepas makan siang
kami berangkat. Naik kendaraan sendiri, tentunya.
Kurang dari setengah jam kami sudah sampai dengan kecepatan 30-40
km/jam. Jarak pantai dari rumah kami di Wonosari terbilang tidak jauh. Dengan biaya 6 ribu rupiah –tiket untuk berdua dewasa– kami melewati pintu masuk. Mengambil satu
tempat duduk, cucu langsung main ke tepi pantai. Abang berenang sementara
adiknya bermain di bibir pantai.
Semoga saja mereka senang bermain-main di pantai. Itu yang tercetus di hati kami, Atok-Nenek. Sementara mereka bermain air di bibir pantai kami hanya melihat-lihat sambil main HP masing-masing. Sesekali kami mengingatkan mereka untuk tidak bermain terlalu ke tengah.
Satu hal penting yang ingin saya catat di halaman ini adalah betapa terasa indahnya pantai ini di waktu sore begini saat kami melayani cucu kami. Tentu tidak semata indahnya Pantai Ketam yang ingin saya catatkan. Jujur, pantai ini tidak terlalu banyak perubahannya dari waktu ke waktu. Bahwa ada perubahan ke arah lebih baik, ya itu memang benar adanya.
Sebutlah rumah-rumah kecil semacam pendopo tempat duduk-duduk pengunjung memang bertambah banyak berbanding dulu. Penjual makanan dan minuman juga sudah lebih banyak dalam dua tahun belakangan. Namun kebersihannya masih jauh. Fasilitas umum seperti musalla, tempat mandi air bersih yang tidak berbayar, itu belum ada. Ini perlu ke depannya.
Tapi dengan kepuasan melayani cucu, itulah yang membuat terasa indahnya pantai ini. Setidak-tiaknya hari Sabtu begini.***