7 Views

Catatan M. Rasyid Nur
AWAL pekan, Senin (18/12/2023) ketiga di bulan akhir tahun,
ini saya mencatat duka yang lebih duka berbanding kejadian serupa di
waktu-waktu sebelumnya. Satu kematian atau dua kematian dalam satu hari pada tempat yang
berdekatan, itu lazim. Tapi hari ini ada tiga ‘kepergian’ alias kematian bahkan
empat kepergian terjadi dalam waktu bersamaan di tempat yang juga berdekatan.
Setidak-tidaknya penyelesaian fardhu kifayahnya dalam satu hari yang sama. 

Saya tidak tahu persis waktu kematian setiap orang yang pada hari ini mengisi suasana duka di daerah ini. Tapi
karena saya mendapat kabarnya pada waktu yang sama bahwa pada hari ini ada tiga
atau empat kematian dialami oleh warga di kelurahan tempat saya bermastautin,
Kelurahan Baran Barat maka itu menurut saya sangat menyedihkan. Sekali lagi
persisnya juga belum akurat karena saya tidak melayat ke semua tempat duka itu secara keseluruhan.
Saya hanya tahu info di dua tempat, Gag. Awang Nur, Baran, Meral. dalam satu
kunjungan. Dua titik lainnya hanya menerima informasi dari para teman.

Catatan ini saya tulis saat saya melayat ke rumah teman saya, Bahryzal yang
meninggal dunia kurang-lebih pukul tiga dini hari, Senin ini. Saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa teman yang hadir di rumah duka, Pak Bah. Bahryzal oleh para siswa lebih dikenal dan disapa dengan sapaan Pak Bah. Bahryzal adalah salah seorang teman saya ketika kami sama-sama menjadi guru di SMA Negeri Tanjungbatu sekitar tahun 1980-an 1990-an lalu. 

Dalam perjalanan karier, Pak Bah berpindah tugas dari pejabat fungsional (guru) ke struktural di Pemda Kabupaten Karimun. Malang-melintang di berbagai instansi (dinas) Pak Bah pensiun tahun 2017 lalu. Saya sendiri bertahan di fungsional. Dari guru tetap ke guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah sejak 1994. Sesuai catatan usia (kelahiran) saya pun pensiun pada April 2017 lalu. SK pensiun saya tertanggal 1 Mei 2017.

Dari ngobrol-ngobrol dengan salah seorang teman, Pak Awir saat kami sama-sama melayat Pak Bah dia mengatakan bahwa saat ini ada rumah duka lainnya
yang tidak jauh dari sini. “Masih di Gag Awang Nur ini,” katanya. Lalu ada satu
lagi, di daerah pekuburan seorang warga yang meninggal dunia. “Masih di Baran sini, ada juga warga kita yang meninggal dunia,” jelasnya. Saat itu saya hanya terperangah
saja dalam sedih karena ternyata hari ini ada tiga orang yang berpulang kerahmatullah di
daerah yang sama. Dan masih ada satu rumah duka hari ini tapi di daerah yang sedikit lebiuh jauh yang kabarnya masih di kecamatan ini.

Sungguh peringatan yang jelas dari Sang Kuasa, penentu hidup dan mati umat-Nya. Sambil berdoa untuk warga lainnya, di sini, di rumah ini kami kembali mengucapkan ‘selamat jalan, Pak Bah.’ ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *