TANAIKARIMUN.COM
– UNTUK masyarakat Provinsi Kepri saat ini, Ustaz Windu Wijaya rasanya
tidak ada yang tidak mengenalnya. Ustaz kondang bernama lengkap H. Windu
Wijaya, MPdI ini bahkan sudah malang-melintang memberikan tausiah
hingga ke Singapura dan Malaysia. Di Kabupaten Karimun, bahkan sudah
menjadi penceramah tetap yang selalu mendapat kesempatan diundang Bupati
untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat Kabupaten ini.
– UNTUK masyarakat Provinsi Kepri saat ini, Ustaz Windu Wijaya rasanya
tidak ada yang tidak mengenalnya. Ustaz kondang bernama lengkap H. Windu
Wijaya, MPdI ini bahkan sudah malang-melintang memberikan tausiah
hingga ke Singapura dan Malaysia. Di Kabupaten Karimun, bahkan sudah
menjadi penceramah tetap yang selalu mendapat kesempatan diundang Bupati
untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat Kabupaten ini.
Pada
Ahad (03/11/19) malam ustaz Windu kembali mengisi acara tausiah agama
untuk masyarakat Kabupaten Karimun, khususnya di Pulau Kundur. Dia
diundang bupati untuk mengisi acara Tabligh Akbar bertema, ‘Menghadirkan
Kepemimpinan Rasulullah Saw di Kabupaten Karimun,’ yang dilaksanakan di
Masjid Nurussalam, Tanjungbatu Kundur. Acara Tabligh Akbar sendiri
dilaksanakan masih dalam rangka memperingati HUT ke-20 Kabupaten Karimun
tahun 2019.
Ahad (03/11/19) malam ustaz Windu kembali mengisi acara tausiah agama
untuk masyarakat Kabupaten Karimun, khususnya di Pulau Kundur. Dia
diundang bupati untuk mengisi acara Tabligh Akbar bertema, ‘Menghadirkan
Kepemimpinan Rasulullah Saw di Kabupaten Karimun,’ yang dilaksanakan di
Masjid Nurussalam, Tanjungbatu Kundur. Acara Tabligh Akbar sendiri
dilaksanakan masih dalam rangka memperingati HUT ke-20 Kabupaten Karimun
tahun 2019.
Seperti
disampaikan oleh Ketua Umum GM (Generasi Muda) Karimun, Joni Shandra,
MH dalam laporannya sebagai Ketua Panitia Pelaksana bahwa selain masih
dalam memperingati HUT Kabupaten, kegiatan ini juga dalam rangka
memperingati Tahun Baru Hijryah 1441 dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad
Saw. Sebagai acara yang dihelat oleh anak-anak muda maka isi tausiah
Ustaz Windu juga lebih banyak ditujukan untuk para pemuda.
disampaikan oleh Ketua Umum GM (Generasi Muda) Karimun, Joni Shandra,
MH dalam laporannya sebagai Ketua Panitia Pelaksana bahwa selain masih
dalam memperingati HUT Kabupaten, kegiatan ini juga dalam rangka
memperingati Tahun Baru Hijryah 1441 dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad
Saw. Sebagai acara yang dihelat oleh anak-anak muda maka isi tausiah
Ustaz Windu juga lebih banyak ditujukan untuk para pemuda.
Windu
Wijaya berpesan ke pada para
Pemuda, khususnya dan para hadirin umumnya bahwa untuk menjadi pemimpin
yang baik dan sesuai dengan kepemimpinan Rasulullah, ada beberapa
persyaratan. Pertama, wajib memiliki ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
tuntutlah (pelajari) ilmu sebelum memimpin. Ada pemuda yang karena tidak
berilmu, dia tidak berbuat apa-apa. Hanya bisa bersuara, ribut saja
tapi tidak bisa mengapa-apa. “Jangan mau jadi katak di sawah,” kata
Windu mengingatkan dengan cara memberi iktibar. Lalu dia menguraikan
kelaziman katak yang senantiasa berbunyi di sawah-sawah. Katak itu
tinggal dan hidup di sawah.
Wijaya berpesan ke pada para
Pemuda, khususnya dan para hadirin umumnya bahwa untuk menjadi pemimpin
yang baik dan sesuai dengan kepemimpinan Rasulullah, ada beberapa
persyaratan. Pertama, wajib memiliki ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
tuntutlah (pelajari) ilmu sebelum memimpin. Ada pemuda yang karena tidak
berilmu, dia tidak berbuat apa-apa. Hanya bisa bersuara, ribut saja
tapi tidak bisa mengapa-apa. “Jangan mau jadi katak di sawah,” kata
Windu mengingatkan dengan cara memberi iktibar. Lalu dia menguraikan
kelaziman katak yang senantiasa berbunyi di sawah-sawah. Katak itu
tinggal dan hidup di sawah.
Kata
Windu lebih mempertegas, “Katak itu tinggal di sawah. Hidup di sawah,
beranak-pinak di sawah. Dari dulu hingga kini katak hidup di sawah.
Sawah tempat orang menanam padi. Katak ada di situ. Tapi katak tidak
pernah tahu rasa padi. Tak pernah memetik (memanen.pen) padi di sawah,”
jelas Windu dengan bercanda.
Windu lebih mempertegas, “Katak itu tinggal di sawah. Hidup di sawah,
beranak-pinak di sawah. Dari dulu hingga kini katak hidup di sawah.
Sawah tempat orang menanam padi. Katak ada di situ. Tapi katak tidak
pernah tahu rasa padi. Tak pernah memetik (memanen.pen) padi di sawah,”
jelas Windu dengan bercanda.
Windu mengatakan bahwa ada
orang yang berada di kampung halamannnya sendiri tapi tidak tahu dan
tidak bisa mengurus kampungnya karena tidak ada ilmu. Susahnya, jika ada
orang lain yang mengurus kampung, dia sibuk berkoar-koar dan bersuara.
Hanya bersuara dan ribut saja. Ini tidak baik, katanya. Pemuda,
janganlah macam katak itu.
Pesannya
yang lain, para pemuda ini
harus memiliki skill (keahlian) walau satu keahlian saja. Dengan
keahlian yang dimiliki akan membuat kita mampu bekerja dengan baik. Jika
tidak ahli tapi tetap juga mau mengerjakan suatu pekerjaan, maka
tunggulah kehancuran. “Jika ingin sukses, milikilah keahlian yang
memadai.” Lagi-lagi Windu Wijaya menekankan kepada para generasi muda,
jika memang ingin menjadi pemimpin yang baik dan sukses.
yang lain, para pemuda ini
harus memiliki skill (keahlian) walau satu keahlian saja. Dengan
keahlian yang dimiliki akan membuat kita mampu bekerja dengan baik. Jika
tidak ahli tapi tetap juga mau mengerjakan suatu pekerjaan, maka
tunggulah kehancuran. “Jika ingin sukses, milikilah keahlian yang
memadai.” Lagi-lagi Windu Wijaya menekankan kepada para generasi muda,
jika memang ingin menjadi pemimpin yang baik dan sukses.
Beberapa
pesan lain yang tidak lupa diingatkan oleh penceramah yang suka juga
melawak ini, antara lain, 1) Masuklah kedalam Islam secara kaffah
(sempurna/ lengkap) dengan mengutip ayatnya. Maksudmya jangan beragama
setengah-setengah, tegasnya. 2) Jika memiliki harta, kelolalah dengan
baik sesuai ketentuan Allah. Ingat, kata Windu bahwa harta itu bisa
hanya sekadar menjadi najis (kalau hanya untuk dimakan saja); bisa juga
menjadi sumber sengketa (jika hanya disimpan); tapi harta bisa menjadi
pembela kita di akhirat kelak (jika kita mau bersedekah). Maka
perbanyaklah sedekah atas harta yang kita punya.
pesan lain yang tidak lupa diingatkan oleh penceramah yang suka juga
melawak ini, antara lain, 1) Masuklah kedalam Islam secara kaffah
(sempurna/ lengkap) dengan mengutip ayatnya. Maksudmya jangan beragama
setengah-setengah, tegasnya. 2) Jika memiliki harta, kelolalah dengan
baik sesuai ketentuan Allah. Ingat, kata Windu bahwa harta itu bisa
hanya sekadar menjadi najis (kalau hanya untuk dimakan saja); bisa juga
menjadi sumber sengketa (jika hanya disimpan); tapi harta bisa menjadi
pembela kita di akhirat kelak (jika kita mau bersedekah). Maka
perbanyaklah sedekah atas harta yang kita punya.
Di
bagian penutup ceramahnya, Ustaz Windu mengingatkan tentang adanya ayat
ganda atau kembar selalu mengandung dua perintah sekaligus.
Kedua-duanya wajib dijalankan. Jika hanya salah satu saja yang
dilaksnakan, maka apa yang dilaksanakan itu akan sia-sia. Ketiga
perintah ganda itu adalah, 1) Taatlah kepada Allah dan taat juga kepada
Rasul-Nya. 2) Patuh kepada kedua orang tua (ayah dan ibu). 3) Dirikanlah
solat dan bayarlah zakat. Tiga hal yang masing-masing ada dua perintah
sekali jalan.
bagian penutup ceramahnya, Ustaz Windu mengingatkan tentang adanya ayat
ganda atau kembar selalu mengandung dua perintah sekaligus.
Kedua-duanya wajib dijalankan. Jika hanya salah satu saja yang
dilaksnakan, maka apa yang dilaksanakan itu akan sia-sia. Ketiga
perintah ganda itu adalah, 1) Taatlah kepada Allah dan taat juga kepada
Rasul-Nya. 2) Patuh kepada kedua orang tua (ayah dan ibu). 3) Dirikanlah
solat dan bayarlah zakat. Tiga hal yang masing-masing ada dua perintah
sekali jalan.
Ustaz
Windu menekankan agar kedua perintah yang terkandung dalam setiap ayat
itu harus disejalankan. Ingat, ini mesti disejalankan pelaksanaannya.
“Jangan sampai dipisah-pisah karena hanya mau salah satu saja,”
ingatnya.***
Windu menekankan agar kedua perintah yang terkandung dalam setiap ayat
itu harus disejalankan. Ingat, ini mesti disejalankan pelaksanaannya.
“Jangan sampai dipisah-pisah karena hanya mau salah satu saja,”
ingatnya.***
Editor : M. Rasyid Nur