Djauzak: Tugas Guru Terikat Waktu

Catatan M. Rasyid Nur
NAMANYA Djauzak Ahmad. Seorang tokoh
pendidikan tempatan tapi sudah menjadi tokoh Nasional juga, karena pikiran dan ide-idenya sudah menggema di level Nasional. Terakhir, menjelang pensiunnya juga sempat mendapat amanah salah satu jabatan di Kemdikbud RI. Orang Kepri ini lama menjadi Kepala Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang disebuta Dinas Pendidikan Provinsi) sebelum dimutasi ke Pusat. Sebelum sebagai Kakanwil tentu saja sudah malang-melintang sebagai abdi negara di seantero Riau, khususnya di Kepulauan Riau yang waktu itu masih bergabung bersama Riau.

Yang ingin saya ulang katakan di halaman ini, dia pernah saya dengar mengatakan kalau tugas guru
itu adalah tugas terikat. Tidak bebas. Paling tidak, katanya, tugas guru
terikat oleh waktu dan tempat. Berbeda dengan profesi lain yang tidak terlalu
terikat dengan waktu dan atau tempat. Artinya, waktu dan tempat akan menjadi
salah satu kunci dalam keberhasilan guru. Begitu dia memnberikan pengarahan kepada kami guru, sekitar 40 gahun yang lalu, saat kami waktu itu mengikuti LPJ (Latihan Pra Jabatan).

Seorang guru dalam menjalankan tugas
memang tidak bisa lepas dari waktu atau jadwal yang sudah ditentukan. Dari
kurikulum dan silabus saja sudah digambarkan kalau proses pembelajaran itu
tidak akan lepas dari waktu. Untuk membuat proses pembelajaran terarah dan
berjalan teratur, SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) sudah
ditetapkan sedemikian rupa secara nasional. Dari SK-KD itulah para guru di
sekolah menyusun indikator dan materi ajar untuk proses pembelajarannya.
Waktu-waktu yang harus diatur dan
dipersiapkan juga sudah ditetapkan. Setiap tahun dibagi menjadi dua semester
waktu sesuai dengan SK-KD yang sudah ditetapkan. Sampai kepada penyusunan
Program Tahuan (Prota), Program Semester (Prosem) dan RPP (Rencana Pelansanaan
Pembelajaran) pengaturan waktu semakin tegas. Dari perencanaan itulah
waktu-waktu pelaksanaannya akan diatur dalam jadwal pelajaran yang akan
dikeluarkan Kepala Sekolah.
Dalam melaksanakannya itulah masih
terasa dan ada sahabat-sahabat guru yang belum patuh dan disiplin dengan waktu.
Masih ditemukan para guru yang terlambat datang ke sekolah dengan berbagai
alasan. Alasan-alasan itu memang masuk akal. Tapi jika dalam data
keterlamabatan itu selalu tercatat guru yang sama, maka alasan apapun itu akan
sulit dipercaya oleh sekolah.
Ketidakdisiplinan waktu juga dapat
ditemukan dalam penyelesaian pemberian materi ajar kepada peserta didik.
Walaupun guru bersangkutan tidak pernah terlambat masuk kelas, dan tidak juga
mempercepat keluar kelas, namun jika strategi pembelajaran yang dipakai tidak
sesuai dengan karakter peserta didik dan karakter materi ajar itu sendiri maka
penuntasan materi juga akan tertunda. Ini pun dapat disebut memengaruhi alokasi
waktu yang sudah ditetapkan.
Sesungguhnya, konsistensi guru dalam
disiplin tugas akan menjadi ukuran sejauh mana integritas seorang guru dalam mengemban
tugasnya. Seorang guru yang berintegritas tinggi, dengan tanggung jawab penuh
dalam menjalankan tugas, tidak perlu selalu memberikan alasan ke pihak sekolah
untuk tidak datang dan atau untuk terlambat datang sesuai jadwal-jadwal tugas
yang sudah ditetentukan. Seorang Bapak yang punya isteri, tidak perlu isterinya
menjadi alasan untuk tidak datang ke sekolah. Sebaliknya seorang Ibu yang punya
suami, punya anak, pekerjaan memasak, semua itu tidak harus menjadi alasan
untuk mengganggu tugas sebagai seorang guru walaupun gangguan berupa keterlambatan hadir. Sekali lagi, guru itu memang terikat waktu dalam kewajiban profesinya.
Sebagai guru kita sangat-sangat
harus bersyukur atas berbagai fasilitas dan tunjangan yang sudah diberikan
sekolah dan pemerintah. Tunjangan profesi bagi guru yang sudah bersertifikat
profesional, adalah salah satu yang mestinya menjadi pendorong untuk
menjunjuung tinggi integritas sebagai guru. Rasa tanggung jawab akan menjadi
penentu keberhasilan dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawab guru sebagai
penyiap masa depan generasi muda. Semoga.***

Sudah dipublis juga di www.koncopelangkin.blogspot.com

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *