14 Views

Oleh M. Rasyid Nur

ADA pesan Imam Syafii, ulama terkenal, satu di antara empat mazhab agama (Islam) yang ada. Dia berpesan begini, “Jadikanlah akhirat di hatimu, dunia di tanganmu dan kematian
di pelupuk matamu.” Subhanallah. Akhirat, dunia dan kematian, tiga hal
yang diingatkannya dalam satu kali pesan. Ketiga hal itu pasti akan ada dan diyakini akan ditemui
oleh setiap manusia (beriman). Tidak ada diantara kita yang –beriman– tak
yakin akan kedatangan ketiga hal itu.
Jadikan
akhirat di hati, artinya keyakinan akan kehidupan abadi di akhirat hendaklah ada
senantiasa di hati kita. Tidak cukup di pikiran dan perasaan saja. Lalu, jadikan dunia di tanganmu, artinya urusan dunia
sebagai jembatan ke akhirat itu hendaklah berada di tangan. Maksudnya itulah yang saat ini dikerjakan. Sementara kematian yang
setiap orang tidak akan pernah tahu kapan datangnya haruslah diletakkan di
pelupuk mata. Artinya kematian itu diyakini begitu dekatnya dengan kita. Jangan sampai lalai karena tidak tahunya tanggal dan hari kematian. Jika dia serasa berada di pelupuk mata, artinya kita persis dalam posisi bersiap-siap.Karena begitu dekat. Bisa hanya sekerdip mata saja datangnya.
Jika
akhirat sudah bersemayam di hati maka setiap tindak-tanduk yang dilakukan
sebagai aplikasi kehidupan di dunia ini akan selalu terkaitkan dengan akhirat
itu. Karena akhirat adalah hari pembalasan atas apa yang dilakukan di dunia,
maka kita tidak ingin pembalasan itu berupa azab dikarenakan tindak-tanduk kita
yang melawan ketaatan. Dapat dipastikan, jika semangat akhirat sudah tersimpan
dengan baik di hati kita otomatis kehidupan dunia kita pun aka  menjadi
baik.
Akan halnya
nasihat kematian yang akan menimpa semua makhluk hidup seperti kita kapan dan
dimanapun jua, sudah tepatlah jika dia seolah diletakkan di atas pelupuk mata.
Artinya setiap kerdip mata, setiap seepat itu manusia bisa saja mengalami kematian.
Jangan bayangkan kematian itu akan datang per tahun atau per bulan. Bahkan
jarak per jam dan per detik pun itu terlalu lama. Karena ternyata setiap kerdip
mata bisa saja kematian menimpa kita. Makanya, dikatakan, letakkan kematian di
pelupuk mata.
Hidup
sesudah mati itulah sesungguhnya titik akhir yang akan menjadi tujuan semua
orang. Dunia dan kehidupan yang ada di dalamnya adalah prosesi perjalanan dari
semua perbuatan yang hasil (balasan) akan diterima nanti. Orang beriman akan
tetap berperinsip bahwa sekarang –di dunia– bekerja dan nanti –di akhirat–
menerima hasilnya.***
Tulisan yang sama di: www.mrasyidnur.gurusiana.id

2 thoughts on “Pesan Imam Syafii: Akhirat di Hati, Dunia di Tangan dan Mati di Pelupuk Mata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *