BERANGKAT –lepas tali– pukul 09.00 WIB. Bersama ratusan penumpang lainnya kami meninggalkan Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun, Kamis (02/01/2025) pagi itu. Dengan Kapal Veri Mikonatalia menyeberangi laut Karimun dan laut Batam kami sampai di Pelabuhan Sekupang, Batam hampir dua jam berikutnya. Saya, isteri, ibu mertua, dua orang cucu dan satu ponakan isteri kami keluar dari kapal setelah kapalnya tertambat dengan selamat di pelabuhan.
Telah ditunggu oleh Edo, seorang teman yang kebetulan membawa (profesi sopir) teksi di Batam kami akan meneruskan perjalanan ke Nongsa Point Marina Resort. Saya dan keluarga sudah memboking dua kamar di hotel yang ada di resort yang sangat terkenal itu. Namun sebelum sampai ke lokasi penginapan, kami minta diturunkan di DC (Diamond City) Mall, Batam. Kami merencanakan untuk mengisi waktu di mall yang berlokasi di Lubuk Baja, Batam ini menjelang check in pada pukul 15.00 nanti. Sesuai aturan hotel, ini katanya tamu bisa masuk setelah pukul 14.00 itu.
Setelah kami didrop di pintu 8 DC Mall, Edo melanjutkan untuk tugas jemput-antar penumpang lainnya. Tas dan barang-barang (bawaan) keperluan kami dititipkan di mobil Edo atas saran sopir yang ramah itu. Kami bersepakat sekitar pukul 14.15 untuk melanjutkan perjalanan ke Marina Resort dengan mobil yang sama. Waktu kurang-lebih dua jam yang kami manfaatkan untuk melihat-lihat dan berbelanja di DC Mall terasa sebentar. Salat zuhur dan makan siang kami di sini. Dan meskipun terasa letih setelah berkeliling-keliling di dalam mall sesungguhnya kami merasa puas memanfaatkan waktu menjelang meneruskan ke Marina Resort, Nongsa, Batam itu. Kami tidak harus mengeluh. Inilah liburan.
Sesuai kesepakatan, Edo kembali menjemput kami untuk meneruskan perjalanan ke Nongsa Point Marina Resort pada waktu yang sudah disepakati. Menjelang pukul tiga sore itu kami sampai di lobi hotel. Terlihat pemandangan indah arah ke seberang laut. “Itu Singapura,” kata isteri saya. Terus kami ke konter resepsionis. Saya menunjukkan voucher keterangan bokingan kamar yang dua hari sebelumnya sudah saya kantongi secara online. Kami mendapat kamar 213 dan 214. Ibu mertua saya satu kamar dengan cucunya, Dira (anak Era, adik isteri saya) sementara saya bersama isteri dan dua cucu kami di kamar 213. Terbayang harga sewa kamar 1,3 juta per malam itu cukup mahal untuk ukuran kami. Tapi sudah menjadi keinginan.
Kegiatan sore di hari pertama ini kami (saya dan tiga orang anak-anak) mandi di kolam renang hotel. Malamnya berjalan-jalan di seputar penginapan di tepi pantai itu. Sungguh menyenangkan. Harga sewa kamar yang lumayan mahal untuk ukuran kami rasanya berimbang dengan fasilitas yang ada. Kolam renang ini, misalnya sangat bersih dan dirawat dengan baik. Tidak hanya tamu dalam negeri yang mandi di sini, saya melihat ada beberapa orang bule ikut berenang. Sekali lagi, sungguh menyenangkan. Liburan selama tiga hari ini akan kami nikmati dengan sebaik-baiknya. (bersambung).