menelpon sore Sabtu (15/06/2024) ini. “Udah dapat berita?” Dia
langsung bertanya di balik telpon. Nada suaranya membuat saya balik bertanya. Bertanya di hati sendiri.
“Ha? Belum. Berita apa?” Saya terkejut dengan nada
kalimatnya.
“Orang tua Pak Afrizal meninggal dunia.” Dia tidak langsung mematikan HP-nya. Dia mengajak untuk melayat saat itu juga. Saya mengiyakan.
“Iya, ya. Saya akan ke sana, sekarang,” kata saya menjawab.
Tercenung sejenak, lalu saya mengingat kalau yang dimaksud
Pak Baginda adalah Ibunda H. Afrizal, Ketua Umum MUI Kabupaten Karimun itu. Saya ingat, ibu Pak Afrizal yang sudah umuran memang sudah sakit-sakitan.
Innalillahi wainna ilaihi rojiun, kata saya dalam hati sesaat setelah telepon saya matikan. Sebagai salah seorang
wakilnya di kepengurusan MUI Kabupaten Karimun, saya tentu saja bersedih mendapat berita itu. Teman saya, Pak Afrizal
kehilangan ibundanya, kata saya di hati juga.
Sambil mengganti pakaian saya berucap, ‘semoga husnul
khotimah, semoga Ibunda husnul khotimah.’ Dan saya berangkat ke Kampung Harapan,
tempat Pak Afrizal bertempat tinggal. Rumahnya memang di sana. Sambil naik scutter, saya terus
mengucapkan doa itu, semoga Ibunda husnul khotimah, semoga Ibunda husnul khotimah.
Seingat saya, satu bulan belakangan Pak Afrizal sangat sibuk
mengurusi Ibundanya yang kebetulan sedang sakit. Sebentar-sebentar dia memberi
tahu saya dan teman-teman lain kalau dia tidak bisa ikut kegiatan karena harus
membawa ibunya ke Rumah Sakit. Jika berkurang keluhan ibunya, dia akan membawa kembali
ke rumah. Begitulah beberapa kali.
Akhirnya, sore ini, sekitar pukul 16.15 ibundanya
meninggalkan dunia yang fana. Pak Afrizal langsung yang melepaskannya ke alam
baka. Begitu informasinya. Semoga husnul khotimah, Bunda, amin. Kalimat itu terus ucapkan dalam hati.***