Mengunjungi Pura Luhur Tanah Lot

Catatan M. Rasyid Nur

KEGIATAN Sosialisasi Pengelolaan Kerukunan Umat Beragama dan Rapat Koordinasi antara FKUB Kabupaten Karimun dengan FKUB Kabupaten Badung hari Jumat (20/10/2023) berjalan lancar. Kegiatan juga diikuti oleh Badang Kesbangpol kedua Kabupaten. Berbagai informasi dan strategi pengelolaan kerukunan umat beragama di Badung dan Karimun saling disampaikan oleh narasumber masing-masing pada acara ini. 
Memanfaatkan waktu hari Jumat, ini rombongan FKUB Karimun mengunjungi Tanah Lot yang cukup terkenal itu. Salah satu destinasi wisata di Bali. Dari pemandu perjalanan rombongan mendapatkan informasi bahwa Tanah Lot adalah salah satu destinasi wisata Bali yang cukup terkenal dan selalu ramai dikunjungi wisatawan, lokal maupun manca negara. Di sini ada beberapa Pura. Sala satunya disebut Pura Luhur, rumah suci kebanggaan umat Hindu Bali. 
Ternyata ada beberapa pura di kawasan ini. Termasuk yang terletak di atas laut itu. Pura yang berada di atas laut ini menjadi magnit tersendiri bagi pengunjung. Bagi pengunjung ke Tanah Lot juga bisa berbelanja oleh oleh khas Bali, seperti pakaian, mainan kunci dan lainnya. Kuliner juga ada untuk pengisi ‘kampung tengah’.
Sebelum berangkat ke Tanah Lot anggota rombongan yang beragama Islam melaksanakan salat Jumat. Jumatan ini ada catatan tersendiri. Pertama, dilaksanakan tidak di masjid sebagaimana lazimnya di kabupaten Karimun atau tempat lainnya. Ternyata di Bali masyarakat muslim juga melaksanakan salat jumat di musalla. Saat ini rombongan melaksanakan salat jumat di Musalla Nurul Hasanah yang tidak terlalu jauh dari lokasi kegiatan sebelumnya, Gedung DPRD Kabupaten Badung. 
Pura di Laut Tanah Lot
Catatan kedua adalah banyaknya paket makanan dan minuman sebagai sedekah untuk jamaah yang melaksanakan salat jumat di situ. Rombongan yang sejatinya bukan kategori fakir miskin awalnya segan mengambil makanan atau minuman itu. Tapi ibu-ibu yang menunggu sedekah itu mgingatkan setiap jamaah yang keluar dari masjid eh musalla untuk mengambil sedekah makanan atau minuman itu. Akhirnya setiap kami mengambil minimal segelas es cendol. Konon ada 1000-an paket makanan – minuman disediakan. 
Ketiga, lalu lintas jalan yang padat tidak diatur oleh polisi lalulintas atau dari Dinas Perhubungan seperti layaknya di daerah lain. Mereka ternyata para pemuda Hindu yang dengan kesadaran membantu kelancaran jalan sekaligus kelancaran jumatan. Ini adalah bukti toleransi beragama yang sudah diterapkan sejak lama di Bali. Setelah salat itu barulah rombongan melanjutkan perjalann ke Tanah Lot. 
Untuk praktis makan siang hari ini disediakan nasi kotak saja. Rombongan menkmati nasi kotak itu di warung-warung minum di lokasi Tanah Lot. Selanjutnya rombongan diarahkan melewati jalan yang sudah ditentukan. Tentu saja harus menggunakan tiket alias karcis yang sebelumnya sudah disediakan. Dibeli, tentunya. 
Di sini rombongan ada yang berbelanja sambil menyusuri jalan menuju lokasi pura di laut. Melihat Pura di tepi laut itu adalah satu tujuan rombongan pengurus FKUB. Pura yang dibangun di atas puncak batu karang di tepi laut itu membuat pengunjung kagum. Betapa masyarakay dan Pemerintah Bali menjadikan segalanya sebagai objek wisata. Rombongan berada di sini hingga menjelang magrib. Rombongan (yang muslim) juga sepakat untuk melaksa akan magrib nanti di waktu isya, dengan jamak takhir.
Sebagai bagian akhir perjalanan hari ini adalah berbelanja oleh-oleh ke salah satu mall terbesar di Bali,  mall Krisna. Bagi yang ingin membawa oleh-oleh dapat membelinya di sini. Selanjutnya rombongan makan malam di Restoran Nasi Empong Indra jalan Dewi Sari No 99x. itu. Inilah makan yang menurut rombongan adalah yang paling sesuai dengan selera. Selanjutnya kembali ke hotel.***
Drs. HM. Rasyid Nur, MM
Ketua FKUB Kabupaten Karimun

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *