BOLEH jadi saya belum pulih total hari Ahad (06/08/2023) ini. Subuh tadi BAB saya masih suuur…meluncur…tanpa dapat diatur. Masih air mancur. Singkatnya mencret. Ini sudah hari ketiga jika saya menghitungnya sejak Jumat (04/08/2023) kemarin, saat puncak meriang dan demam dan mencret.
Sesungguhnya saya sudah mulai merasa tidak enak badan sejak siang Kamis, satu hari sebelumnya. Perasaan badan meriang, agak panas dan malam hingga subuhnya mendingin dengan BAB cair beberapa kali. Jumat itu adalah rasa sakit di bagian perut dan BAB-nya sudah seperti air mancur itu sejak malam hingga siang dan sorenya. Saya tidak atau belum tahu sebab-musababnya. Saya keracunan makanan yang mana?
Saya menulis catatan ini pada hari Ahad ini agar cukup tiga hari puncak itu saja yang ingin saya kenang dalam catatan. Ahad siang menjelang seperti saat menulis ini rasanya sudah mulai berkurang dan BAB-nya tidak secepat sebelumnya duransinya. Itulah catatan ini dibuat.
Bagi saya rasa sakit di bagian perut –dalam waktu-waktu tertentu–, BAB yang tidak bisa diatur sendiri sesuai keinginan, plus BAB yang hanya air saja, itu adalah sebuah derita yang tidak ringan juga. Badan dingin meskipun ada rada keringat juga, itu satu masalah. Tidak mungkin mandi karena serasa akan menggigil. Maka giliran waktu mandi hanya dilap pakai kain basah dengan air hangat saja. Penting badan sedikit dibuat bersih.
Satu, dua dan hari ketiga kurang lebih sama rutinitasnya di rasa dan di badan. Syukurnya saya tidak harus terbaring. Saya bisa –setengah paksa– naik kendaraan atau aktivitas ala normal lainnya dengan catatan hati-hati jika terasa akan buang angin. Jangan dikeluarkan anginnya seperti keadaan normal. Tidak akan ada anginnya. Yang akan keluar adalah air. Itulah mencret. Sabtu saya tetap ikut Goro Lintas Agama MUI di TPU Baran dan beberapa aktivitas ringan lainnya.
Saya memakan atau meminum obat diare di hari pertama yang diberikan oleh anak saya. Satu butir saja. Saya tidak minum lagi obat itu. Tentu saja tidak akan menyelesaikan. Tapi saya berusaha meminum air hangat seperti biasa. Sebelum-sebelumnya jika saya buang air seperti itu saya cukup minum air agak hangat lebih sering hingga mencretnya hilang. Dan meskipun selera makan sedikit rasa terganggu, saya tetap makan normal waktu dengan jumlahnya yang dikurangi. Itu saya anggap akan menjadi obat juga.
Saya berharap, setelah tulisan ini saya akan pulih. Hari keempat, kelima dan seterusnya saya berharap pulih total seperti sedia kala. Inilah ujian dari Yang Maha Kuasa. Kita hanya menerima sambil berpikir kesalahan apa yang terlanjur dilakukan.***