3 Views
TIDAK kita ragukan bahwa setiap kita adalah manusia yang lemah. Manusia yang bersalah. Tidak luput dari kekeliruan. Bernama manusia karena kita memang punya kelemahan. Hanya Allah Yang Maha Perkasa.
Sayangnya banyak diantara kita yang tidak atau kurang menyadari hal ini. Masih saja ada diantara kita yang terkadang sombong. Angkuh dan merasa hebat atau bahkan lebih hebat dari pada orang lain. Merasa paling baik. Padahal kita juga tahu bahwa kita terkadang dilihat orang lain seperti baik padahal sesungguhnya ada banyak kesalahan dan kelemahan kita. Kita tahu itu.
Tidak berlebihan para guru atau ustaz mengingatkan kita bahwa sesungguhnya kita ini dilihat baik bukanlah karena benar-benar baik tapi hanya karena Allah tidak memperlihatkan aib atau kesalahan atau keburukan kita. Sudah pada tempatnya kita ingatkan diri kita untuk tidak menjadi sombong atau angkuh atas perasaan kelebihan yang Allah berikan kepada kita. Ternyata, andai saja Allah tidak menutup aib kita sungguh malunya kita di hadapan orang lain.
Coba kita ingat-ingat kekeliruan atau kesalahan kita. Bukan hanya kesalahan yang tidak disengaja, bahkan kesalahan yang secara sadar dan sengaja kita buat juga begitu banyaknya pernah kita lakukan. Allah sudah pasti tahu itu semua. Tapi mengapa kita masih merasa nyaman, karena Allah memang tidak membukakan kesalahan kita itu.
Mengutip sebuah sabda Nabi yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mendekatkan seorang mukmin kepada-Nya, lalu Allah menutupkan untuk hamba tersebut penutup-Nya. Allah bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu juga mengetahui dosa ini?’ Hamba itu pun mengatakan, ‘Ya, wahai Rabbku.’ Sampai kemudian ketika Allah Ta’ala meminta dia agar mengakui dosanya dan dia pun menyangka dirinya akan celaka, maka Allah Ta’ala mengatakan kepadanya, ‘Aku telah tutup dosa itu padamu di dunia, dan pada hari ini Aku ampuni dosamu.’ ” (HR. Bukhari) yang dikutip dari sebuah tulisan Hikmah Siang: Allah yang Tutupi Aib Kita yang diposting di hajinews.id pada Kamis (13/07/2023) jelas bagi kita bahwa Allahlah yang menutup aib kita sebagai hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu sudah seharusnya kita malu dan merasa takut jika terus berbuat dosa dan maksiat.
Di hari baik nan mulia ini semoga kita diberi kesadaran oleh Allah untuk memelihara diri kita untuk tidak berbuat dosa. Tidak lagi berbuat kesalahan di hadapan Allah. Kita pastikan bahwa kita sadar betul bahwa kita akan kembali dan akan menghadap-Nya. Saat itu nanti kita akan diminta pertanggungjawaban. Nah, kesalahan yang dulu di dunia masih tersembunyi, di akhirat tidak lagi akan tersembunyi. Kinilah kita harus menyadari. Semoga.***