Haruskah Lulus Tak Berkualitas?

SEBUAH tulisan berjudul Lulus Tak Berkualitas Sebuah Potret Buram Dunia Pendidikan ditulis Suharto (https://terbitkanbukugratis.id) hari Senin (05/06/2023) lalu cukup menyesakkan dada. Gamblang dijelaskan penulisnya, betapa kelulusan itu semata mendapatkan angka saja. Target hanya mendapatkan nilai pelajaran setara atau di atas KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yang sudah ditetapkan sekolah. 
Celakanya, banyak sekolah mematok (menetapkan) KKM dengan nilai cukup tinggi tanpa mempertimbangkan syarat penetapan KKM itu sendiri. Dengan alasan menyiapkan nilai anak ke Perguruan Tinggi maka ditetapkanlah nilai itu jauh di atas kemampuan siswa sendiri.
Dapat dipastikan, sebagian besar siswa ini memperoleh nilai rapor/ ijazah yang sesungguhnya tidak mencerminkan kemampuannya tersebab nilai yang diperoleh tidak dengan jalan yang sebenarnya. Ada banyak siswa yang ternyata tidak/ belum mengerti materi atau belum menguasai materi tapi mendapatkan nilai tinggi seolah-olah dia sudah memahami atau menguasai materi itu. Mengapa bisa begitu?
Ini terjadi tidak semata-mata kesalahan siswa. Benar, ada siswa yang mungkin malas belajar, suka bolos, tidak membuat tugas-tugas (latihan) dari guru tapi itu tidak bisa menjadi alasan anak tetap tidak menguasai materi. Semuanya tergantung guru dan guru otomatis tergantung Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertinggi di satuan pendidikan. 
Jika guru dan Kepala Sekolah memiliki sikap tegas bahwa nilai anak adalah cerminan kemampuan anak maka tidak akan ada nilai yang dibuat-buat alias nilai tipa-tipu. Sayangnya, sikap Kepala Sekolah (sebagiannya) hanya ingin sekolahnya terkesan hebat dengan nilai siswanya yang cukup tinggi. Untuk dapat nilai tinggi Kepala Sekolah ini tidak melalui jalan yang benar. Tahunya, guru harus memberi nilai siswa dengan nilai yang tinggi itu. Apapun caranya.
Sebenarnya untuk mendapatkan nilai bagus adalah dengan pelaksanaan pembelajaran yang bagus juga. Para guru melaksaakan tugas dan kewajibannya dengan bagus. Penuh tanggung jawab. Pemberian materi dengan bagus dan seterusnya. Di sisi lain Kepala Sekolah pun mengawasi pelaksanaan pembelajaran yang bagus atau baik itu. Tidak membiarkan para guru mengajar asal-asalan saja. Dan pada saat dilaksanakannya ujian (asesmen) Kepala Sekolah memastikan ujian itu berlangsung dengan baik dan benar. Fungsi Kepala Sekolah sebagai pimpinan, pengayom, pengawas sekaligus juga sebagai guru itu sendiri berjalan dengan baik maka akan baiklah ahsilnya. Insyaallah hasil lulusannya pasti berkualitas.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *