5 Views

Catatan M. Rasyid Nur

AKANKAH bisa menang? Bisa saja. Memang, ini sudah babak kedua. Sudah
menit ke-8 waktu tambahan. Bahkan karena banyaknya pelanggaran, malah sudah
menit ke-9 tapi wasit tak kunjung meniup fluit panjang. Dan malapetaka itu
tiba. Thaland menyamakan kedudukan, 2-2. Maka belum jadi menang setelah dua babak
usai.

Itulah keadaan laga final sepakbola antara kesebelasan Indonesia melawan
Thailand malam ini, Selasa (16/05/2023) di ajang Sea Game. Harusnya Indonesia
sudah menang. Dari skor 2-0 berubah 2-1. Dan skor ini sudah sampai di waktu
tambahan itu tadi. Tapi belum jadi menang karena fluit penutup belum ditiup. Hanya, kalau ditanya, apakah bisa
menang? Bisa saja. Tapi ini laga sepertinya belum usai. Protes kelihatannya
terjadi dari kubu Indonesia. Penyebabnya karena kelebihan waktu itu. Wasit tidak meniup fluit penutup saat waktu sudah jauh lewat.

Sekali lagi, karena wasit tak juga membunyikan fliutnya
walaupun waktu sudah habis, maka Thailand pun membuka asa. Gawang Garuda dibobol Gajah persis di detik akhir sesaat fluit itu dibunyikan wasit. Sengaja menunggu balasan? Entahlah. Jawabannya ada di hati wasit itu. Saya menulis ini
dalam lima menit, saat akan dimulaiya babak tambahan setelah skor imbang.. Saya tidak tahu, apakah
Indonesia akan mendapatkan impiannya? Entahlah. Bisa saja menang? Bisa. Tapi,
ya ditunggu keputusan wasit sepakbola ini di waktu ekstra.

Babak ekstra pun dibuka. Dan dewi fortuna menyebelah Garuda Merah. Benar-benar pecah stadion di Kamboja oleh supporter Indonesia. Anak-anak Thailand di lapangan dan di luar lapangan terkulai lesu. Ini pasti hadiah kesabaran dari anak-anak muda Garuda. Bayangkan, baru saja dua menit laga esktra, jala Gajah dikoyak Garuda. Permainan kian panas pastinya. Saling
tekel pun bertaburan. Kartu pun berseliweran. Pemain-pemain Thailand yang
bernasib sial lebih banyak mendapat hukuman kartu. Tidak hanya berwarna kuning. Bahkan kartu merah juga sudah diangkat wasit. Thailan semakin lesu. Lebih banyak mereka mengumpulkan kartu itu. Dari warna kuning hingga
merah itu. Anak-anak Garuda merangsek maju.

Garuda kian mengepak sayap amarahnya. Gol-gol pun
berjatuhan. Ternyata anak-anak Gajah benar-benar lemah dan seperti pasrah. Kalau mereka terjatuh karena ditekel, tidak lagi mereka langsung bangkit seperti ketika masih tertinggal satu gol. Karena sudah tertinggal dua gol bahkan tiga gol, Thailand sudah tidak berdaya. Garuda terlalu ganas buat mereka. Gajah pun dikoyak-koyak kulit tebalnya. Skor sudah tak akan bisa dikejar bahkan diperkecil juga. 

Saat fluit panjang dibunyikan skor pun sudah 5-2. Garuda meraih
emas yang kabarnya sudah 32 tahun dirindukan. Malam ini adalah malam bahagia buat pasukan Garudan dan seluruh rakyat Indonesia. Alhamdulillah. Menang juga
akhirnya. Emas yang dinantikan pun didapatkan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *