SABTU (11/03/2023) siang itu saya ke RSBT (Rumah Sakit Bakti Timah), Tebing, Karimun. Menjemput isteri dan cucu. Dia baru saja dari Pantai Pelawan bersama para guru dan pegawai kantor SMA Negeri 2 Karimun yang melaksanakan kegiatan Family Gathering SMA Negeri 2 Karimun di Pantai Pelawan. Saya tidak ikut isteri ke pantai karena dalam waktu yang sama saya ada tugas sebagai Dewan Hakim STQH Kabupaten Karimun. Makanya dia membawa serta cucu kami, Caca.
Sepulang dari pantai itulah para guru dan pegawai kantor (TU) singgah di RSBT untuk membezuk Pak Sugiartao, Kepala SMA Negeri 1 Buru yang sedang dirawat. Pak Sugiarto, sebelum mutasi ke Buru adalah Kepala SMA Negeri 2 Karimun. Jadi, ikatan batin antara para guru dengan Pak Sugiarto masih terjalin.
Menurut para guru, Pak Sugiarto dirawat di RSBT setelah sebelumnya dirawat di salah satu rumah sakit di Batam. Informasinya, dia terkena penyakit yang mengharuskan dia dikemoterapi di Batam. Pasca kemo itulah dia drop saat kembali ke Karimun dan dirawat di rumah sakit milik PT Timah itu.
Dari rumah sakit saya dan isteri serta cucu kembali ke rumah. Sebagian guru masih di rumah sakit swasta itu karena untuk melihat Pak Sugiarto hanya boleh berdua-dua. Saat itu Pak Sugiarto masih di ruang ICU. Setelah sampai di rumah, kami melaksanakan aktifitas masing-masing. Selepas asar, saya melihat isteri saya istirahat. Saya sendiri berolahraga di luar rumah.
Ternyata pada pukul 16.15 sore itu pak Sugiarto menghembuskan nafas terakhirnya. Informasi dari beberapa teman guru SMA Negeri 2 Karimun, dia dilepas oleh isterinya, Bu Ati. Setelah Bu Ati menyatakan melepas dengan ikhlas dan meminta maaf serta memberi maaf kepada Pak Sugiarto, Kepala SMA Negeri 1 Buru itu pun berangkat. Dia pergi untuk selamanya. Selamat Jalan, Pak Sugarto.***