INI malam mendebarkan. Selasa (14/03/2023) bakda magrib di masjid. Kembali ke rumah saya menyaksikan televisi yang kebetulan tengah menyala. Melalui layar kaca saya menyaksikan laga hebat yang mendebarkan itu. Siarannya langsung alias live. Laga antara Antoni Sinisuka Ginting, pebulutangkis Indonesia berhadapan dengan Kantaphon Wangcharoen dari Thailand.
Saya memlototi layar televisi hanya sendiri. Set pertama, angka demi angka mereka saling berebut. Tidak terlalu jauh jaraknya. Ginting mendahului merebut angka 11 untuk berpindah lokasi di set pertama itu. Ginting terus menjauh, hingga akhirnya sampai batas game. Skor 21-17 adalah angka yang mereka dapatkan di set pertama itu. Debaran jantung saya berkurang.
Lalu masuk set kedua. Di sini sepertinya Ginting akan dengan mudah menyelesaikan untuk menutup laga. Tapi ternyata begitu. Wangcharoen menunjukkan perlawanannya. Dia tidak mau kalah begitu saja. Pelan dan pelan dia berangsur mendekat. Tapi di perpindahan babak kedua ini Ginting juga sukses mendahului. Angka 11 kembali dia dapatkan. Jarak angka semakin jauh. Meskipun debaran jantung tetap terasa, Ginting di depan. Malah dalam beberapa kali kesalahannya, Ginting tetap saja tersenyum.
Bagaimanapun, menjelang angka akan berakhir, pemain Thailand kembali bersemangat. Pelan tapi pelan, nilainya kian berdekatan. Rasanya debaran jantung lebih kencang. Syukurnya Ginting mampu meredam Wangcharoen untuk menutup angka 21-19. Ginting pun sukses masuk ke babak berikutnya, 16 besar All England itu. Ayo, Ginting. Lanjutkan.***