Berakhir Pekan ke Pantai Pelawan, Benarkah ada Pencemaran?

PANTAI Pelawan adalah salah satu dari beberapa pantai wisata yang ada di Kabupaten Karimun. Untuk di Pulau Karimun saja, tiga pantai yang selalu ramai dikunjungi adalah Pantai Pongkar, Pantai Ketam selain Pantai Pelawan sendiri. Hari Ahad (19/02/2023) ini saya mengunjungi Pantai Pelawan, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun. Hitung-hitung berakhir pekan setelah berkesibukan dalam sepekan. 
Saya bersama isteri, tiga orang cucu ibundanya serta seorang anak (laki-laki) dan isterinya. Kami 8 orang menggunakan satu kenderaan. Kebetulan sejak beberapa hari sebelumnya, cucu saya yang paking bungsu diguraukan neneknya untuk pergi ke pantai. Caca, cucu itu memang suka ke pantai karena sering dibawa ayah-bundanya ke pantai.
Satu hal yang menambah daya tarik saya untuk pergi ke Pantai Pelawan kali ini adalah karena adanya berita di salah satu media online yang menyebutkan kalau Pantai Pelawan sedang tercemar saat ini. Konon ada minyak –kemungkinan oli– yang ditemukan di air laut sekitar pantai yang selalu ramai dikunjungi masyarakat itu.
Dalam salah satu berita berjudul Air Laut Pantai Pelawan Karimun Tercemar Cairan Hijau Berbau Oli yang dimuat di laman Kompas.com edisi Rabu (15/02/2023) membuat saya tambah ingin pergi ke sana. Selama ini, kedatangan saya dan atau bersama keluarga ke pantai semata untuk berlibur atau mencari hiburan saja. Menikmati pantai dan air laut yang terkadang ada gelombangnya.
Menurut berita online ini, masyarakat menemukan air laut bercampur cairan berwarna hijau dan berbau oli di lokasi wisata pada hari Selasa (14/02/2023), satu hari sebelum berita ditulis. Nah, ini info yang menggeramkan, pastinya. Kita tidak ingin ada pencemaran di pantai yang menjadi salah satu andalan masyarakat untuk berlibur. 
Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 09.15. Kurang dari setengah jam sudah sampai di lokasi pantai. Saya melihat cukup kendaraan roda empat di sekitaran pantai. Berarti lumayan ramai pengunjung hari ini, kata saya dalam hati. Saya teringat berita online tentang pencemaran itu. Meskipun dikatakan bahwa keesokan harinya (Kamis) tidak lagi ditemukan cairan hijau yang diduga oli itu, saya tetap ingin tahu secara langsung, apakah hari ini ada pencemaran itu. Sampai di lokasi, kami mengambil salah satu pandopo yang berjejer di sepanjang bibir pantai. Kami duduk dan melunjurkan kaki untuk istirahat sejenak sambil memandang ke laut lepas.
Cucu saya mulai turun ke pantai di bibir laut. Bersama Oomnya, dia mandi. Saya pun ingin melihat-lihat air laut di sekitar pantai yang lumayan ramai pengunjungnya. Sepertinya tidak ada sesuatu yang disebut dalam berita itu. Apakah karena saya hanya melihat di lokasi paling dekta dengan pandopo, apakah kemungkinan pencemaran itu ada di lokasi yang sedikit lebih jauh? Entahlah. Saya tidak berani membuat kesimpulan. Saya hanya melihat kalau para pengunjung yang mandi itu tidak ada yang mengeluhkan bau atau pencemaran itu. Sekali lagi saya tidak tahu karena saya memang tidak ikut mandi.
Kalau berita online menyebutkan bahwa kemarin itu memang ada pencemaran dengan mengutip pernyataan salah seorang warga, bisa jadi memang ada waktu itu. Tapi berita itu juga mengatakan kalau besoknya, setelah Tim Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karimun mendatangi Pantai Pelawan dan sudah tidak menemukan minyak itu, untuk melakukan pemeriksaan terbukti pencemaran itu sudah tidak ditemukan. 
Bagi kita, bagi saya dan keluarga tentu saja beharap tidak adanya pencemaran lingkungan, khususnya di lokasi wisata seperti Pantai Pelawan ini. Kita ingin menikmati suasana pantai dengan aman dan nyaman. Jika ada pencemaran, artinya kita tidak akan merasa nyaman. Apakah memang ada pencemaran pada saat ini? Semoga saja tidak.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *