MENYAKSIKAN melalui layar kaca greget Piala Dunia Qatar 2022 tetap membuat jantung gdebak-gedebuk, meskipun kita tidak bisa ikut menonton langsung ke sana. Ahad (27/11/2022) malam giliran laga Belgia menghadapi Maroko untuk jadwal pukul 20.00 WIB (di Indonesia) yang dapat disaksikan siaran langsungnya. Perasaan gdebak-gedebuk itu saya rasakan. Setiap laga, tentu salah satunya menjadi jagoan kita. Dan ketika jagoan itu tidak seperti harapan, di situlah gdebak-gdebuk itu terasa.
Sebagaimana kita saksikan atau mengikuti ulsannya di media, Maroko tampak tampil trengginas malam ini. Luar biasa berusaha menekan Belgia. Tensi laga di stadion Al Thumama begitu sengit. Kata sebuah berita online, bola.net, “Laga berlangsung dengan intensitas tinggi sejak awal, Maroko membuat Belgia kerepotan.” Kita pasti melihat itu di layar kaca.
Meskipun serangan demi serangan saling tersaji antara kedua kesebelasan, selama babak pertama skor masih kacamata, 0-0. Maroko baru memecah kebuntuan dan mengoyak jala gawang Belgia di babak kedua. Kita saksikan, dua gol dilesakkan oleh Abdelhamid Sabiri pada menit ke-73 dan oleh Zakaria Aboukhlal di ujung waktu normal, menit ke-90+2. Terkulailah para pemain Belgia setelah fluit panjang dibunyikan wasit dalam posisi 0-2 untuk kekalahan Belgia.
Sesungguhnya Belgia cukup mendominasi permainan sejak awal. Memang, Maroko pun tidak melempem. Mereka melawan dengan gigih. Gdebak-gdebuk hati kita di awal-awal laga benar-benar terasa karena begitu sengitnya tensi laga ini. Dibumbui gemuruh fans Maroko yang memberikan dukungan luar biasa sepertinya stadion Al-Thumama bagaikan akan pecah. Suara fans Maroko sudah pasti memberikan respon semangat kepada kesebelesannya sementara respon berbeda diberika setiap pemain Belgia mendapat bola. Ke Moroko mereka bersorak, ke Belgia mereka malah memberikan suara negatif. Nakanya juga penonton panatik.
Di ujung laga babak pertama (menit ke-45+2) Maroko sebenarnya membuat penontonnya bersorak. Selebrasi pemain Maroko juga kelihatan setelah ceplosan bola ke gawang Belgia. Tendangan bebas Ziyech menghujam keras ke gawang Courtois, kiper Real Madrin itu. Tapi VAR memastikan bahwa Saiss berada di posisi Offside ketika bola terlepas dari kaki Ziyech. Gol itu batal dan laga babak itu pun usai. Bagaimanapun, kejutan ini membuat Belgia ketar-ketir juga.
Kita saksikan, serangan bertubi-tubi Maroko membuat Belgia kesulitan mengalirkan bola. Umpan-umpan Belgia sepertinya terlalu lambat dan mudah dibaca lawan. Maroko justeru tampak semakin percaya diri di babak kedua ini. Akhirnya yang ditunggu Maroko datang. Melalui Abdelhamid Sabiri dan Zakaria Aboukhlal masing-masing pada menit ke-73 dan ke-90+2 mereka membuyarkan mimpi Belgia. Dua kali jala gawang terkoyak, sudah cukup membuat Maroko bergembira. ***