SELASA (06/09/2022) malam, bertempat di ruang aula –saat ini menjadi ruang solat– Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, Baran Barat, Kecamatan Meral dilaksanakan kembali rapat khusus dengan agenda evaluasi pembangunan masjid. Agenda utama adalah evaluasi pembangunan masjid sebagai kelanjutan pembangunannya dengan target pembangunan kubah. Ini adalah rapat kedua dilaksanakan setelah sebelumnya sudah dilaksanakan juga dengan agenda yang sama. Rapat dipimpin langsung oleh Ketua Pengurus Masjid, Drs. H. Supardi.
Pembangunan ulang masjid Al-Ubudiyah sudah dimulai sejak 13 Januari 2019 dengan peletakan batu pertamanya oleh Wakil Bupati Karimun, H. Anwar Hasyim. Masjid baru ini dibangun di tapak yang sama (tapak lama). Masjid lama dibongkar total dan dibangun baru dengan ukuran dan bentuk yang juga baru. Saat ini telah mencapai 70 persen penyelesaian pembangunannya. Dinding semua sisi sudah selesai dipalster. Pemasangan keramik (lantai) juga sudah hampir selesai meskipun atap, khusus kubah di tengah-tengah belum terpasang.
“Kebetulan ada seorang anggota Dewan Kabupaten, Pak Sulvano memberikan bantuan keramik lantai. Langsung kita pasang,” kata Ketua Pembangunan Masjid, Suhartono yang dibenarkan oleh Ketua Pengurus Masjid Al-Ubudiyah, H. Supardi pada saat rapat Selasa malam itu. Kata Pak Supardi, alhamdulillah begitu banyak hamba Allah yang memberikan dana dan bantuannya untuk pembangunan masjid baru ini. Begitu dia menjelaskan kepada peserta rapat.
Penggalangan dana pembangunan dan pengelolaan masjid dilakukan dengan berbagai cara. Selain infak jamaah melalui kotak infak yang ada di masjid dan beberapa kedai masyarakat Wonosari ada juga penggalangan dana masyarakat melalui sumbangan rutin bulanan. Setiap rumah tangga di setiap RT memberikan sumbangan rutin secara bulanan. Ada petugas di setiap RT untuk mengutip ke rumah-rumah penduduk. Masyarakat memberikan infaknya sesuai kemampuan. Tidak ada patokan. Tidak ada paksaan karena infak itu pada hakikatnya atas keikhlasan masyarakat.
Selain itu bantuan dalam jumlah cukup besar datang dari Pemda dengan mengajukan proposal untuk biaya pembangunan masjid. Sejak disepakati pembangunan masjid baru, pengurus sudah mengajukan dua kali proposal permohonan bantuan pembangunan Masjid Al-Ubudiyah. Pemda Karimun sudah memberikan dana bantuan sebesar Rp 250.000.000 (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) untuk pembangunan masjid ini.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Pengurus Masjid, pembangunan masjid diawali dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Bupati Karimun, H. Anwar Hasyim yang juga memberikan sumbangan 80 zak semen pada saat itu. Selanjutnya, Bupati Karimun, H. Aunur Rafiq yang hadir dalam Safari Ramadhan Pemda Kabupaten ke Masjid Al-Ubudiyah juga memberikan bantuan berupa biaya pembangunan tiang.
Rapat terakhir malam tadi adalah untuk menyepakati rencana penggalangan dana pembangunan masjid dengan mengedarkan kupon kepada masyarakat. Sasarannya tidak hanya masyarakat Wonosari tapi juga direncanakan akan diedarkan ke masyarakat lainnya yang bersedia membeli kupon infak ini. Seperti disampaikan Ketua Pengurus Masjid Al-Ubudiyah, H. Supardi kupon penggalangan dana ini sengaja diluncurkan khusus untuk mempercepat pembangunan masjid, khusus untuk membuat kubah masjid.
Ada tiga jenis kupon yang dapat dipilih masyarakat. Ada kupon berharaga Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah), ada seharga Rp 500.000,’ (lima ratus ribu rupiah) ada yang berahrga Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan terakhir berharga Rp 100.000 (seratus ribu rupiah). Membayarnya juga boleh dicicil selama satu bulan. Setiap warga Wonosari diharapkan membeli kupon tersebut sebagai bagian ikut berpartisipasi menggalang dana pembangunan masjid, khususnya untuk pembelian kubah tersebut. Masyarakat muslim pada umumnya, dimanapun berada, jika ingin ikut membeli tiket infak ini dapat menghubungi pengurus masjid Al-Ubudiyah HP 082384523055 atau datang langsung ke Masjid Al-Ubudiyah, di Wonosari, Meral.
“Wakil Ketua Pengurus, Pak Iwan sudah berkomunikasi dengan salah satu perusahaan di Pekanbaru untuk mencari orang yang bisa membuat kubah yang agak bagus namun tidak terlalu mahal.” Begitu Pak Pardi yang sehari-hari bertugas sebagai Kepala KUA di Kecamatan Meral menjelaskan dalam rapat. “Harga yang ditawarkan kepada kita kurang-lebih Rp 400 jt,” katanya menambahkan. Katanya lagi, sistem pembangunannya, setelah kita punya dana sebagiannya, kita bisa menyepakati dengan menandatangani perjanjian. Lalu tukangnya sudah bisa mulai bekerja. Nanti dalam jumlah tertentu harus kita bayar setelah pembangunan kubahnya berjalan atau selesai.
“Kita juga diberi toleransi untuk melunasi sisa biayanya nanti, meskipun kubahnya sudah selesai,” kata Pak Ketua Masjid menjelaskan. Dia berharap, kiranya kupon yang kita edarkan akan dapat mencapai dana yang kita butuhkan. Begitu dia mengulang harapannya kepada semua peserta rapat. Bagaimanapun, sesungguhnya kupon infak ini pada hakikatnya adalah untuk pembelinya sendiri. Semoga saja kelak akan menjadi ticket kita untuk syurga.***
Insyaallah akan segera terbangun dengan sikap gotong royong.