1 Views


IDUL ADHA UJIAN DAN HIKMAH KEIKHLASAN* 

 

Muslimin-muslimat,
jamaah Idul Adha yang dimuliakan Allah.

Alhamdulillah, pertama-tama, marilah bersyukur
kepada Allah Swt, yang memberikan rahmat dan nikmat begitu luas kepada kita. Marilah
pula kita manfaatkan segala kenikmatan itu untuk mengabdi kepada-Nya sebagai
manifestasi ketaatan dan rasa syukur kita kepada-Nya. Melaksanakan ibadah haji
dan pemotongan hewan kurban adalah sebagian implementasi ketaatan kita kepada
Allah Swt itu.

Selanjutnya, salawat dan salam mari kita
doakan untuk Nabi Besar Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya
dan para penerus risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai
Islam di muka bumi hingga hari kiamat nanti.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa
lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
.

Hadirin, Ibadah haji, salat Idul
Adha dan kurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim AS. Tiga peristiwa penting itu tidak bisa lepas dari prosesi pelaksanaan Hari Raya
Idul Adha, itulah, ibadah haji, salat ‘Id dan
penyembelihan hewan kurban yang nanti akan kita laksanakan. 

Ibadah utama dalam Idul
Adha adalah pelaksanaan ibadah haji. Tahun ini untuk pertama Pemerintan Indonesia mengirimkan Jamaah Calon Haji (JCH) ke Tanah Suci setelah dua tahun tidak mengirimkannya disebabkan covid-19. Pemerintah Arab Saudi tidak mengizinkan
jamaah dari luar Negaranya untuk menjalankan rukun Islam kelima ini selama covid masih mewabah. Hanya
warga Arab Saudi dan warga Asing yang berada di Arab Saudi saja yang
diperkenankan. Alhamdulillah tahun ini kembali dikirimkan, meskipun setengah dari jumlah kuota normal. Kita tetap sabar untuk keadaan itu. Kata Allah, wasbiruu…innaloha maassobiriin. 

“Dan bersabarlah kalian,
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.

Sesungguhnya tuntunan
sabar yang diwajibkan Allah kepada kita akan sempurna ketika kita juga memiliki
kerelaan atau keikhlasan menerima cobaan. Setiap orang yang sabar memiliki
keuntungan tersendiri. Orang yang sabar pasti memiliki harapan dan tidak akan putus
asa karena gagal dalam urusannya. Iman seseorang pun sangat kuat kaitannya
dengan kesabaran orang tersebut.

Kesabaran adalah sikap
yang paling dibutuhkan dalam menjalankan ibadah haji. Ibadah haji merupakan
ukuran ujian kesabaran. Seluruh rangkaian ibadah haji membutuhkan
kesabaran, mulai dari menabung uang, saat pendaftaran, masa menunggu keberangkatan, saat berangkat, sampai dengan pelaksanaan dan kembali ke
kampung halaman. Tanpa kesabaran, jamaah haji tidak akan mampu melewati
rangkaian ibadah yang memerlukan kekuatan mental dan fisik seperti tawaf, sa’i,
wukuf, melempar jumrah dan lain-lainnya itu.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa
lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.

Itulah hikmah pertama
dari keikhlasan dalam kehidupan khususnya dalam melaksanakan ibadah haji. Hikmah
kedua dari keikhlasan atau kerelaan yang disebut juga dengan tawakal adalah
akan beriringannya tawakal dengan iman. Pada hakikatnya orang tawakkal adalah
orang beriman. Tawakal sangat diagungkan bagi seorang mukmin karena merupakan
bagian dari hati yang akan membawa kita ke jalan kebahagiaan lahir dan batin,
dunia dan akhirat. Firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 159 dinyatakan:

“Apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertawakal.”

Begitulah ibadah haji
yang pada hakikatnya akan menguji sekaligus memupuk sikap ikhlas kita. 

Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah.

Ibadah kedua yang berkaitan
dengan Idul Adha adalah pelaksanaan salat ‘Ied seperti yang saat ini kita
laksanakan. Salat Id akan mempererat
tali silaturrahim diantara kita. Silaturahim harus terjaga, terutama saat kita bersama di solat Id seperti ini. Salat Idul Adha kita kerjakan
secara berjamaah yang akan mempertemukan kita di rumah Allah ini. Perintah
Allah agar kita tetap menjaga silaturrahim sesama muslim khususnya akan dapat
kita lakukan dengan adanya solat Id ini. Sebaik-baik muslim adalah orang yang
selalu menjaga hubungan silaturrahim diantara manusia.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa
lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.

Ibadah ketiga yang kita
lakukan adalah pemotongan hewan qurban. Ibadah qurban bisa menjadi bukti
kepekaan sosial masyarakat yang mampu secara ekonomi terhadap yang miskin.
Qurban semakin memberikan kesadaran kepada kita, bahwa harta yang kita miliki
bukanlah mutlak milik kita semata. Harta dan materi di dunia hanya titipan dari Allah
Swt, yang di dalamnya terdapat hak orang lain. Kenikmatan yang kita rasakan
tidak akan berkurang sedikitpun ketika harus berbagi dengan orang lain melalui
pemberian hewan qurban. Berbagi itulah salah satu bukti kita mensyukuri nikmat Allah yang maha banyak ini. Kita sadar betul bahwa nikmat Allah itu memang begitu banyaknya. Firman Allah,

“Dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Tentu saja pengorbanan harta tidak semata melalui hewan qurban. Ada banyak kesempatan kita untuk membuktikan pengubanan kita. Terkhusus dalam rangka menyelesaikan pembangunan masjid kita yang saat ini masih dalam pembangunan, ini misalnya. Kurban itu bisa berupa uang atau bentuk lain seperti membantu dengan tenaga atau lainnya. Saat ini kita sedang menggesa pembangunan kubahnya, mari kita buktikan keikhlasan kita dalam meneruskan pembangunan ini. Inilah kurban yang juga akan dinilai Allah sebagai bagian rasa syukur kita atas nikmat-nikmat-Nya itu. Kita harus ikhlas untuk ini.

Bayangkan ujian keikhlasan Ibrahim saat diminta Allah memberikan anaknya yang semata wayang. Ibrahim ikhlas memberikannya. Begitu juga Ismail, ikhlas atas permintaan Allah itu. Mari ujian keikhlasan kita buktikan dalam membangunan masjid kita, khususnya menyelesaikan kubah yang belum terpasang.

Sesungguhnya ibadah qurban
tidak hanya soal ibadah saja. Berqurban mengandung manfaat ekonomi dan sosial yang besar di sisi Allah. Qurban, bukan hanya
perihal ritual yang dikerjakan selama satu hari dalam setahun. Tapi qurban
memikirkan bagaimana proses perjalanan kurban itu, sejak mengumpulkan biayanya, membeli hewannya hingga memotong dan membagi-bagikannya kepada yang berhak. Itu semua memerlukan kesabaran dan keikhlasan. Akan loloskah kita dalam ujian keikhlasan ini? Hanya kita yang akan menjawabnya,

“Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu,
dan berkurbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang
terputus.”

Demikian khutbah ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. Mohon maaf atas
segala kekhilafan dan kekurangan serta terima kasih atas segala perhatian.***

Barakallohu lana walakum, manafa’ni waiyyakum
bima fihi laallakum tuflihun. Wasalamualaikum ww.

*Untuk Masjid Al-Ubudiyah Wonosari, 10 Juli 2022 (10 Zulhijjah
1443)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *