Foto Google/ Republika.id |
AKHLAK adalah sikap atau karakter seseorang terhadap lainnya. Istulah lainnya disebut tabiat, perangai atau tingkah-laku seseorang. Akhlak adalah hiasan. Jika akhlak baik maka kelihatanlah seseorang akan baik. Alquran banyak sekali membicarakan akhlak untuk keperluan tindakan manusia dalam kehidupan. Baik panduan hubungan perbuatan kepada Tuhannya maupun kepada sesama manusia dan alam lainnya.
Mengutip tulisan berjudul Hikmah Siang: Konsep Akhlak Menurut Syekh Yusuf Al Qardhawi yang diposting Sitha di laman hajinews.id hari Kamis (09/06/2022) dikatakan bahwa alquran menjadi rujukan yang bersifat komprehensif dan holistik bagi setiap umat manusia. Sebagai kitab suci yang langsung turun dari Allah untuk umat, alquran mengandung banyak pedoman untuk kehidupan.
Di antara yang dibicarakan Alquran, itu adalah tentang akhlak. Sebagaimana dijelaskan Dr. Mulawarman Hanase, seorang da’i yang juga dosen Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta, dia mengutip pendapat Syekh Yusuf Al Qardhawi dalam kitab Kaifa Nata’amalu ma’al Quranil Karim yang membagi akhlak itu menjadi dua.
Pertama, akhlak Rabbani; yaitu bagaimana kita, sebagai seorang hamba membangun akhlak dalam berhubungan dengan Allah Swt yang nantinya akan memperkuat ketaqwaan kepada Allah. Syekh Yusuf Al Qardhawi mencontohkan seseorang yang ikhlas berarti memiliki akhlak rabbani. Ikhlas merupakan sebuah sifat atau juga maqamat yang berhubungan dengan Allah. Misalnya seorang hamba yang ikhlas ketika mendapatkan rezeki dari hasil perniagaannya, kendati jumlahnya tidak sebesar hari-hari biasa. Hamba tersebut ikhlas tanpa menyalahkan atau pun berburuk sangka pada Allah SWT.
“Pada titik inilah dikatakan ikhlas itu adalah membangun hubungan baik dengan Allah SWT. Tidak berprasangka buruk kepada Allah SWT. Jadi kalau ada orang ibadahnya bagus, sholatnya bagus tepat waktu tetapi dia berprasangka buruk kepada Allah SWT, tidak menerima apa yang ditakdirkan rezeki yang sudah diberikan Allah, maka orang itu dikatakan tidak memiliki akhlak khususnya akhlak rabbaniyah,” kata ustaz Mulawarman dalam program kajian Hawamisy Masjid Istiqlal Jakarta mengulas Kaifa Nata’amalu ma’al Quranil Karim beberapa hari lalu.
Kedua, akhlak insaniyyah. Adalah akhlak yang berhubungan dengan sesama manusia. Usatz Mulawarman mengatakan dengan semakin beragamnya media untuk berkomunikasi membuka peluang semakin besar terjadinya perselisihan di antara sesama manusia. Pada hal inilah menurutnya manusia memerlukan dan memiliki konsep Alquran tentang akhlak insaniyyah yakni bagaimana beretika sesama manusia. Karena itu ustaz Mulawarman mengatakan dalam Alquran ayat-ayat yang membicarakan tentang akhlak lebih banyak dari ayat-ayat yang membahas tentang syariat.
Jadi, dua akhlak (sikap) itu akan menjadi kunci keberhasilan kehidupan manusia di mata Allah. Baik keberhasilan selama berada di dunia maupun kebehasilan setelah meninggalkan dunia (kehidupan di akhirat) nanti. Hubungan (akhlak) yang baik dengan Allah dan hubungan yang baik sesama manusia. Hubungan baik dengan Allah artinya kita adalah hamba yang taat keapda-Nya sementara hubungan baik dengan manusia adalah terjaganya harmonisasi hubungan sesama manusia itu sendiri. Dengan itu pula kita akan terhindar dari kesulitan dan malapetaka Allah.***