Itu, setidak-tidaknya sekolah-sekolah yang berada di Kabupaten Karimun. Baik sekolah di bawah naungan Pemda Kabupaten (Dinas Pendidikan Kabupaten) seperti TK, SD, SLTP (SMP/ MTS) maupun sekolah-sekolah yang dikelola Pemerintah Provinsi seperti SLA (SMA/ SMK) atau SLB. Serentak masuk hari ini. Di daerah (kabupaten/ kota) lain mungkin ada yang belum masuk pada hari ini atau sudah duluan masuk sebelumnya. Sejak otonomi, kebijakan pendidikan memang tidak lagi terpusat di satu kendali kecuali untuk hal-hal tertentu.
Untuk di Kabupaten Berazam (Karimun), ini ada perubahan kebijakan dalam hal jumlah siswa yang diizinkan ke sekolah saat ini. Kalau sebelumnya (saat covid masih kuat menghimpit) itu, masih setengah (50 persen) dari kapasitas ruang belajar yang diizinkan hadir di ruang belajar. Sekarang diizinkan untuk seluruh siswa masuk kelas. Boleh full 100 persen. Hanya lama waktu di sekolahnya saja yang belum normal. Masih dibatasi sampai enam jam pelajaran. Tetap alhamdulillah. Orang tua siswa sudah lama berharap anaknya masuk secara keseluruhan. Begitu juga guru.
Urgensi dan atau persepsi masuk di hari pertama sekolah mungkin saja tidak sama oleh setiap sekolah atau oleh setiap orang. Boleh jadi ada persepsi yang berbeda-beda perihal penting-tidaknya masuk oleh setiap sekolah. Bahwa guru, seperti juga orang tua siswa sudah lama berharap izin masuk bagi seluruh siswa itu memang benar adanya. Orang tua siswa dan guru sama-sama ingin anak-anak dapat masuk semuanya ke sekolah sebagaimana sebelum covid ada. Kini harapan itu sudah tercapai. Dan pasca libur lumayan panjang, harapan masuk itu sudah tercapai. Tentulah ini sama harapannya. Tapi memandang samakah urgensinya? Ini perlu ditinjau ke lapangan.
Apakah kedua pihak –orang tua siswa dan guru– mempunyai sebab yang sama atas harapan boleh masuknya seluruh siswa, tentu saja tidak. Orang tua ingin anak-anaknya segera masuk sekolah karena khawatir terlalu lama tidak masuk akan menyebabkan anak-anak menjadi liar atau bisa lupa pelajaran. Sementara para guru ingin anak-anak segera masuk sekolaha agar segera dapat belajar dengan normal. Materi pelajaran segera dapat disampaikan dengan baik.
Catatan penting yang perlu pula menjadi pemikiran berkaitan masuk di hari pertama sekolah adalah bagaimana sekolah memperlakukan (mengelola) masuk di hari pertama itu sendiri. Hari pertama masuk sekolah pada hakikatnya sangatlah penting. Segala sesuatunya akan ditentukan oleh langkah di hari pertama itu. Kalau boleh disebut, hari pertama itu sesungguhnya ibarat hari permata bagi semuanya. Namanya permata, tentulah sangatlah berharga dan penting bagi semuanya. Tapi apakah semuanya memandangnya sama, itulah diskusinya.
Mengacu catatan-catatan lama, satu pandangan ada yang memandang bahwa hari pertama masuk sekolah tidaklah terlalu penting dalam perngertian tidak harus belajar atau melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana terjadwal. Dengan kegiatan silaturrahim, halal bilhalal atau gotong royong saja satu sekolah sudah menganggap itu cukup Intinya tidak perlu langsung belajar. Nah, kalau begini tentu dianggap tidak terlalu penting, kan?
Seharusnya, jika hari pertama itu sama dengan kita memandang permata yang begitu penting dan berharga bagi kita maka urgensi itu harus tergambar dari pengelolaan sekolah itu sendiri. Apakah sudah langsung dimanfaatkan untuk belajar? Jika iya, itulah pandangan yang menjadikan hari pertama sebagai hari permata. Sesungguhnya, kedua-duanya sama pentingnya.***
*Sudah pernah diposting sebelumnya.