BEGITU cepat terasa waktu berlalu.
Riuh-rendah dan heboh mengawali Ramadhan yang disebabkan oleh adanya perbedaan
keyakinan memulai Ramadhan, kemarin masih terasa. Belum lama. Tapi kini kita
sudah berada menjelang pertengah Ramadhan. Jika fase puasa dibagi tiga, sepuluh
dan sepuluh hari maka kita sudah memasuki fase sepuluh hari kedua. Oleh hadits
dikatakan sebagai fase penuh ampunan (maghfiroh) setelah sebelum disebut fase
penuh rahmat.
Menyikapi Ramadhan yang sudah kita
jalani, ini ternyata oleh para ulama dan para ustaz disimpulkan ada beberapa
kemungkinan golongan orang bersikap. Dalam tulisan berjudul Hikmah Malam : 3
Golongan Manusia di Bulan Ramadhan, Nomor Terakhir Disukai Allah yang
diposting di laman hajinews.id disebutkan sekurang-kurangnya terdapat
tiga golongan orang dalam kebersamaannya dengan Ramadhan. Dengan mengutip
penjelasan Ustaz Muhammad Saiyid Mahadhir dalam bukunya “Bekal Ramadhan dan
Idul Fithri (1): Menyambut Ramadhan” dikatakan ada tiga golongan manusia dalam
menyikapi bulan Ramadhan.
1. Golongan Zalim;
Golongan zalim di sini adalah
orang-orang yang kurang sekali perhatiannya terhadap bulan Ramadhan. Bagi
mereka kedatangan Ramadhan dianggap biasa-biasa saja malah dianggap sebagai
beban. Kelompok ini menyamakan bulan Ramadhan dengan bulan-bulan yang lainnya.
Tak ada istimewanya. Mereka memang berpuasa, tapi hanya sebagian harinya saja,
lalu sebagian lainnya mereka tinggalkan bukan karena alasan yang diperbolehkan.
Sehingga kewajiban berpuasa tidak dijalankan dengan sempurna.
Bisa jadi mereka berpuasa penuh
selama satu bulan, namun hari-hari mereka meninggalkan salat fardhu, banyak
tidur. Inilah kezaliman mereka untuk diri masing-masing. Di akhirat kelak
nasibnya akan menyedihkan, walaupun kita tetap berharap ampunan dan kasih
sayang Allah. Orang-orang seperti ini harus diingatkan dan diajak dengan baik
agar menyadari pentingnya beramal saleh di bulan Ramadhan.
2. Golongan Muqtashid;
Golongan ini adalah mereka yang
bergembira menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Rasa gembira itu semakin
bertambah karena mengetahui setelah itu akan ada libur panjang. Ada kesadaran
bergama bahwa di Ramadhan waktunya untuk menghapus dosa dan mengambil banyak
pahala untuk bekal di akhirat. Sayangnya, padatnya aktivitas dan kurang
mantapnya iman, membuat mereka lalai mengerjakan ibadah-ibadah sunnah. Tetap
masih rugi.
Kelompok pertengahan ini terkadang
meninggalkan ibadah solat tarawih dan witir ataupun solat rawatib qabliyah dan
ba’diyah. Dalam satu hari itu ada rasa malas untuk membaca Al-Qur’an, sehingga
target bacaan Al-Qur’an tidak tercapai. Mereka juga full berpuasa, namun ada di
antara mereka yang kesehariannya terlalu banyak tidur. Karena amalan-amalan
sunnah Ramadhan yang tidak begitu diperhatikan, itulah yang menyebabkan tetap
saja masih merugi.
3. Golongan Sabiqun Bil Khairat;
Kelompok ketiga ini disebut dengan
istilah orang-orang berprestasi karena memang mereka adalah orang-orang yang
berusaha meninggalkan perkara haram dan makruh. Mereka juga meninggalkan
sebagian perkara mubah demi kesempurnaan ibadah puasa yang mereka jalankan.
Mereka ini sebenarnya bukan hanya
berprestasi di bulan Ramadhan, namun di luar Ramadhan mereka juga orang-orang
berprestasi. Kerinduan mereka kepada Ramadhan membuat mereka selalu berdoa
sepanjang bulan kepada Allah. Golongan ketiga ini sangat disukai Allah Swat.
Golongan inilah sejatinya yang harus kita dapatkan. Caranya tentu saja dengan
mendahulukan ibadah tanpa meninggalkan pekerjaan wajib lainnya.
Pertanyaannya, dimanakah kita berada
diantara ketiga golongan orang-orang di atas? Kata peribahasa, tepuk dada tanya
selera. Kitalah yang tahu persis posisi kita. Jika kita berdoa untuk termasuk
golongan ketiga, maka marilah berusaha ke arah itu. Insyaallah bisa, jika
berusaha.***