AHAD (20/02/2022) ini adalah hari berduka bagi Wakil Bupati Karimun, Pak H. Anwar Hasyim dan keluarga besarnya. Ibunda belyau, Ibu atau Nek Zauyah binti H. Ahmad berpulang kerohmatullah pagi, sekitar pukul 09.00 WIB di rumah duka, Jalan Ahmad Yani, samping Masjid Aljihad, Baran, Meral, Karimun. Dia meninggalkan keluarga besrnya dalam usia 95 tahun dengan tenang.
Dua orang dari adik-beradik Pak Wabup sangat familiar dengan warga Kabupaten Karimun, bahkan di Provinsi Kepri. Selain Pak Anwar Hasyim sendiri yang saat ini adalah Wakil Bupati Karimun (mantan guru dan pejabat karier juga), ada adik kandungnya, Pak Bakri Hasyim yang adalah mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Pak Bakri juga berkarier dari guru hingga di Dinas Pendidikan, itu dalam waktu cukup lama. Tidak hanya guru dan siswa yang mengenalnya tapi juga orang tua siswa dan masyarakat umum sangat mengenal Pak Bakri dan Pak Anwar. Kedua tokoh ini adalah sosok yang dikenal oleh siapa saja.
Dari informasi yang disampaikan oleh Bambang, salah seorang keluarga pada saat menyampaikan pidato pengantar duka, saat janazah akan dibawa ke Masjid Al-Jihad sore menjelang solat Asar, Bambang Winarso menerangkan kalau Nek (Tok) Zauyah selain meninggalkan anak-anaknya yang sudah sukses, juga meninggalkan belasan cucu dan puluhan cicit. Dijelaskan oleh Bambang, Nek Zauyah mempunyai 6 orang anak, 14 orang cucu dan 28 orang cicit.
Sebagai seorang yang sudah sepuh dalam usia hampir satu abad, dapat dibayangkan berapa banyak keluarga besarnya yang dia tinggalkan. Dari anak, cucu dan cicit plus masyarakat umum yang sudah saling mengenal keluarga besar Pak Wabup, dapat dibayangkan begitu membludaknya masyarakat mengiringi kepergian belyau. Untuk solat janazahnya saja terasa sempit Masjid Aljihad oleh membludaknya pelayat yang ikut mensholatkannya.
Kita doakan Nek Zauyah menghadap Khaliq dengan tenang dan nyaman. Diampuni segala dosanya, ditempatkannya dia pada tempat terbaik di sisi-Nya dan diberikan ketabahan kepada semua keluarga besarnya dalam menghadapi musibah ini. Inspirasi penting yang dapat diserap adalah betapa Nek Zauyah sukses mengantarkan anak-anak dan cucunya juga berkarier dan bermasyarakat. Dia sangat penyayang kepada anak-cucu dan cicitnya, hingga dia selalu memastikan mencium anak-cucunya itu ketika mereka berkesempatan mengunjungi nenek atau nyangnya itu. Selamat jalan, Nek, kami berdoa untuk mengiringi kepergian Nenek.***