2 Views

TIDAK berlebihan, kita ikut berduka atas berpulangnya kerahmatullah Menteri Pendidikan Nasional era Kabinet Persatuan Nasional di bawah
Presiden Abdurrahman Wahid  alias Gus Dur, 
Prof Dr Yahya A. Muhaimin. Sebagai guru, keluarga besar gurusianer dan Media Guru kita tentu ikut kehilangan atas kepergian Pak Yahya yang juga  tokoh HMI dan Kahmi. Meskipun tidak mengejutkan mengingat usianya yang suda sepuh, tetap saja kita berduka atas kepergiannya.

Sebagaimana kita baca dan dengar dari pemberitaan bahwa belyau meninggal dunia pada usia 78 tahun setelah dirawat selama 10 hari di Rumah Sakit. Mari kita ucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun” atas telah berpulang kerahmatullah mantan Mendiknas ini pada hari Rabu (09/02/2022) kemarin sekitar pukul 10.00 WIB. Kita maafkan jika ada kesalahannya atau mendoakan kiranya semua orang yang merasa ada kesalahan belyau bersedia dan ikhlas memaafkannya. Lebih dari itu kita juga berdoa, semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah Swt. Allah tempatkan dia pada tempat terbaik di sisi-Nya.

Sedikit banyak sebagai guru, kita mengenal biografi belyau meskipun kita belum pernah berjumpa dengan belyau. Sebagai Tokoh Nasional, Pak Yahya Muhaimin yang juga dikenal sebagai aktivis ormas seperti Muhammadiyah, dia adalah tokoh Islam yang baik. Gus Dur memilihnya menjadi Mendiknas tidak semata karena Gus Dur mengenalnya dengan baik tapi karena kemampuannya dalam bidang yang dibebankan kepadanya. Meskipun dia bukan orang NU, Gus Dur mempercayakan pengelolaan departemen super besar seperti Kementerian Pendidikan itu kepadanya. Itu bukti kemampuannya.

Sebuah pernyataan dalam sebuah berita berbunyi, “Keluarga besar Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa atas
meninggalnya Prof. Yahya Muhaimin. Meninggal hari ini Rabu 9 Februari
2022 pukul 10.10 Wib di RS Geriatri Purwokerto, dan rencana jenazah akan
dibawa ke rumah duka di Bumiayu, Jawa Tengah. Informasi pemakaman masih
menunggu dari keluarga.” Pernyataan itu menunjukkan betapa Pak Yahya adalah tokoh Muhammadiyah yang cukup disegani khususnya di kalangan Muhammadiyah.

Dari beberapa sumber yang dapat kita telusuri dikatakan bahwa Pak Yahya Muhaimin merupakan
Mendiknas pada kabinet pemerintahan Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri. Ia
menjadi Mendiknas ke-23 RI dan menjabat selama hampir dua tahun,
dari 29 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001.Waktu yang lumayan lama diberikan kepadanya untuk mengelola departeman pencerdas bangsa.

Biografi lainnya yang dapat kita baca, belyau lahir di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, 17 Mei 1943. Ia
merupakan lulusan Central Community High School, De Witt, Iowa, Amerika
Serikat (1963) dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (Fisipol) UGM, dan mengambil gelar doktor dari Institut
Teknologi Massachussets, AS (1982). Tak hanya itu, ia sempat menempuh
pendidikan di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta namun tidak selesai.

Dia juga aktif sebagai dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Di
saat bersamaan, ia juga pernah menjadi pengelola program S2 Fisipol UGM
(1982-1984), Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM
(1996-1999). Bahkan, Yahya pernah juga menjadi Konsulat Pendidikan di
Washington DC.(https://hajinews.id/2022/02/09/…).

Sekali lagi, mari kita ucapkan ‘selamat jalan’ kepada Pak Yahya Muhaimin yang suatu waktu beberapa tahun lalu adalah pengemudi kementerian yang sebagian besar kita adalah menajdi bagiannya. Sebagai guru kita sangat kehilangan atas kepergiannya. Semoga Allah menerima segala jasanya untuk menjadi pahala berlipat ganda untuknya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *