2 Views
SELALU diingatkan para guru kita, “Ingatlah akan kematian kita.” Perintah ini sesungguhnya adalah perintah agama yang disampaikan ulang oleh guru-guru kita. Begitu juga para pandakwa akan selalu mengingatkan petingnya mengingat mati. Setiap yang hidup akan mengalami kematian. Itulah sebabnya disuruh agar senantiasa mengingat mati.
Mengapa selalu dan selalu diingatkan agar setiap orang mengingat mati? Karena sesungguhnya mengingat mati itu adalah untuk mengingat hidup. Hidup abadi yang tidak lagi akan mengalami kematian. Jadi, mengingat mati tidak sekadar untuk menakut-nakuti tapi untuk membuat semakin berani hidup. Berani untuk bersiap hidup lebih lama. Hidup sekarang sebenarnya hanyalah perantara untuk sampai kepada hidup ‘nanti’ yang diantarai dengan kematian. Makanya kematian itu penting karena akan menjadi penentu perjalanan hidup kelak.
Kita tentu setuju pandangan Gus Baha dan ulama lainnya yang meminta umat Islam agar bersemangat untuk hidup. Bersemangat dalam hidup ini. Dalam tulisan berjudul “Gus Baha: Mengingat Kematian itu Harus Dibarengi dengan Semangat Hidup,” yang diposting di situs hajinews.id pada hari Rabu (25/08/2021) lalu dijelaskan betapa pentingnya umat ini untuk terus bersemangat dalam hidupnya. Jangan sebaliknya, memandang hidup ini tidak penting. Lalu kehilangan gairah hidup. Tidak bersemangat untuk hidup dengan baik. Ini keliru.
Bahwa akhirat lebih penting dari pada dunia, itu benar adanya. Tapi kekeliruan memandang dunia dengan menyia-nyiakannya adalah satu hal yang tidak baik dan akan berbahaya bagi umat. Pentingnya semangat hidup, dimaksudkan sebagai bersemangat untuk bersiap dan mempersiapkan hidup yang sesungguhnya, yaitu kehidupan di yaumil akhir. Bagaimana seseorang akan bisa mempersiapkan hidup akhiratnya tanpa semangat?
Dengan hidup bersemangat saat ini, kita berkesempatan untuk mempersiapkan hidup kita diakhirat kelak dengan lebih baik. Kita rajin bekerja di dunia dengan tujuan rajin mempersiapkan kehidupan akhirat, itulah cara terbaik. Kita bersemangat di bidang ekonomi dengan niat mempergunakan hasil rezeki itu untuk kepentingan akhirat, itulah semangat yang benar.
Kata Gus Baha, Islam menyuruh kita selalu ingat akan kematian, namun tidak juga menjadikan kita tidak bersemangat menjalani hidup. Justru kita harus memanfaatkan sisa umur kita untuk berbuat baik, lebih semangat dan giat menjalani ibadah. Nah, beribadah dengan baik dan sempurna hanya bisa jika kita melakukannya dengan penuh semangat.
Kekeliruan umat memandang dunia sebagai tempat persinggahan yang tidak perlu dikelola dengan baik dan penuh semangat, adalah pandangan yang salah. tetaplah dunia ini penting karena akan mengantarkan kita ke akhirat. Bagaimana akhirat dapat dipersiapkan dengan baik jika masa dan tempat bersiap ini tidak dijalani dengan baik dan penuh semangat. Mari, tetap bersemangat di dunia semata untuk persiapan hidup yang lebih lama di sana.***