Salam Merdeka, Bekerja untuk Bangsa

BANGUN pagi ini, tentu
sama dengan bangun pagi-pagi yang lalu. Waktunya, kurang-lebih di jam-jam itu.
Aktivitas juga tidak akan jauh-jauh dari situ. Tapi, bangun pagi di tanggal HUT
RI, ini sekurang-kurangnya ada rasa berbeda. Bagaikan bangun di pagi raya, Idul
Fitri atau Idul Adha (bagi muslim), misalnya rasanya terasa beda rasa.

Sejak awal
bulan, kita bangsa Indonesia sudah merasakan bahang merdeka. Setahun lalu,
gegap-gempita tahun ke-75 kita merdeka begitu terasa harunya kita karena
memperingati HUT Kemerdekaan bersamaan menyebarnya covid-19. Tapi kita tetap
melaungkan pekik ‘Indonesia Merdeka’ sebagai bukti kita selamanya cinta
Indonesia.

Tahun ini,
covid belum punah. Malah jumlah serangannya lebih masif dari tahun lalu. Tapi
kita tidak akan mengalah dengan virus itu dalam usaha kita memperingati
Indonesia Merdeka. Kita akan selalu membayangkan bagaimana para pahlawan bangsa
berjuang. Korban harta dan nyawa adalah hal biasa mereka lakukan untuk dapat
merebut merdeka. Tidak akan mampu kita menghitung, berapa banyak pengorbanan
pahlawan kita dalam berjuang untuk merdeka. Tentu doa-doa kita akan terus kita
sampaikan buat mereka semua.

Pagi ini
kita bangun dari tidur memang sama seperti pagi kemarin-kemarin itu. Tapi kita
tidak mau merasa sama saja. Di tanggal hari ini, 76 tahun lalu kita merdeka.
Sukarno-Hatta, atas nama seluruh rakyat Indonesia menyampaikan ucapan ‘merdeka’
sekitar pukul 10.00 pagi di Jakarta. Pasti tidak disukai oleh penjajah, tapi
kita harus merdeka. Perjuangan panjang oleh para pejuang, pagi itu
berkesempatan dipungkas oleh pemimpin bangsa dengan memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia ke seluruh dunia.

Sejak saat
itu, secara sah kita sudah melepaskan diri dari cengkraman penjajah meskipun
secara fakta tidak diakui langsung oleh bangsa-bangsa di dunia, terutama oleh
bangsa-bangsa yang pikirannya sejalan dengan penjajah. Syukurnya beberapa
negara sahabat secepat kilat mengakui kemerdekaan kita. Dan perjuangan ternyata
tidak selesai di batas pekik proklamasi pagi itu. Lama dan berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun ke depannya pengakuan merdeka itu baru didapatkan dari
negara-negara di dunia.

Pagi ini
kita akan merenung dan mengheningkan cipta dan perasaan kita sambil berdoa.
Mengenang detik-detik kemerdekaan yang dikumandangkan Sukarno-Hatta 76 tahun
yang lalu itu. Sebagai guru, sebagai penyuka dan penggiat literasi juga dan
sebagai rakyat bangsa Indonesia tercinta pada umumnya, kita akan memperingati
perjuangan itu. Selebihnya kita akan terus bekerja dan bekerja sebagai usaha
mengisi kemerdekaan bangsa. Dirgahayu RI, maju dan tumbuh dengan tangguh.***

Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *