Waspada, Korban Covid Menjadi Korban Perampokan

Dari Google.com (Editing)

Catatan M. Rasyid Nur
SEORANG teman, namanya
Nilawati Nasution, dia berbagi info di grup WA. Grup ‘WA BINDO ’78 FK Unri’
yang anggotanya sudah atok-nenek. Maklum anggotanya orang-orang yang tahun 1978
lalu memulai bersama berjuang, senasib-seperjuangan di Universitas Riau (Unri)
Pekanbaru sebagai mahasiswa. Semuanya satu jurusan, Bahasa dan Senin Indonesia
yang rata-rata tamat pada tahun 1983.

Teman ini menceritakan
adanya modus baru perampokan oleh kelompok penjahat berkaitan covid-19. Korban covid-19
yang meninggal dunia, justeru mengalami musibah lainnya, menjadi korban
perampokan. Geram kita kepada perampoknya membaca status ini. Sudah sudah jatuh
ditimpa tangga pula lagi. Begitu mungkin analogi yang tepat dalam kasus ini.

Saya tuliskan ‘kiriman’
teman saya ini dengan ditulis huruf miring dan ditebalkan (dari saya) sebagai
berikut,

Assalammualaikum wrwb.

Telah terjadi
Perampokan dengan modus yg baru…

Ada seseorang meninggal
dunia karena Covid 19 di rumah sakit.. dan dilakukan pemakaman secara protokol
kesehatan…

Setelah 2 hari..

3 orang datang kerumah
Duka.. dengan mengaku tim dari Rumah Sakit akan melakukan sterilisasi
dengan  melakukan penyemprotan
Desinfektan..

Ke 3 orang tersebut, 2
menggunakan baju APD dan yg satunya tidak menggunakan apa2..

Dengan senang hati si
pemilik rumah mempersilakan masuk..

Penghuni rumah
disarankan oleh orang tersebut (yg mengaku tim medis tadi).. supaya keluar
semua.. mengingat akan dilakukan penyemprotan.

Yang 2 orang masuk
rumah dgn menggunakan pakaian APD.. yang satunya menjaga pintu di depan..

Dengan leluasa ke 2
orang tersebut mengkuras perhisan.. jam tangan… HP maupun barang2 berharga yg
ada di rumah… Setelah menguras habis isi rumah.. lanjut keluar dan mengatakan
kpd pemilik rumah jgn masuk dulu sebelum 30 menit..

Selanjutnya pelaku tersebut
pergi begitu aja..

Begitu setengah jam
pemilik rumah masuk.. ternyata lemari porak poranda..

Dan kehilangan Laptop..
perhiasan.. jam tangan .. HP.

 

Untuk itu.. kalau ada
seperti modus  tersebut.. Pastinya
hubungi Satgas Covid-19 ada BABINSA & Bhabinkatibmas serta perangkat desa
setempat. Menjaga lebih baik sebelum terjadi.

Lebih hati2..mohon di
sebarkan ke rt rw warga
🙏🙏🙏….
Info dari tim medis.

Sepertinya postingan
yang dimuatnya pada hari Senin (17/05/2021), itu bukan ditulis oleh Nilawati
sendiri, karena di situ tertulis ‘forwarded
mani times
’ yang berarti ‘diteruskan berkali-kali’. Bagi saya siapapun
penulis awalnya, kapanpun dan dimanapun kejadiannya, bahkan jika kisah ini hanyalah
fiktif belaka, tetap saja layak untuk menjadi perhatian dan kewaspadaan kita. Ada
logika bahwa kejadian seperti ini terjadi.

Tulisan itu saya
teruskan di halaman ini juga karena saya setuju permintaan di akhir tulisan itu
agar siapapun yang membacanya dimohon untuk meneruskannya lagi. Tujuannya agar
lebih banyak orang yang membaca dan lebih banyak pula yang waspada. Tidak mustahil
para penjahat akan memanfaatkan kesempatan yang terbuka oleh keadaan sekarang
ini. Masih maraknya covid-19 yang berakibat banyaknya kematian bisa saja dianggap
para penjahat sebagai adanya kesempatan untuk berbuat kejahatan sebagaimana
info itu.

Mencegah terjadinya
kejahatan dengan meningkatkan kewaspadaan, itu lebih baik dari pada mengatasi
kejahatan yang terlanjur terjadi di hadapan kita. Saya berpikir menyampaikan
info-info seperti ini tidak lenaggar kode etik apapun. Juga tidak menjelekkan
nama siapun. Mari, kita waspada dengan berbagi berita.***

SEORANG teman, namanya Nilawati Nasution, dia berbagi info di grup
WA. Grup ‘WA BINDO ’78 FK Unri’ yang anggotanya sudah atok-nenek. Maklum
anggotanya orang-orang yang tahun 1978 lalu memulai bersama berjuang,
senasib-seperjuangan di Universitas Riau (Unri) Pekanbaru sebagai mahasiswa.
Semuanya satu jurusan, Bahasa dan Senin Indonesia yang rata-rata tamat pada
tahun 1983.

Teman ini menceritakan adanya modus baru perampokan oleh kelompok
penjahat berkaitan covid-19. Korban covid-19 yang meninggal dunia, justeru
mengalami musibah lainnya, menjadi korban perampokan. Geram kita kepada
perampoknya membaca status ini. Sudah jatuh ditimpa tangga pula lagi. Begitu
mungkin analogi –memakai peribahasa– yang tepat dalam kasus ini.

Saya tuliskan ‘kiriman’ teman saya ini dengan ditulis huruf miring
dan ditebalkan (dari saya) di sini semata untuk kewaspadaan kita. Satusnya
berbunyi begini,

Assalammualaikum wrwb.

Telah terjadi Perampokan dengan modus yg baru…

Ada seseorang meninggal dunia karena Covid 19 di
rumah sakit.. dan dilakukan pemakaman secara protokol kesehatan…

Setelah 2 hari..

3 orang datang kerumah Duka.. dengan mengaku tim
dari Rumah Sakit akan melakukan sterilisasi dengan  melakukan
penyemprotan Desinfektan..

Ke 3 orang tersebut, 2 menggunakan baju APD dan
yg satunya tidak menggunakan apa2..

Dengan senang hati si pemilik rumah
mempersilakan masuk..

Penghuni rumah disarankan oleh orang tersebut
(yg mengaku tim medis tadi).. supaya keluar semua.. mengingat akan dilakukan
penyemprotan.

Yang 2 orang masuk rumah dgn menggunakan pakaian
APD.. yang satunya menjaga pintu di depan..

Dengan leluasa ke 2 orang tersebut mengkuras
perhisan.. jam tangan… HP maupun barang2 berharga yg ada di rumah… Setelah
menguras habis isi rumah.. lanjut keluar dan mengatakan kpd pemilik rumah jgn
masuk dulu sebelum 30 menit..

Selanjutnya pelaku tersebut pergi begitu aja..

Begitu setengah jam pemilik rumah masuk..
ternyata lemari porak poranda..

Dan kehilangan Laptop.. perhiasan.. jam tangan
.. HP.

 

Untuk itu.. kalau ada seperti
modus  tersebut.. Pastinya hubungi Satgas Covid-19 ada BABINSA &
Bhabinkatibmas serta perangkat desa setempat. Menjaga lebih baik sebelum
terjadi.

Lebih hati2..mohon di sebarkan ke rt rw warga🙏🙏🙏…. Info dari tim medis.

Sepertinya postingan yang dimuatnya pada hari Senin (17/05/2021),
itu bukan ditulis oleh Nilawati sendiri, karena di situ tertulis ‘forwarded
mani times
’ yang berarti ‘diteruskan berkali-kali’. Bagi saya siapapun
penulis awalnya, kapanpun dan dimanapun kejadiannya, bahkan jika kisah ini
hanyalah fiktif belaka, tetap saja layak untuk menjadi perhatian dan
kewaspadaan kita. Ada logika bahwa kejadian seperti ini bisa saja terjadi jika
kita lengah.

Tulisan itu saya teruskan di halaman ini juga karena saya setuju permintaan
di akhir tulisan itu agar siapapun yang membacanya dimohon untuk meneruskannya
lagi. Tujuannya agar lebih banyak orang yang membaca dan lebih banyak pula yang
waspada. Tidak mustahil para penjahat akan memanfaatkan kesempatan yang terbuka
oleh keadaan sekarang ini. Masih maraknya covid-19 yang berakibat banyaknya
kematian bisa saja dianggap para penjahat sebagai adanya kesempatan untuk
berbuat kejahatan sebagaimana info itu.

Mencegah terjadinya kejahatan dengan meningkatkan kewaspadaan, itu
lebih baik dari pada mengatasi kejahatan yang terlanjur terjadi di hadapan
kita. Saya berpikir menyampaikan info-info seperti ini tidak lenaggar kode etik
apapun. Juga tidak menjelekkan nama siapun. Mari, kita waspada dengan berbagi
berita.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *