Catatan Webinar XI Media Guru Indonesia (Bag. 1)
Tantangan Gurusiana Hari ke-243
AHAD, 13 September 2020. Cuaca tidak sejuk di sini seperti
hari-hari sebelumnya. Kemarin sejuk bukan karena musim dingin. Hanya
karena beberapa hari kemarin hujan rajin mengguyur bumi kami. Syukurnya cuaca
bagus dan akan bagus pula pengaruhnya kepada yang lain. Terutama PLN dan signal
internet, suka terpengaruh cuaca.
Hari ini penting berharap cuaca bagus. Akan ada webinar Media
Guru. Webinar ke-11 dengan tema Pejuang Literasi. Empat orang pejuang literasi
dari 123 orang gurusianer MGI (Media Guru Indonesia) yang tulisannya lolos
masuk baku antologi MGI akan tampil. Buku berjudul Pejuang Literasi itu akan
diluncurkan pada webinar ini. Dan empat orang dari penulis buku Antologi itu
akan tampil pada Webinar XI Media Guru Indonesia ini. Mereka adalah,
1) Ade Kurniawati (Guru BK SMA Negeri 5 Sijunjung)
2) Supardi Harun Arrasyid (Kepala Perpustakaan SMP IT Citra Bangsa)
3) Abd Rauf (Pengawas di Sulsel)
4) Fitria Nurrosyidah (Kepala Sekolah)
Menjadi host adalah Ibu Wiwik dengan moderator Ibu Sri subekti.
Dia yang akan memandu diskusi dengan narsum empat orang itu. Dan istimewanya
pada webinar ini hadir Mas Eko yang adalah Pimred Media Guru. Dia tampil
sebagai keynote speaker dalam webinar inhi.
Ada banyak pesan-pesan Mas Eko kepada peserta webinar. Setelah
menyatakan rasa gembiranya sekaligus memberikan penghormatan kepada petinggi Media
Guru Indonesia, Pak Ihsan dia memimpin doa. Mas Eko juga menyapa Bu Wiwik dan
dua moderator yang bertugas.
Pesan pertama dari Mas Eko adalah bahwa covid-19 itu nyata ada.
Bukan fiksi. Maka ikutilah protokoler kesehatan sebagaimana Pemerintah selalu
mengingatkan. Dengan mimik wajah sedih Mas Eko memimpin membaca alfatihah yang
secara khusus juga disampaikan kepada isteri Pak CEO.
Lalu, dia menegaskan bahwa roh dan jiwa Media Guru itu adalah
literasi itu sendiri. Ini sesuai dengan teman webinar hari ini, Pejuangan
Literasi. Mas Eko menjelaskan salah satu kasus yang dia temukan di awal akan
hadirnya Media Guru, yaitu diketahuinya ada guru melakukan plagiarisme. Atas
dasar itulah muncul ide untuk membuat gerakan literasi agar guru punya wadah
dan kesempatan untuk menulis. Salah satu gagasan itu adalah dengan mendirikan
medianya, blog gurusiana. Pak Ihsan menggagas lahirnya wadah berupa blog yang
diharapkan bisa menampung dan menyalurkan kegiatan literasi guru ini. Hebatnya,
hingga saat ini sudah hampir 76 ribu orang menjadi anggota Grup FB Media Guru.
Mas Eko juga memberikan contoh seorang dosen yang mendapatkan
hadiah rekor Muri karena mampu menulis setiap hari terus-menerus selama tiga
tahun. Wow. Ternyata orang yang mampu secara rutin menulis itu sangat
berpengaruh dalam kehidupannya. Mampu menumbuhkan budaya literasi menulis baik
untuk dirinya maupun untuk lingkungannya.
Hadirnya MGI dengan facebook dan blognya, lalu membuat banyak
program untuk membuat dan menerbitkan buku ternyata saat ini telah muncul
ratusan bahkan ribuan penulis buku. Kata Mas Eko lagi sudah 9.000-an buku yang
berhasil diterbitkan Media Guru bersama para guru. Padahal dulunya begitu
susahnya guru untuk membuat buku. Kini, bahkan dengan program Sasi Sabu, para
siswa pun sudah mampu membuat buku. (bersambung)