Tanjungbatu, Saya Rindu: Sepenggal Kisah di Masa Lalu (ke-6)

Oleh Khairul Amri 

Bermastautin di Pekanbaru
Apa yang membuat saya terbiasa mandiri, saat usia masih belasan? Apa KEMANDIRIAN itu bisa datang cepat begitu saja?
Salah satu yang menjadi pendorong KEMANDIRIAN diri saya, ketika itu, adalah DISIPLIN WAKTU. Ya, soal waktu, Paman saya termasuk orang yang tidak main-main dan bisa ditawar-tawar. Mungkin karena beliau itu seorang guru (saat itu: guru di SMAN 1 Tanjungbatu), sehingga waktu betul-betul jadi hal penting baginya.
Seperti apa saya dibiasakan disiplin dengan waktu?
Satu kebiasaan kecil, tapi sangat membekas, yang saya ingat. Paman mengajarkan saya: coba dibuat jadwal hidup setiap hari. Mulai dari Ahad hingga Senin lagi. Jadwal hidup, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Jadi, waktu sehari-hari itu tidak terbuang sia-sia.
Mulailah saya mencoba. Ya, seperti biasa: merasa terpaksa, bahkan kadang gondok juga. Hmmm. Maklumlah, di usia segitu mestinya waktu main-main saya lebih banyak. Tapi, karena diajarkan disiplin, tidak bisa seperti anak-anak yang menanjak remaja pada umumnya.
Saya coba buat jadwal hidup sehari-hari. Saya susun se-detil mungkin. Jadilah, seperti ini: 
Pukul 05.00 wib: bangun tidur (siap-siap sholat Subuh ke musholla).
Pukul 05.30 wib: selesai Subuh dari musholla.
Pukul 06.00 wib: selesai bersih2 rumah (menyapu,  menimba air, beres2 dll).
Pukul 06.30 wib: siap-siap untuk ke sekolah (mandi dll).
Pukul 07.00 wib: berangkat ke sekolah (naik sepeda).
Di sekolah, dari pukul 07.30-13.00 wib. 
Pukul 13.30 wib: istirahat siang (di rumah saja, jika hari aktif sekolah).
Pukul 16.00 wib: olahraga ringan petang hari.
Pukul 17.30 wib: siap2 ke musholla untuk sholat Magrib berjamaah.
Pukul 19.00 wib: belajar dan mengulang pelajaran (jika Sabtu malam Ahad, boleh jalan2).
Pukul 21.00 wib: tidur lagi.
Begitu setiap hari, jadwal hidup saya. Begitulah disiplin waktu, jam per jam yang dibuat dan sudah dirancang sendiri. Jika ada yang dilanggar atau tak sesuai jadwal, Paman saya pasti akan mengingatkan. Kata dia: jadwal hidup yang dibuat sendiri, tak boleh dilanggar. Kalau kebiasaan melanggar aturan sendiri, nanti sampai tua akan begitu terus. 🙄
Nah, saat Sabtu malam Ahad. Bermalam mingguan-lah ceritanya. Saya diberi izin sama Paman untuk keluar malam. Tapi, syarat utamanya: pulang ke rumah tidak boleh lewat dari jam 9 malam. Kalau lewat, siap-siap saja, akan dikurung di luar dan tak bisa masuk rumah lagi. 
Begitulah DISIPLIN WAKTU yang diajarkan ke saya. Setiap hari, bahkan diingatkan terus jika saya tidak taat jadwal hidup tersebut.
Awalnya, merasa terpaksa. Apalagi masa itu masih ingin bebas, ala anak-anak yang menanjak remaja. Namun, semua itu ternyata menjadi pemicu dan pemacu KEMANDIRIAN diri saya yang pelan2 terbentuk, tanpa saya sadari. Ya, tanpa sadar saja: DISIPLIN WAKTU membentuk KEDISIPLINAN diri.
Inilah juga yang membuat saya selalu rindu kembali ke masa-masa itu.
Tanjungbatu…Saya Rindu. Di Tanjungbatu-lah semua itu saya jalani dan rasakan.
Di Tanjungbatu, KEDISIPLINAN WAKTU saya jalani dengan sedikit terpaksa, yang akhirnya melahirkan KEMANDIRIAN itu.
Semoga suatu waktu akan bisa lagi hadir dan terus ada di Tanjungbatu. Allah swt yang Maha tahu segala2nya. **
Pekanbaru, 15082020
Sabtu pagi, usai makan Canai Kuansing @Gobah 😊

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *