2 Views

Oleh M. Rasyid Nur

IADUL Adha 1441 ini
tercatat istimewa. Dilaksanakan dalam suasana covid-19 masih merajalela. Tentu berbeda
dengan tahun sebelumnya. Indonesia secara umum belum lepas dari corona. Daerah-daerah
di wilayah kita meskipun tidak sama zona keterpaparannya, tetap dalam zona
waspada sesuai tingkat keterpaparannya di masyarakat. Ada yang ditetapkan
sebagai zona merah (bahkan hitam) karena tingkat dan jumlah penderita covid-19
yang sangat tinggi. Ada pula yang disebuat kuning bahkan hijau untuk yang sudah
mulai mengarah ke titik nol jumlah pasien atau yang diduga terpaparnya.

Dalam suasana seperti
itulah kita merayakan Idul Adha. Hari
Raya yang disejalankan dengan pemotongan hewan kurban. Tentu bukanlah sebuah
kebetulan jika Idul Adha 1441 H (2020) ini adalah kesempatan untuk membuktikan
dan menjadikan tingkat solidaritas meningkat. Meningkat terkait pemotongan
hewan kurban di Idul Adha itu sendiri. Maksudnya, pemberian hewan kurban oleh
orang-orang yang dari sisi ekonomi masih berkategori ‘lumayan’ kepada masyarakat
yang ekonominya memprihatinkan karena covid-19 ini. Pemberian yang ikhlas itu
dapat dilihat sebagai satu kesempatan memelihara kebersamaan di antara sesame manusia,
khususnya sesame muslim. Menunjukkan sikap toleransi yang tinggi. Solidaritas.

Sesungguhnya berkurban –dalam
Islam– bagi orang-orang yang mampu adalah sebuah kewajiban. Agama sangat
mengingatkan ini. Dalam satu hadits bahkan Nabi sampai menyatakan ‘jangan
datang ke amsjid kami untuk berhari raya, jika enggan berkurban pada hal dirinya
adalah orang yang mampu untuk itu. Jadi, memberikan sebagian rezeki dalam
bentuk penyembelihan hewan kurban kepada orang-orang yang tidak mampu, itu
adalah sebuah kewajiban yang sudah lazim dilakukan.

Meneruskan ajaran yang
dilaksanakan Ibrahim As pada Idul Adha maka Islam menganjurkan untuk saling
berbagi, khususnya memberikan hewan kurban kepada fakir-miskin dan atau
orang-orang yang berhak menerimanya. Maka di setiap Idul Adha akan selalu ada
orang-orang kaya bersedekah dalam bentuk hewan kurban yang dagingnya dibagikan
kepada orang-orang yang kurang mampu itu. Itu sudah menjadi kelaziman atau
sunnah agama Islam.

Berkaitan dengan
kewajiban itu, pada Idul Adha tahun ini dia memiliki catatan tersendiri. Itu
jika dikaitkan dengan keadaan ekonomi masyarakat yang disebabkan corona. Dalam suasana
corona yang sudah merajalela dalam setengah tahun, ini terbukti juga telah
memporakporandakan ekonomi masyarakat. Ada banyak di antara umat yang tingkat
ekonominya terpuruk disebabkan oleh covid-19.

Maka akan tercatat pada
Idul Adha 1441 tahun ini ada keistimewaan tersendiri bagi orang-orang yang
berkenan memberikan hewan kurban itu. Karena Idul Adha tahun ini adalah tahun
datangnya pandemi covid-19 yang terbukti ikut merusak tatanan ekonomi maka
orang-orang yang terpapar oleh virus corona, ini baik langsung maupun tidak langsung
sangat berharap uluran bantuan dari orang lainnya yang mungkin ekonominya masih
mampu bertahan. Jika tahun lalu masih ada pekerjaan sebagai sandaran biaya
hidup, ternyata tahun ini sudah tidak ada lagi, maka sangatlah dinanti bantuan
dari saudara-saudara lain.

Kita tahu akibat
covid-19 pula sebagian masyarakat menjadi miskin atau bertambah miskin
berbanding tahun sebelumnya. Pada sisi lain, jika sebgian masayrakat yang masih
mampu mempertahankan tingkat ekonominya, dia berkurban (memotong hewan kurban)
dengan niat ikhlas membantu orang-orang yang dalam kesulitan, ini maka secara
tidak langsung akan menyebabkan nilai-nilai kebersamaan akan terus terjaga. Di
sinilah bentuk solidaritas dan kepedulian sosial itu akan terjalin. Dan di situ
pula catatan istimewanya berkurban pada Idul Adha tahun ini.

Menurut informasi dari
beberapa pengurus masjid dan info-info di media yang kita baca bahwa jumlah
hewan kurban tahun ini memang tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Itu
tentunya ada kaitannya dengan keberadaan covid-19. Masyarakat yang
tadinya  berkemampuan untuk berkurban ternyata ada yang merasa tidak mampu
lagi.

Maka bagi orang-orang
yang masih berkemampuan plus berkemauan untuk berkurban, secara otomatis akan
menjadikan pemberian ini sangat berarti. Dalam situasi ekonomi yang berat,
sangatlah diharapkan uluran tangan dari orang-orang yang mampu untuk membantu
orang-orang yang tidak/ kurang mampu itu.

Dapat dipastikan,
pemberian sesedikit apapun kepada orang-orang yang membutuhkan pada saat
ekonomi terpukul disebabkan pandemi covid-19 maka pememberian itu sangatlah
berarti. Tidak berlebihan dikatakan bahwa itu akan menambah tingkat solidaritas
sesama muslim.

Harapan terbaiknya dari
situasi seperti itu adalah bahwa pemberian hewan kurban oleh saudara-saudara
yang mampu (ekonomi) kepada yang kebetulan cukup terpukul ekonominya, itu
semoga menjadi bukti bertahannya solidaritas sesama manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Adalah kesempatan terbaik bagi umat, bahwa sambil beramal
sekaligus membuktikan ada usaha untuk tetap solidar kepada saudara-saudara
lainnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *