TANAIKARIMUN.COM, KARIMUN- HARI Ahad
(24/05/2020) bersamaan 1 Syawal 1441 H adalah hari dilaksanakannya solat Iedul
Fitri 1441 H (2020 M) ini. Hari Iedul Fitri bagi mukmin-mukminat yang berpuasa. Setelah satu bulan menjalankan
perintah berpuasa inilah hari puncak kemenangannya. Seharusnya solat Iedul
Fitri –berjamaah— dilaksanakan di Masjid atau di Lapangan karena memang begitulah
sunnahnya. Begitu pula setiap tahunnya dilaksanakan masyarakat di mana-mana.
(24/05/2020) bersamaan 1 Syawal 1441 H adalah hari dilaksanakannya solat Iedul
Fitri 1441 H (2020 M) ini. Hari Iedul Fitri bagi mukmin-mukminat yang berpuasa. Setelah satu bulan menjalankan
perintah berpuasa inilah hari puncak kemenangannya. Seharusnya solat Iedul
Fitri –berjamaah— dilaksanakan di Masjid atau di Lapangan karena memang begitulah
sunnahnya. Begitu pula setiap tahunnya dilaksanakan masyarakat di mana-mana.
Mengapa dianjurkan di lapangan
terbuka atau sekurang-kurangnya di masjid kaena solat Hari Raya tidak hanya
kesempatan melaksanakan solat sunat muakkad setahun sekali saja. Tapi pada
momen Hari Raya (Iedul Fitri dan Iedul Adha) ada kesempatan mempererat ikatan
silaturrahim. Kesempatan berjumpa yang jarang ada, pada momen Hari Raya adalah
kesempatan terbaik untuk saling
memperkuat kekeluargaan. Setelah solat bersama, orang akan berjabat tangan dan
saling memaafkan secara langsung. Itulah salah satu hikmah mengapa harus
berjamaah di masjid atau di lapangan. Di lapangan juga bisa dihadiri oleh
Ibu-ibu yang terlarang ke masjid untuk dapat mendengarkan khutbah Ied.
terbuka atau sekurang-kurangnya di masjid kaena solat Hari Raya tidak hanya
kesempatan melaksanakan solat sunat muakkad setahun sekali saja. Tapi pada
momen Hari Raya (Iedul Fitri dan Iedul Adha) ada kesempatan mempererat ikatan
silaturrahim. Kesempatan berjumpa yang jarang ada, pada momen Hari Raya adalah
kesempatan terbaik untuk saling
memperkuat kekeluargaan. Setelah solat bersama, orang akan berjabat tangan dan
saling memaafkan secara langsung. Itulah salah satu hikmah mengapa harus
berjamaah di masjid atau di lapangan. Di lapangan juga bisa dihadiri oleh
Ibu-ibu yang terlarang ke masjid untuk dapat mendengarkan khutbah Ied.
Tapi pada Iedul Fitri tahun ini
sedikit berbeda. Masyarakat muslim Indonesia bahkan dunia tidak semuanya
leluasa melaksanakan solat berjamaah sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Di
banyak daerah (tempat) di Indonesia, misalnya sesuai dengan ketentuan
Pemerintah dalam rangka penanganan penularan covid-19, ini solat Iedul Fitri tidak
dibenarkan di masjid atau di lapangan secara umum. Jika ada yang dibolehkan
karena dinilai sudah terkendali, juga ada syarat protokoler kesehatan yang
sudah ditetapkan Pemerintah untuk dijalankan. Tujuannya agar penyebaran
covid-19 dapat terkendali dan diputus mata rantai penyebarannya.
sedikit berbeda. Masyarakat muslim Indonesia bahkan dunia tidak semuanya
leluasa melaksanakan solat berjamaah sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Di
banyak daerah (tempat) di Indonesia, misalnya sesuai dengan ketentuan
Pemerintah dalam rangka penanganan penularan covid-19, ini solat Iedul Fitri tidak
dibenarkan di masjid atau di lapangan secara umum. Jika ada yang dibolehkan
karena dinilai sudah terkendali, juga ada syarat protokoler kesehatan yang
sudah ditetapkan Pemerintah untuk dijalankan. Tujuannya agar penyebaran
covid-19 dapat terkendali dan diputus mata rantai penyebarannya.
Akhirnya masyarakat sebagiannya
menerima arahan Pemerintah yang disampaikan melalui Surat Edaran namun
sebagiannya ada yang tidak dapat menerimanya. Keinginan orang-orang terakhir
ini tetap mau melaksanakan Solat Ied di masjid walaupun daerahnya ditetapkan
sebagai daerah yang berlum terkendali penanganan covid-19 ini. Maka terbagilah
sikap masyrakat di rumah ibadah. Di banyak daerah masyrakatnya tetap
melaksanakan solat Iedul Fitri di masjid selain ada yang di rumah. Di Kabuaten
Karimun, misalnya Kampung Wonosari, sebagian masyrakat tetap ke masjid karena
ada pelaksanaan solat Ied di Masjid Al-Ubudiyah walapun banyak yang tetap teguh
mengikuti arahan Pemerintah. Begitu juga di masjid-masjid lainnya di Karimun
ini. Informasi tak resmi mengatakan bahwa hampir semua masjid (kecuali masjid
resmi Pemerintah: seperti masjid Agung, Jamik) melaksanakan solat Ied.
menerima arahan Pemerintah yang disampaikan melalui Surat Edaran namun
sebagiannya ada yang tidak dapat menerimanya. Keinginan orang-orang terakhir
ini tetap mau melaksanakan Solat Ied di masjid walaupun daerahnya ditetapkan
sebagai daerah yang berlum terkendali penanganan covid-19 ini. Maka terbagilah
sikap masyrakat di rumah ibadah. Di banyak daerah masyrakatnya tetap
melaksanakan solat Iedul Fitri di masjid selain ada yang di rumah. Di Kabuaten
Karimun, misalnya Kampung Wonosari, sebagian masyrakat tetap ke masjid karena
ada pelaksanaan solat Ied di Masjid Al-Ubudiyah walapun banyak yang tetap teguh
mengikuti arahan Pemerintah. Begitu juga di masjid-masjid lainnya di Karimun
ini. Informasi tak resmi mengatakan bahwa hampir semua masjid (kecuali masjid
resmi Pemerintah: seperti masjid Agung, Jamik) melaksanakan solat Ied.
Tanaikarimun.com mencatat, di
Kampung Wonosari beberapa rumah tangga melaksanakannya di rumahnya
masing-masing. Ambil contoh, misalnya
Pak H. Supardi, Kepala KUA Meral Barat yang adalah Ketua Pengurus Masjid
Al-Ubududiyah, Wonosari tetap melaksanakannya bersama keluarga di rumah. Begitu
juga Pak M. Rasyid Nur yang juga penasehat pengurus Masjid Al-Ubudiyah. Dia melaksanakan
di rumahnya bersama keluarga besar isterinya yang datang dari beberapa tempat.
Kampung Wonosari beberapa rumah tangga melaksanakannya di rumahnya
masing-masing. Ambil contoh, misalnya
Pak H. Supardi, Kepala KUA Meral Barat yang adalah Ketua Pengurus Masjid
Al-Ubududiyah, Wonosari tetap melaksanakannya bersama keluarga di rumah. Begitu
juga Pak M. Rasyid Nur yang juga penasehat pengurus Masjid Al-Ubudiyah. Dia melaksanakan
di rumahnya bersama keluarga besar isterinya yang datang dari beberapa tempat.
“Saya dan keluarga, seperti juga
masyarakat lainnya di Kabupaten Karimun termasuk daerah yang oleh Pemerintah
ditetapkan sebagai daerah yang belum dibenarkan solat berjamaah di masjid dalam
jumlah yang ramai. Maka saya dan keluarga melaksanakan solat Ied ini di rumah
saja.” Begitu catatan Pak Rasyid di blog pribadinya –mrasyidnur.blogspot.com–yang
juga diposting di blog Gurusiana menjelaskan perihal kegiatan solat Ied di
rumahnya. Katanya lagi, “Istimewanya, kali ini saya (bersama isteri, anak,
menantu dan cucu) dapat bergabung dengan keluarga isteri saya (ayah, emak dan
adik-adik ipar bersama anak-anak mereka). Tidak kurang 13 orang dewasa plus 7
orang anak-anak. Kami solat di ruang tengah rumah tempat saya dan isteri serta
dua orang anak saya tinggal. Tentu saja ini hikmah tersendiri, kami yang
biasanya bertemu setelah solat di tempat masing-masing, kini justeru bisa solat
di satu tempat.”
masyarakat lainnya di Kabupaten Karimun termasuk daerah yang oleh Pemerintah
ditetapkan sebagai daerah yang belum dibenarkan solat berjamaah di masjid dalam
jumlah yang ramai. Maka saya dan keluarga melaksanakan solat Ied ini di rumah
saja.” Begitu catatan Pak Rasyid di blog pribadinya –mrasyidnur.blogspot.com–yang
juga diposting di blog Gurusiana menjelaskan perihal kegiatan solat Ied di
rumahnya. Katanya lagi, “Istimewanya, kali ini saya (bersama isteri, anak,
menantu dan cucu) dapat bergabung dengan keluarga isteri saya (ayah, emak dan
adik-adik ipar bersama anak-anak mereka). Tidak kurang 13 orang dewasa plus 7
orang anak-anak. Kami solat di ruang tengah rumah tempat saya dan isteri serta
dua orang anak saya tinggal. Tentu saja ini hikmah tersendiri, kami yang
biasanya bertemu setelah solat di tempat masing-masing, kini justeru bisa solat
di satu tempat.”
Baik di rumah Pak Supardi, di
rumah Pak Rasyid atau di beberapa rumah lainnya, biasanya Kepala Rumah Tangga
sendiri yang bertindak menjadi imam sekaligus sebagai khatib. Pak Rasyid dan
Pak Pardi sudah pasti sekaligus merangkap menjadi imam dan khatib.
rumah Pak Rasyid atau di beberapa rumah lainnya, biasanya Kepala Rumah Tangga
sendiri yang bertindak menjadi imam sekaligus sebagai khatib. Pak Rasyid dan
Pak Pardi sudah pasti sekaligus merangkap menjadi imam dan khatib.
Menurut keterngan yang
dikumpulkan Tanaikarimun.com setiap rumah atau di masjid-masjid yang tetap
melaksanakan kegiatan solat Ied, kegiatan sudah dimulai sejak pukul 07.00
dengan persiapan sambil melantunkan takbir. Di Masjid Al-Ubududiyah juga sudah
dimulai sedari pagi itu. Bertindak sebagai Imam adalah Bapak Ridwan H. Ali
sementara sebagai khatib adalah Ust. Komaruddin, keduanya warga Wonsoari.***
dikumpulkan Tanaikarimun.com setiap rumah atau di masjid-masjid yang tetap
melaksanakan kegiatan solat Ied, kegiatan sudah dimulai sejak pukul 07.00
dengan persiapan sambil melantunkan takbir. Di Masjid Al-Ubududiyah juga sudah
dimulai sedari pagi itu. Bertindak sebagai Imam adalah Bapak Ridwan H. Ali
sementara sebagai khatib adalah Ust. Komaruddin, keduanya warga Wonsoari.***