9 Views

Oleh M. Rsyid Nur

KEDENGARANNYA memang rada aneh. Harus mematuhi
arahan yang tidak jelas dengan tujuan agar menjadi jelas. Memang ada apa? Arahan
apa yang tak jelas? Dan bagaimana maksudnya agar menjadi jelas?
Ini masih berkaitan dengan covid-19 alias corona
yang disangkut-pautkan dengan situasi hari-hari ini, hari Idulfitri. Hari-hari
yang sejatinya adalah hari saling berkunjung antar keluarga, saudara,
handai-tolan dan tetangga. Yang jauh akan dibuat dekat. Yang belum ketemu akan
dibuat ketemu dengan salam dijabat. Namanya suasana lebaran. Hari Raya.

Tapi corona telah mengubah
segalanya. Corona telah mengubah tempat solat Id yang seharusnya di lapangan
atau di masjid, nyatanya harus di rumah saja. Corona malah mungkin membuat ruang tamu kita
justeru tidak ada tamunya. Padahal kini adalah Hari Raya, Idulfitri yang selalu
menjadi puncak silaturrahmi diantara kita.

Ketika saatnya saling berkunjung tiba setelah
solat Idulfitri, itu ternyata itu tidak bisa dilakukan begitu saja. Tidak bisa
seperti biasa, seperti tahun-tahun yang sudah. Pemerintah melalui berbagai
saluran (media) mengingatkan agar tetap waspada dengan kemungkinan penularan
covid-19. Dan arti waspada itu adalah menjaga jarak, sebisanya tidak bersemuka,
menggunakan masker dan lain sebagainya. Maka menjadi gundahlah kita untuk
melaksanakan tradisi saling berknjung di Idulfitri ini.
Dalam keadaan seperti itu, ada semacam surat yang
beredar di Medsos yang berisi semacam arahan kepada siapa saja untuk mematuhi
beberapa hal ketika akan saling berkunjung atau berniat untuk saling berkunjung
ke rumah teman. Arahan yang –saya tidak tahu asal-muasal pengirimnya—beredar di
grup-grup WA itu beredar beberapa hari sebelum jatuh 1 Syawal kemarin itu. Saya
baca berulang-ulang arahan tak jelas itu, justeru bisa membuat jelas kepada
kita jika itu diikuti. Surat atawa arahan itu persisnya berbunyi begini,
Bapak-ibu, Om-tante,
Saudara-saudaraku, semuanya.
Nanti pas
lebaran, sebelum berkunjung ke rumah seseorang hubungi dulu orangnya, tanya
baik-baik dia nerima tamu apa nggak ??
Klo gak
terima tamu jangan tersinggung, hargai, mungkin mereka merasa lebih aman tidak
terima tamu, atau mungkin ada bayi, anak kecil, lansia atau riwayat penyakit
yang mungkin kita gak tau,,
Karena
lebaran tahun ini memang berbeda dengan lebaran-lebaran sebelumnya, kita lagi
dalam masa pandemi jadi tolong hargain setiap keputusan yang diambil, jangan
sok menghakimi,,
Kalo
ternyata orangnya terima tamu, berkunjunglah dengan tetap mematuhi standar
kesehatan, pake masker, cuci tangan dulu di tempat yg sudah disediakan.
Kalo pas
datang disemprot desinfektan atau di sodori hand sanitizer jangan marah,
hormati, Gak usah salaman gpp, jangan Otomatis nyolek-nyolek bayi dan anak
kecil,,
Jangan juga
maksain anak kecil harus Salim, biar dapet Sangu
Menyangu
, kalo mau ngasih ya ngasih aja,,
Pandemi ini
nyata dan masih ada. Berhati-hati lebih baik daripada menyesal kemudian.
Banyak-banyak
toleransi akan sikap setiap orang, mungkin ada beberapa yang ketat sekali sampe
semprot sana sini, ya hormati aja.
Semoga kita
bisa menjadi pribadi yang lebih manusiawi. Intinya saling menghargai perlu, beda
pendapat biasa, saling menjaga juga perlu karna kita gak pernah tau virus itu
ada dimana dn kapan aja bisa kena
Semoga kita
semua dilindungi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang dr virus Corona
Aamiin. 🙏🙏🙏..
#selfreminder #staysafe #staystrong #stayhealthy #stayhappy #stayathome 🙏🙏😍😍
Jujur, saya tidak tahu itu ditulis oleh siapa. Dan
maaf, saya juga tidak berusaha mencari tahu siapa penulis pertamanya. Yang saya
tahu, surat eh arahan (eh…apa sajalah istilahnya) itu beredar dari satu grup ke
grup –medsos– lainnya di HP kita. Saya membaca dan menurut saya bagus-bagus
saja isinya. Tujuan penulis surat itu rasanya tidak ada yang salah. Sekali lagi,
usteru bisa membuat jelas apa yang sebelumnya tidak jelas.
Menurut saya, justeru arahan yang tidak/ belum
jelas sumbernya itu dapat membuat jelas tata krama bertamu kita saat berhari
raya di musim covid-19 ini. Ya, kita patuhi saja agar benar-benar tidak terjadi
kesalahpahaman diantara kita. Tujuan utama kita untuk saling bersilaturrahim
jangan sampai rusak karena kesalahan pemahaman kita sendiri.*** 
Diposting juga di:  https://mrasyidnur.gurusiana.id/article/2020/5/mengikuti-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *