1 Views
Tanaikarimun.com – Karimun, “WASPADA Covid-19 Janganlah Kendur, karena Pasien Covid Ternyara Masih Muncul.” Itu bunyi kalimat indah dari sebuah akun di Medsos. Kita setuju dengan status FB yang diposting Kamis (30/04/2020) pagi itu. Ditulis di Karimun, tentu dan pasti ditujukan lebih kepada masyarakat Kabupaten Karimun. Kok Karimun? Maksudnya diutamakan di Kabupaten Berazam ini mengingat adanya kontroversi di antara masyarakat perihal sikap waspada covid ini. Semua pembaca tentu wajib waspada dimanapun berada.
Kabupaten Karimun diduga utama target status itu karena di satu sisi Pemerintah begitu ketat dalam mengelola covid-19 di daerah ini di sisi lain sebagian masyarakat memandang itu tidak perlu seperti itu. Pemerintah Kabupaten, misalnya meneruskan fatwa MUI dan edaran Kemenag RI yang melarang Jumatan dan tarawih berjamaah (berama-ramai) di Masjid atau Musolla sementara masyarakat itu menilai Kabupaten Karimun belum termasuk zona yang dianggap ‘haram’ solat berjamaah di masjid/ musolla.
Dasar Pemerintah membuat edaran yang sama persis isinya dengan Surat Edaran No 6 Menteri Agama Tahun 2020 itu adalah karena ancaman ke Kabupaten Karimun itu sudah nyata dari beberapa daerah zona merah di sekelilingnya. Sebutlah Batam, Tanjungpinang, Pekanbaru (Riau) dan membludaknya pendatang (TKI) baik warga Karimun maupun warga daerah lain yang transitnya di Karimun. Sangat berbahaya jika ancaman ini tidak diekstra hati-hati menyikapinya. Sekurang-kurangnya Karimun itu bisa berwarna mendekati merah. Hanya masyarakat tetaplah tidak atau belum mau menerima itu.
Itulah kontroversi yang muncul di masyrakat daerah ini. Sementara di dalam berita resmi baik berita online maupun koran (cetak) terus ada berita kasus covid di sini. Semaklah sebuah berita dari website beralamat https://radioazam.id/tiga-warga... menyebutkan, “Tiga orang asli Kabupaten Karimun dinyatakan positif corona atau covid 19, yang tertular dari pendatang asal Kampar-Riau.” Itu judul beritanya.
Lebih jauh website milik Radio Azam FM Kabupaten Karimun itu menjelaskan, “Informasi itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Karimun, Rahmadi yang juga selaku juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan
Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun, Selasa (28/4).”
Karimun, Rahmadi yang juga selaku juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan
Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun, Selasa (28/4).”
“Tiga orang yang baru positif ini tertular dari kakek 90 tahun kasus
terbaru kemarin. Jadi mereka ini kluster dari kasus positif nomor 02.
Hasilnya baru keluar hari ini, berdasarkan pemeriksaan Polymerace Chain
Reaction (PCR).” Begitulah dinyatakan oleh Pak Rahmadi yang diposting oleh website tersebut
terbaru kemarin. Jadi mereka ini kluster dari kasus positif nomor 02.
Hasilnya baru keluar hari ini, berdasarkan pemeriksaan Polymerace Chain
Reaction (PCR).” Begitulah dinyatakan oleh Pak Rahmadi yang diposting oleh website tersebut
Akankah kita ‘slambe’ (istilah orang Melayu, di sini) saja dengan informasi tebaru ini? Jangan. Janganlah kita lalai. Maka pesan status itu penting kita perhatikan karena itu akan menjadi penguat semangat kita untuk berusaha agar daerah dan warga kita tidak terpapar lagi oleh virus yang sangat mematikan. Tiga hari lalu kita kehilangan seorang Walikota (Tanjungpinang) yang menurut beritanya adalah korban covid-19. Pak Syahrul yang tengah menerajui Kota Tanjungpinang bersama Rahma harus ‘berangkat’ dibawa oleh covid-19.
Banyak sudah berita-berita kematian yang disebabkan oleh covid-19. Tiap hari kita disuguhkan berita kematian baik melalui saluran resmi Pemerintah Pusat maupun saluran info lainnya. Berita televisi sore kemarin juga menyampaikan kematian seorang dokter muda dalam usia 25 tahun yang bernama Michael terpapar covid-19 dan juga meregang nyawanya. Kejadian terakhir ini terjadi di Indonesia bagian Timur sana.
Jadi, tidak ada alasan untuk meragukan pesan dan arahan Pemerintah Indonesia (termasuk di daerah kita masing-masing) untuk lebih waspada dan waspada terus agar tidak terpapar corona. Ribuan kematian yang setiap hari disiarkan, cukuplah menjadi catatan yang harus kita lewatkan. Jangan lagi terulang di ccatatan baru.***