Puisi KETIKA LITERASI MENYATU DENGAN LAPAR ITU

Karya M. Rasyid Nur 
 

Terasa hausnya terasa juga
laparnya
Itulah ciri puasa pembuka
Ramadhan hari pertama adalah istimewa
Hari kedua, hari ketiga, hari-hari berikutnya lebih istimewa 

Tak makan dan tak minum adalah
rukunnya
Tak menuding tak membantah tak membelalakkan mata adalah syaratnya

Terasa lapar terasa dahaga adalah
pesannya
Kasih sayang dan saling bantu itu hikmahnya
Keikhlasan dan ketakwaan adalah buahnya

Ini adalah awal mula perjuangan
kita
Perjuangan membelenggu iblis laknatullah
Sejak Nabi Adam hingga dunia padam dia tetap mendendam
Maka penjarakanlah dia, laknatullah
Insyaallah untuk satu bulan ke depan
Jalan panjang terbentang bukan untuk ditelikung jalan cepat seperti terang
Sampai tak sampai adalah syarat diterima niat dan lapar ini

Akankah berhasil untuk
mendapatkan berkah-Nya
Adakah akan diberi derajat taqwa-Nya
Tiada yang tahu karena itu adalah rahasia Pemilik perintah
Hanya usaha dan doa yang tersimpan di dada
Hanya  itulah pemilik hamba-hamba yang tunduk pada-Nya

Sebagai penggila literasi
duniawi dan ukhrowi
Yang menulis dan membaca adalah kaji

Yang sambil berpuasa wajib juga
dijalani
Menulis, membaca, menerjemah bacaan-Nya juga diisi
Diantara lapar dan haus yang berpelukan di hati

Akankah menulis, membaca dan
mencari makna adalah ibadah yang terjanji dari firman-Nya
Adakah mendidik dan mengajar siswa dari rumah adalah fastabiqul khairot yang
diajak-Nya.
Adakah iktikaf di rumah juga diterima-Nya

Jawabannya hanya ada di sana
Ya Allah, berilah kekuatan dan
kesehatan kepada kami untuk menjalankan amanah hidup ini Tbk, Tbk, 25042020 

Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *