Catatan M. Rasyid Nur
HARI ini, 21 April kita memperingati lahirnya salah seorang Pahlawan Nasional, RA. Kartini. Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara. Anak dari Bupati Jepara waktu itu, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dengan Ibu M.A. Ngasirah. Dia wafat pada 17 September 1904 di Kabupaten Rembang.
Info dan catatan tentang Kartini dapat dengan mudah kita temukan. Baik di buku-buku sejarah anak-anak sekolah atau di media lainnya pasti ada. Syukurnya juga catatan tentang Kartini hampir hafal juga oleh para siswa sekolah kita. Mulai dari SD hingga ke SLTA bahkan ke Perguruan Tinggi sejarah Kartini dan pahlwan lainnya memang dipelajari.
Nama lengkap Kartini adalah Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat dengan sebutan yang paling lengket di kepala kita adalah Ibu Kartini. Sebutan ini tentu saja karena ada lagu Nasional yang berjudul Ibu Kita Kartini yang setiap Senin Pagi selalu dinyanyikan. Apel Senin Pagi adalah saat kita selalu mendengarkan lagu itu dikumandangkan.
Ada satu kalimat Kartini yang terkenal berbunyi begini, “Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan.” Kartini menyatakan bahwa kehidupan manusia itu serupa dengan alam yang silih berganti antara gelap dan terang, antara susah dan senang. Kita tentu setuju pernyataan itu..
Tentang Kartini sendiri pasti tidak habisnya kita mempelajari. Dia memang tokoh wanita yang dicatat sejarah sangat besar jasanya kepada Bangsa. Kita baca di buku, misalnya karena Kartini bisa berbahasa Belanda, di rumah ia belajar sendiri, membaca, dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda yang akhirnya kebiasaan ini belakangan melahirkan buku yang terkenal itu, Habis Gelap Terbitlah Terang.
Apa yang penting saat ini kita tekankan, setidak-tidaknya pada diri kita adalah bahwa kita tidak akan melupakan Ibu Kartini. Saya menemukan catatan yang mengingatkan kita tentang kalimat-kalimat atau pernyataan Kartini yang terkenal dan sampai kini tetap kita ingat. Misalnya,
1) Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
2) Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.
3) Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna dapat kami rasakan.
Dan banyak lagi pesan Kartini yang perlu terus kita ingat untuk melanjutkan perjuangannya. Sekali lagi, tentu saja yang amat penting bagi kita adalah bagaimana kita memetik hikmah dari pesan-pesan yang pernah disampaikan Ibu Kita Kartini. Selamat Hari Kartini, semoga Tuhan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya.***
Dari beberapa sumber. Sudah dipublish juga di: www.mrasyidnur.gurusiana.id